Dongkrak Kerja Sama Perdagangan, RI Siap Buka Kembali Perbatasan dengan Papua Niugini
Presiden Jokowi menerima kunjungan PM Papua Niugini James Marape. Presiden menegaskan Indonesia siap membuka kembali perbatasan dengan Papua Niugini untuk memulihkan perdagangan lintas batas dan ekonomi warga perbatasan.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·5 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Indonesia dan Papua Niugini bersepakat untuk terus meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang. Di bidang perdagangan dan investasi, telah terjadi peningkatan nilai perdagangan antara kedua negara hingga 87 persen pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai perdagangan ini naik lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Indonesia juga siap kembali membuka perbatasan dengan Papua Niugini.
”Pertemuan saya dengan Perdana Menteri Marape telah berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan produktif, kami membahas upaya penguatan kerja sama bilateral di berbagai bidang dan saling tukar-menukar pandangan mengenai kerja sama di Pasifik,” ujar Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers bersama Perdana Menteri Papua Niugini James Marape di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (31/3/2022).
Upacara penyambutan kunjungan resmi Perdana Menteri Papua Niugini James Marape beserta Ny Rachael Marape dilakukan dalam upacara kenegaraan resmi sejak pukul 10.00 hingga tengah hari. Rangkaian pertemuan dilanjutkan dengan veranda talk dan penanaman pohon cendana di halaman Istana Kepresidenan Bogor. Penanaman pohon ini merupakan sebuah tradisi saat menerima kunjungan tamu negara di Istana Kepresidenan Bogor.
Selanjutnya, kedua pemimpin melakukan pembicaraan tatap muka. Pertemuan kali ini menghasilkan beberapa nota kesepahaman antara kedua negara, antara lain kerja sama di bidang kelistrikan antara PLN dan PNG Power untuk memasok secara sementara listrik dari Jayapura ke Vanimo, pembukaan rute penerbangan Jayapura ke Port Moresby dan Merauke ke Port Moresby, bea dan cukai, serta kemaritiman.
Presiden Jokowi menyambut baik peningkatan perdagangan kedua negara. ”Hal ini memberikan harapan dan optimisme terhadap pemulihan ekonomi setelah pandemi dan saya percaya masih banyak peluang yang dapat ditingkatkan. Untuk itu, Indonesia juga siap membuka kembali perbatasan dengan Papua Niugini untuk memulihkan perdagangan lintas batas dan denyut ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan,” ujar Presiden.
Kepala Negara bersyukur bahwa di tengah pandemi, Indonesia dan Papua Niugini bisa terus bekerja sama untuk memperkokoh kerja sama bilateral kedua negara. ”Dan saya menghargai konsistensi sikap PNG (Papua Niugini) dan perdana menteri dalam menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia, prinsip ini penting untuk terus dihormati dan di laksanakan oleh semua negara secara konsisten,” tambahnya.
Terkait bidang perdagangan dan investasi, Presiden Jokowi juga menyambut baik peluncuran studi kelayakan untuk pembentukan perjanjian perdagangan frekuensial antara Indonesia dan Papua Niugini. Presiden berpandangan tentang pentingnya pembentukan perjanjian investasi bilateral untuk memfasilitasi dan memberikan keamanan bagi investor kedua negara.
Perkuat konektivitas
Presiden Jokowi menyebut telah menugaskan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Menteri Perdagangan, bersama-sama dengan delegasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia dan pengusaha Indonesia untuk melakukan misi perdagangan dan investasi di Papua Niugini dalam waktu dekat.
Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Marape juga bertukar pandangan mengenai pentingnya memperkuat konektivitas di antara kedua negara. Penguatan konektivitas antara dua negara ini menyasar baik wilayah darat, laut, maupun udara. Pemerintah Indonesia berharap akan terbuka peluang bagi perusahaan besar konstruksi Indonesia untuk membangun sarana konektivitas dan infrastruktur di Papua Niugini.
Implementasi perjanjian kerja sama di bidang pertahanan diharapkan akan semakin membuka kesempatan bagi kerja sama militer antara kedua negara. Hal ini termasuk potensi kerja sama yang mencakup industri pertahanan Indonesia.
Pemerintah Indonesia menyatakan siap mendukung upaya Papua Niugini untuk memperkuat ketahanan nasionalnya di bidang kesehatan melalui kemitraan antara otoritas obat dan makanan kedua negara. ”Perusahaan farmasi Indonesia juga menunjukkan minat untuk masuk memasarkan produknya di pasar Papua Niugini,” tambahnya.
Kedua pemimpin negara juga membahas sinergi untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Pasifik Selatan. Kerja sama ini termasuk bidang pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, energi terbarukan, kelautan, serta manajemen penanggulangan bencana yang menjadi tantangan negara-negara kepulauan di Pasifik.
Perhatian Indonesia terhadap negara Pasifik, antara lain, diwujudkan dengan undangan terhadap perwakilan pasifik dalam KTT G20. Sementara itu, PM Marape dalam keterangannya turut menyambut baik undangan Indonesia kepada negara-negara Pasifik untuk terlibat dalam KTT G20. PM Marape pun berharap Indonesia dapat menjalankan presidensi G20 dengan sebaik-baiknya.
”Kami berharap yang terbaik untuk Indonesia dalam memegang presidensi G20 tahun ini. Kami juga berterima kasih Indonesia telah mengundang anggota Kepulauan Pasifik untuk ikut serta dalam KTT G20,” ucap PM Marape.
Menurut Perdana Menteri Marape, hubungan antara Indonesia dan Papua Niugini sudah digariskan oleh Tuhan sebagai saudara. Indonesia dan Papua Niugini disebut selalu memiliki hubungan yang baik sejak tahun 1976 ketika kedua negara menjalin hubungan bilateral. ”Anda selalu ada untuk kami di beberapa momen di mana kami berjuang sebagai bangsa,” kata PM Marape yang juga menyebut adanya dukungan Indonesia ketika Papua Niugini mengalami masalah finansial hingga pandemi Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut, PM Marape juga mengundang Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Port Moresby tahun depan. Bagi Papua Niugini, Indonesia adalah negara besar. PM Marape juga menegaskan komitmen untuk meningkatkan lebih banyak pertukaran di level komersial dan level bisnis. Di luar isi perbatasan, diskusi akan ditingkatkan ke bidang perdagangan, pertukaran layanan publik, layanan kesehatan, dan layanan pendidikan.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.
Sementara itu, PM Marape didampingi oleh Menteri BUMN Papua Niugini William Duma, Menteri Pertahanan Papua Niugini Win Daki Bakri, Menteri Kehutanan Papua Niugini Solan Mirisim, Kepala Administrasi Pertama Daerah Otonomi Bougainville Papua Niugini Peter Tsiamalili, dan Kepala Imigrasi Papua Niugini Stanis Hulahau.