Sebanyak 268.000 kendaraan akan mudik dari Surabaya, Jawa Timur, dalam masa angkutan Lebaran 2022, sedangkan arus balik lebih besar sehingga disiapkan rekayasa untuk kelancaran lalu lintas.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pengelola jaringan jalan tol di Surabaya memprediksi sedikitnya 268.000 kendaraan akan meninggalkan Surabaya saat arus mudik Lebaran 2022. Perlu pematangan operasionalisasi dan rekayasa agar lalu lintas di jalan tol tetap lancar selama masa angkutan hari raya.
Demikian diutarakan General Manager Representative Office 3 Transjawa Tollroad Regional Division PT Jasa Marga (Persero) Tbk Hendri Taufik, di Surabaya, Selasa (19/4/2022). Pengelola Jalan Tol Surabaya-Gempol telah mempersiapkan rekayasa lalu lintas bersama Polri untuk menjamin kelancaran perjalanan masyarakat selama masa angkutan H-7 sampai H+7 Lebaran.
Menurut Hendri, Jasa Marga memprediksi kurun waktu 25 April-2 Mei 2022 merupakan masa mudik masyarakat. Puncak arus mudik diyakini terjadi pada 29 April 2022. Selama masa mudik, jumlah kendaraan yang meninggalkan Surabaya diperkirakan 268.000 unit.
”Jumlah kendaraan yang arus balik lebih banyak,” kata Hendri. Untuk arus balik berlangsung 4-10 Mei 2022. Puncak arus balik kemungkinan terjadi pada 8 Mei 2022. Selama masa arus balik, jumlah kendaraan yang masuk Surabaya diperkirakan 282.000 unit. Jika prediksi itu benar, ada penambahan 14.000 kendaraan, terutama mobil pribadi.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jatim Komisaris Besar Latif Usman mengatakan, arus balik biasanya lebih besar daripada arus mudik. Beberapa faktor pendukung, yakni urbanisasi atau pergerakan masyarakat dari perdesaan ke perkotaan untuk mencari pekerjaan.
”Selain di jalan raya, rekayasa dan pengawasan lalu lintas di jalan tol juga cukup penting,” kata Latif.
Hendri mengatakan, Jalan Tol Surabaya-Gempol tidak hanya dilintasi pemudik arah timur (Probolinggo-Banyuwangi), tetapi juga ke selatan (Malang Raya). Selain itu, ruas tol ini juga menyangga komuter dan pergerakan barang serta jasa dari kawasan industri di Surabaya-Sidoarjo.
Kami juga menyiapkan kendaraan, pompa, dan petugas untuk antisipasi banjir dan tanah longsor. (Hendri Taufik)
Jasa Marga akan mendukung penerapan rekayasa lalu lintas oleh Polda Jatim saat terjadi kepadatan di gerbang tol. Misalnya, mengalihkan kendaraan untuk keluar dari tol ketika ada kemacetan di Gerbang Kejapanan Utama, Waru Utama, dan Sidoarjo 2. Layanan transaksi akan ditingkatkan dengan penambahan gardu tol, pembaca kartu tol, dan petugas tapping kartu.
Selain itu, operator tol menyiagakan mobil layanan, ambulans, mobil penyelamat (rescue), truk derek, patroli, mobil pengamanan satuan tugas Lebaran, dan kendaraan keamanan ketertiban. Kamera pemantau telah diperiksa dan dalam kondisi prima sehingga bisa beroperasi seluruhnya.
Di ruas Surabaya-Gempol ada 72 kamera pemantau (CCTV) dan 14 variable message sign. Oleh petugas, alat-alat ini untuk penindakan bukti pelanggaran (tilang) terhadap pengemudi yang melaju melebihi batas kecepatan (80-100 kilometer per jam).
”Kami juga menyiapkan kendaraan, pompa, dan petugas untuk antisipasi banjir dan tanah longsor,” kata Hendri.
Latif mengatakan, petugas akan memasang janur kuning di kendaraan yang melanggar peraturan lalu lintas. Benda ini akan dipasang di dekat spion dengan harapan terlihat oleh pengendara lain dan menggugah kehati-hatian. Kendaraan berjanur bisa diartikan berisiko membahayakan pengendara lain.
”Harapannya, pengemudi jadi berhati-hati,” kata Latif. Pemasangan janur kuning bukan pengganti dokumen tilang untuk sanksi yang biasanya denda melalui sidang pengadilan. Kendaraan yang melanggar tetap akan ditindak, dikenai sanksi dan tilang, serta dipasangi janur kuning.