Perbankan Jalin Kerja Sama untuk Salurkan Pendanaan
BSI menjalin kerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk pengembangan ekspor produk halal berbasis pendanaan syariah. Adapun Bank Mandiri terus menggiatkan pendanaan proyek infrastruktur.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk meningkatkan penyaluran kredit, perbankan menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak. Dengan jaringan yang luas, bank akan menjangkau lebih banyak sektor untuk didanai.
Terkait hal ini, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjalin kerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk pengembangan ekspor produk halal melalui pembiayaan berbasis syariah. Dalam kesempatan ini juga dilakukan perjanjian kerja sama akad pembiayaan kepada nasabah berskala besar atau wholesale senilai Rp 3 triliun yang akan digunakan untuk pengembangan bisnis LPEI.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, BSI mendukung potensi industri halal sebagai segmen yang harus terus dikembangkan, terutama dari sisi ekspor yang berkontribusi besar bagi penerimaan negara. ”Selain itu, dengan adanya kerja sama ini, kami berharap dapat mendukung peran LPEI dalam transaksi ekspor nasional,” ujar Hery, Jumat (1/4/2022).
Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso berharap kerja sama dengan BSI dapat semakin mendukung LPEI dalam menjalankan perannya sebagai special mission vehicle Kementerian Keuangan dalam meningkatkan ekspor nasional.
BSI mendukung potensi industri halal sebagai segmen yang harus terus dikembangkan, terutama dari sisi ekspor yang berkontribusi besar bagi penerimaan negara.
”Kami juga optimistis BSI akan mendukung LPEI dalam mengoptimalisasi pembiayaan ekspor khususnya di sektor ekonomi syariah,” ujar Rijani.
Proyek infrastruktur
Kerja sama untuk penyaluran pembiayaan juga dilakukan Bank Mandiri. Bank pelat merah ini sepakat menyalurkan kredit senilai total Rp 2,3 triliun untuk membiayai pelaksanaan dua proyek infrastruktur dasar yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yaitu kepada PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur dan PT Baja Titian Utama.
Dari total kredit tersebut, sebesar Rp 1,73 triliun adalah fasilitas term loan yang diberikan kepada PT Baja Titian Utama. Fasilitas term loan merupakan jenis kredit yang pencairannya bisa dilakukan sekaligus atau bertahap sesuai jadwal. Kredit itu untuk pendanaan proyek penggantian atau duplikasi 37 jembatan berjenis callender hamilton (CH) atau jembatan rangka baja yang tersebar di Pulau Jawa.
Fasilitas term loan itu memiliki jangka waktu 12 tahun. Keseluruhan proyek pembangunan 37 jembatan yang dibiayai di Pulau Jawa tersebar di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Diperkirakan pembangunannya rampung dalam dua tahun.
Adapun sisa pembiayaan Rp 572,6 miliar diberikan kepada PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur. Ini merupakan bagian dari kredit sindikasi senilai Rp 1,172 triliun Bank Mandiri bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan Bank Jabar Banten Tbk untuk pembangunan konstruksi Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I. Dalam kesepakatan ini Bank Mandiri bertindak sebagai pemimpin atau mandated lead arranger and bookrunner (MLAB).
Kredit sindikasi pada proyek SPAM Regional Jatiluhur I memiliki tenor selama lebih dari 11 tahun. Keseluruhan pembangunan diharapkan selesai pada tahun 2024. Nantinya, SPAM Regional Jatiluhur I direncanakan dapat meningkatkan suplai air minum sampai dengan 4.750 liter per detik dan disalurkan ke Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang.
Kedua, perjanjian kredit tersebut ditandatangani di kantor Ditjen Cipta Karya Kemen PUPR, Jakarta, pada Jumat (1/4/2022). Perjanjian kredit sindikasi ditandatangani oleh Direktur Utama PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur Hendra Rachmanto, Senior Vice President Bank Mandiri yakni Ferdianto Munir dan Erwanza Nirwan, Branch Manager Bank BPD Jabar Bernard Aditya, dan Direktur Sarana Multi Infrastruktur Darwin Trisna Djajawinata.
Adapun perjanjian fasilitas term loan ditandatangani oleh Direktur Utama PT Baja Titian Utama Budi Hartono dan Senior Vice President Commercial Banking VI Bank Mandiri Ferdianto Munir, serta disaksikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, dan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi.
Semua infrastruktur ini menjadi strategis karena menyangkut hajat hidup masyarakat sehingga kami berharap keikutsertaan Bank Mandiri semakin membuktikan kehadiran BUMN untuk negeri Indonesia.
Darmawan menjelaskan, aksi korporasi ini merupakan realisasi dukungan Bank Mandiri sebagai perusahaan BUMN pada upaya pemerintah untuk mempercepat penyediaan infrastruktur strategis.
”Semua infrastruktur ini menjadi strategis karena menyangkut hajat hidup masyarakat sehingga kami berharap keikutsertaan Bank Mandiri semakin membuktikan kehadiran BUMN untuk negeri Indonesia,” ujar Darmawan.
Dalam kesempatan tersebut, Bank Mandiri juga menandatangani nota kesepahaman (MOU) terkait penyediaan dan pemanfaatan Jasa Layanan Perbankan di Lingkungan Kementerian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat
Sebagai tambahan informasi, sampai dengan akhir tahun 2021, Bank Mandiri telah menyalurkan dukungan pembiayaan ke sektor konstruksi infrastruktur dengan outstanding sebesar Rp 57,1 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 12 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020.