Laba Telkom Naik 19 Persen, Peluang Besar pada Bisnis Non-Telkomsel
Pendapatan PT Telkom Indonesia Tbk naik 4,94 persen pada tahun 2021, sementara laba usahanya tumbuh 9,32 persen. Telkom dinilai bakal mendapatkan pertumbuhan bisnis dari segmen non-Telkomsel.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Salah satu emiten telekomunikasi, PT Telkom Indonesia Tbk, membukukan pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada tahun 2021. Demikian pula dengan emiten pada sektor telekomunikasi lainnya, yaitu PT Sarana Menara Nusantara Tbk.
Dalam laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Selasa (19/4/2022), terlihat bahwa Telkom membukukan kenaikan pendapatan 4,94 persen. Pendapatan naik dari Rp 136,4 triliun tahun 2020 menjadi Rp 143,2 triliun tahun 2021. Laba usaha Telkom juga naik 9,32 persen dari Rp 43,5 triliun menjadi Rp 47,5 triliun sepanjang 2021.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 24,76 triliun. Laba tahun berjalan ini naik 19 persen dari Rp 20,8 triliun pada tahun 2020 sehingga laba per saham pun naik dari Rp 210 menjadi Rp 249 per saham.
Para analis Samuel Sekuritas dalam risetnya mengatakan, Telkom akan mendapatkan pertumbuhan bisnis dari segmen non-Telkomsel. ”Telkom akan meraup lebih banyak manfaat dari meningkatnya permintaan untuk layanan broadband, terutama setelah konsolidasi bisnis menaranya serta strategi untuk memperbanyak portofolio menara (secara organik ataupun anorganik),” demikian menurut riset tersebut.
Emiten dalam sektor telekomunikasi lain, khususnya yang bergerak pada penyewaan menara telekomunikasi, pun sudah menyampaikan laporan keuangannya. PT Sarana Menara Nusantara Tbk berhasil menaikkan laba bersih sebesar 20,85 persen. Laba naik dari perolehan tahun 2020 yang sebesar Rp 2,84 triliun menjadi Rp 3,43 triliun pada tahun 2021.
Kenaikan laba bersih itu ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 16 persen dari Rp 7,45 triliun tahun 2020 menjadi Rp 8,64 triliun tahun 2021. Emiten yang termasuk ke dalam konglomerasi Grup Djarum tersebut banyak mendapatkan order sewa menara dari operator telekomunikasi.
Hasil penyewaan menara dari PT XL Axiata Tbk, PT Hutchison 3 Indonesia, PT Indosat Tbk, dan PT Telekomunikasi Seluler menyumbang 84 persen pendapatan Sarana Menara Nusantara. Dari sisi aset, terdapat peningkatan sebesar 92,2 persen dari Rp 32,2 triliun menjadi Rp 65,8 triliun.
Sebelumnya, emiten lain di sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan kinerja keuangan yang bagus seiring dengan pemulihan ekonomi di sepanjang tahun 2021. Kinerja positif emiten dari berbagai sektor dinilai mencerminkan perekonomian yang sudah membaik setelah tertekan akibat pandemi Covid-19.
Kinerja positif emiten dari berbagai sektor dinilai mencerminkan perekonomian yang sudah membaik setelah tertekan akibat pandemi Covid-19.
Emiten penyedia menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, misalnya, mengumumkan kenaikan laba bersih 53,4 persen, yakni dari Rp 1 triliun tahun 2020 menjadi Rp 1,55 triliun tahun 2021. Dalam laporannya kepada BEI, Tower Bersama Infrastructure menyebutkan, ada kenaikan pendapatan sebesar 15,99 persen dari Rp 5,3 triliun menjadi Rp 6,1 triliun.
Pendapatan terbesar Tower Bersama Infrastructure diperoleh dari sewa menara oleh pihak ketiga, yakni perusahaan operator seluler PT Telekomunikasi Selular sebesar Rp 2,2 triliun, PT Indosat Tbk sebesar Rp 1,33 triliun, PT XL Axiata Tbk sebesar Rp 975 miliar, PT Hutchison 3 Indonesia sebesar Rp 916 miliar, dan PT Smartfren Telecom Tbk sebesar Rp 439,7 miliar.