Pandemi mengubah cara dan gaya hidup masyarakat termasuk cara transaksi pembayaran. Transaksi pembayaran menggunakan kartu tanpa sentuh makin diminati karena tak hanya mudah, namun juga higienis.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Nasabah semakin meminati transaksi pembayaran menggunakan kartu tanpa sentuh atau contactless. Tak hanya dinilai lebih mudah dan praktis, cara ini juga lebih higienis serta mencegah potensi penyebaran virus Covid-19, karena kartu pembayaran tidak perlu berpindah tangan.
Menurut studi Visa Consumer Payment Attitude, satu dari tiga orang Indonesia sudah menggunakan kartu pembayaran tanpa sentuh. Selain itu, sebanyak tiga dari empat orang yang belum menggunakan kartu tanpa sentuh, mengaku tertarik dan akan menggunakannya dalam waktu dekat. Studi dilakukan pada Agustus-September 2021 terhadap 1.000 responden pria dan wanita berumur 18-65 tahun yang berpendapatan bulanan minimal Rp 3 juta.
Adapun penggunaan kartu pembayaran tanpa sentuh ini paling banyak dilakukan di supermarket, toko ritel, perjalanan luar negeri, pasar swalayan, pembayaran makan di tempat restoran, dan bioskop.
“Menurut saya, ini membuktikan bahwa pembayaran transaksi dengan kartu tanpa sentuh ini diterima masyarakat,” kata Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman dalam bincang-bincang bertajuk “Contactless Talk Tap into the Future”, Selasa (29/3/2022).
Riko menambahkan, peminat kartu pembayaran baik debet maupun kredit tanpa sentuh ini menemukan momentum pertumbuhannya kala pandemi. Perubahan pola hidup masyarakat akibat pandemi yang mengurangi sentuhan fisik saat bertransaksi serta mengingkan higienitas dan praktis membuat permintaan kartu tanpa sentuh ini meningkat.
Dengan menggunakan fitur pembayaran ini, transaksi bisa dilaksanakan dengan kartu tanpa menyentuh mesin pembayaran. Teknologi ini sebetulnya sudah digunakan di seluruh dunia mulai tahun 2000 dan masuk ke Indonesia pada 2004. Namun, karena saat itu infrastruktur belum mendukung, kartu tanpa sentuh belum terlalu populer sampai sekitar dua tahun belakangan.
Banyak negara
Pembayaran kartu tanpa sentuh telah menjadi metode pembayaran yang marak di banyak negara di seluruh dunia. Mengutip Visa Annual Report 2021, lebih dari 20 negara di mana jumlah frekuensi pembayaran kartu tanpa sentuh telah mencapai lebih dari 90 persen dari semua transaksi tatap muka Visa. Di luar Amerika Serikat, hampir 70 persen dari semua transaksi tatap muka Visa di seluruh dunia adalah dengan cara kartu tanpa sentuh.
Mengutip Visa Annual Report 2021, lebih dari 20 negara di mana jumlah frekuensi pembayaran kartu tanpa sentuh telah mencapai lebih dari 90 persen dari semua transaksi tatap muka Visa.
Riko menjelaskan, tanpa pandemi pun tren penggunaan kartu tanpa sentuh ini pasti akan bertumbuh. Sebab, kartu pembayaran tanpa sentuh sudah lazim digunakan di berbagai negara, seperti Amerika Serikat dan Australia. Apalagi, warga Indonesia menyukai pengalaman bertransaksi yang mudah dan praktis.
“Transaksi bisa terselesaikan tanpa mengetik PIN atau pun membuat tanda tangan. Cukup tap di mesin pembayaran. Itu pun bisa dilakukan tanpa menyentuh,” ujar Riko.
Head of Card Business Division PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Grace Situmeang menambahkan, melihat perubahan pola hidup masyarakat, BNI pun merilis dan mengembangkan kartu pembayaran dengan fitur transaksi tanpa sentuh. “Ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin terbiasa menjaga higienitas dan makin terbiasa tidak membawa uang tunai dalam jumlah banyak di dompet. Cukup membawa kartu saja,” ujarnya.
Senada dengan Riko dan Grace, Head of Credit Card Business PT Bank DBS Indonesia Ari Lastina mengatakan, pandemi mengubah cara dan gaya hidup masyarakat termasuk dalam transaksi pembayaran. Saat ini seluruh kartu DBS mampu menjalankan fitur pembayaran tanpa sentuh. “Nasabah mencari cara pembayaran yang aman dan nyaman,” ucapnya.
Sementara itu, di sektor ritel, Chief Executive Max Coffee Mehdi Zaidi mengatakan, penggunaan pembayaran nontunai di gerai Max Coffee terus meningkat. Ia menjelaskan, sebelum pandemi sekitar 70 persen pembayaran dilakukan dengan tunai dan sisanya 30 persen dengan nontunai. Kini setelah dua tahun pandemi, porsinya seimbang yakni masing-masing sebanyak 50 persen pembayaran dilakukan dengan non tunai dan tunai.
“Cara bertransaksi masyarakat memang sudah berubah. Berbagai cara pembayaran nontunai kini lebih banyak ketimbang masa sebelumnya,” kata Mehdi.
Fitur keamanan
Terkait keamanan, Riko menjelaskan, nasabah tidak perlu khawatir tentang hal ini. Sebab, apabila kartu hilang, konsumen bisa langsung memblokir transaksi dari aplikasi ponsel Visa. “Teknologi ini sudah diterapkan lebih dari 20 tahun di seluruh dunia. Sudah teruji,” ucapnya.
Ia menjelaskan, kartu tanpa sentuh ini tak lain seperti halnya kartu uang elektronik. Jadi, apabila konsumen sudah terbiasa dengan jenis-jenis kartu tersebut, maka tidak ada bedanya dengan kartu pembayaran tanpa sentuh ini.
Untuk meningkatkan keamanan nasabah, Grace menambahkan, BNI juga membatasi transaksi kartu tanpa sentuh pada pengaturan awal sebesar Rp 1 juta per hari dengan batas maksimal 10 kali transaksi.