Grup April Berinvestasi Rp 33,4 Triliun Bangun Pabrik Kertas Kemasan
Permintaan akan kertas kemasan dinilai terus meningkat seiring meningkatnya perdagangan secara elektronik. PT Riau Andalan Pulp and Paper menyasar peluang itu dengan membangun pabrik baru untuk produksi kertas kemasan.
Oleh
MUKHAMAD KURNIAWAN
·3 menit baca
PELALAWAN, KOMPAS — Perusahaan pulp dan kertas, PT Riau Andalan Pulp and Paper atau Grup April menginvestasikan Rp 33,4 triliun untuk membangun pabrik kertas kemasan di Kabupaten Pelalawan, Riau. Peningkatan aktivitas e-dagang dinilai mendongkrak permintaan kertas kemasan dan membuka peluang untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper Sihol Aritonang dalam sambutannya saat peninjauan investasi di kawasan pabrik Grup April di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (29/3/2022), menyatakan, permintaan akan kemasan yang bisa didaur ulang dan mudah diurai meningkat sejalan meningkatnya aktivitas e-dagang. Situasi itu, antara lain, terlihat di China, India, Vietnam, dan Indonesia.
”Pabrik kertas kemasan ini memiliki kapasitas 1,2 juta ton per tahun dengan investasi Rp 33,4 triliun. Tak hanya untuk mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19, pembangunannya diharapkan juga mendukung pengembangan ekonomi hijau sekaligus menjawab permintaan global akan kemasan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Hadir pada peninjauan realisasi investasi itu, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Managing Director Royal Golden Eagle Group Anderson Tanoto, Kepala Polda Riau Irjen Mohammad Iqbal, serta Gubernur Riau Syamsuar.
Sihol menambahkan, pembangunan konstruksi pabrik diharapkan selesai pada triwulan III-2023. Selama periode konstruksi, proyek tersebut mempekerjakan hingga 4.000 orang. Sementara setelah konstruksinya rampung, pabrik akan mempekerjakan sekitar 1.000 orang.
Menurut Syamsuar, investasi Grup April menyumbang lebih dari separuh dari target investasi Pemerintah Provinsi Riau tahun 2022 yang ditetapkan Rp 63 triliun. Selain menopang pencapaian target tersebut, investasi Grup April diharapkan menciptakan efek berganda, khususnya terkait penciptaan lapangan kerja baru.
Terus meningkat
Sepanjang triwulan IV-2021, industri pengolahan nonmigas di Tanah Air tumbuh 4,92 persen secara tahunan (YOY) dan menyumbang 17,36 persen produk domestik bruto (PDB) nasional. Sepanjang tahun 2021, subsektor industri kertas dan barang dari kertas sebenarnya terkontraksi 2,89 persen, tetapi bangkit dengan pertumbuhan mencapai 0,56 persen pada triwulan IV-2021.
Menurut Airlangga, berangsur pulihnya aktivitas masyarakat di tengah penurunan angka kasus Covid-19 mendorong pemulihan industri. Sektor manufaktur juga telah berekspansi. Pada Februari 2022, indeks manajer pembelian (purchasing managers index/PMI) manufaktur Indonesia telah mencapai 51,2 atau berada pada level ekspansif.
Utilisasi industri kertas dan barang dari kertas, kata Airlangga, mencapai 87,3 persen pada Februari 2022. Angka itu tertinggi kedua setelah industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki. ”Utilisasi industri kertas dan barang dari kerja terus meningkat dengan kinerja perdagangan yang selalu positif enam tahun terakhir,” ujarnya.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Indonesia Infografik
Sementara di sisi perdagangan, subsektor pulp dan kertas mencatatkan surplus terbesar pada tahun 2020, yakni dengan nilai 4,1 miliar dollar AS. Secara volume, ekspor produk industri kertas dan barang dari kertas mencapai 11,8 juta ton tahun lalu dan menempatkan Indonesia di posisi ke-8 negara pengekspor pulp dan kertas terbesar dunia.
Saat ini terdapat 103 perusahaan di subsektor industri kertas di Indonesia dengan kapasitas total 18,26 juta ton per tahun. Subsektor ini menyerap 1,36 juta orang dan menghasilkan devisa melalui ekspor dengan nilai mencapai 7,5 miliar dollar AS pada tahun 2021.