PP Presisi Bukukan Rp 1 Triliun Kontrak Baru di Triwulan I-2022
Emiten konstruksi PT PP Presisi Tbk menyatakan telah mengantongi kontrak baru Rp 1 triliun di triwulan I-2022. Kontrak diperoleh dari sejumlah proyek di sektor pertambangan dan pekerjaan sipil.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten konstruksi PT PP Presisi Tbk menyatakan sudah memiliki kontrak baru senilai Rp 1 triliun pada tiga bulan pertama tahun 2022. Pencapaian kontrak baru itu meningkat 26 persen dibandingkan dengan kontrak baru yang diperoleh tahun 2020, yakni sebesar Rp 444 miliar.
Kontrak baru tahun ini didapatkan dari pengerjaan pada sektor pertambangan, yaitu Proyek Weda Bay sebesar Rp 222.5 miliar. Selain itu, ada pula proyek revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma senilai Rp 46,7 miliar, proyek kereta api Sumatera Utara-Binjai senilai Rp 85,8 miliar, dan entitas anak PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA) pada proyek basic engineering design road hauling senilai Rp 72,6 miliar.
Dalam keterangannya, Senin (4/4/2022), Direktur Utama PT PP Presisi Tbk Rully Noviandar menjelaskan, proyek tersebut merupakan jasa pertambangan nikel dan sipil yang dikerjakan oleh PP Presisi dan anak usahanya, yakni PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA).
”Kontrak baru eksternal mendominasi perolehan kontrak baru dengan kontribusi sebesar 95 persen dari non-PP grup dan 4 persen dari grup,” tambah Rully. Rully optimistis, PP Presisi mampu mencapai target pada tahun 2022. Selain mengerjakan kontrak bari, PP Presisi juga terus mengerjakan proyek-proyek lain yang sedang ditangani.
Bursa Efek Indonesia memiliki satu lagi emiten baru yang mulai tercatat pada Senin (4/4/2022), yakni PT WIR Asia Tbk. WIR Asia menjadi emiten ke-13 pada tahun ini. WIR Asia mendapatkan dana publik Rp 392 miliar dari penawaran perdana ini. Dana yang didapatkan dari penawaran perdana itu akan digunakan untuk belanja modal, modal kerja, serta untuk ekspansi bisnis.
WIR Asia melepaskan 2,33 miliar saham baru atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. WIR Asia merupakan perusahaan teknologi yang memiliki visi menyediakan dunia metaverse yang dapat dinikmati semua orang. Harga saham WIR Asia langsung melonjak 34,52 persen dari Rp 168 menjadi Rp 226 per saham.
Emiten baru juga sudah memberikan laporan keuangannya. Emiten pengelola perkebunan sawit PT Sumber Tani Agung Resources Tbk, misalnya, melaporkan penjualan bersih yang meningkat 40 persen dari Rp 4,2 triliun menjadi Rp 5,8 triliun pada akhir 2021. Adapun laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk meningkat 162,7 persen dari Rp 410 miliar menjadi Rp 1,08 triliun.
Total aset Sumber Tani juga naik dari Rp 5 triliun menjadi Rp 5,8 triliun. Padahal, Sumber Tani baru tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 10 Maret lalu, menjadi emiten ke-11 pada tahun 2022.