Dongkrak Dana Sosial Islam, Wapres Dorong Masyarakat Segera Berzakat di Bulan Ramadhan
Potensi dana sosial Islam berupa zakat dan wakaf tergolong sangat besar. Potensi zakat per tahun mencapai Rp 370 triliun, tetapi baru tergali sekitar Rp 70 triliun.
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah terus mendongkrak pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dengan fokus pada empat hal, yaitu industri halal, industri keuangan, dana sosial Islam, serta usaha, bisnis, dan pengusaha syariah. Terkait dana sosial Islam, pemerintah kembali mendorong masyarakat untuk segera memberi zakat yang biasanya dilakukan satu tahun sekali dengan memanfaatkan momentum bulan Ramadhan.
”Saya berharap bahwa para pemberi zakat ini sudah harus segera mengeluarkan pada saat bulan Ramadhan karena kebutuhan untuk menghadapi hari raya karena saat ini sangat diperlukan masyarakat. Banyak masyarakat kita yang dalam keadaan akibat pandemi, kesulitan,” ujar Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam keterangan pers seusai membuka Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sharia Conference 2022.
Selain zakat, Wapres Amin juga mengingatkan tentang sumber dana sosial Islam lainnya, yaitu wakaf yang merupakan shadaqah yang terus mengalir karena pahalanya tidak akan habis. ”Apa yang kita punya, kelebihan itu, tapi kita bagikan kepada saudara-saudara kita sesuai dengan perintah Nabi. Siapa yang punya kelebihan, bagikan kelebihanmu kepada sesama,” ujar Wapres Amin yang merupakan Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Dalam pidato sambutan ketika membuka Hipmi Sharia Conference 2022, Wapres menegaskan bahwa potensi dana sosial Islam berupa zakat dan wakaf tergolong sangat besar. Potensi zakat per tahun mencapai Rp 370 triliun, tetapi baru sekitar Rp 70 triliun yang tergali. ”Itupun yang resmi pemerintah baru Rp 10 triliun, yang Rp 60 triliun itu langsung masyarakat, para pemberi zakat langsung kepada penerima zakat. Jadi, kalau itu potensinya besar, itu saya kira bisa menghilangkan kemiskinan,” ucap Wapres Amin.
Baca juga: Wapres Ma’ruf Amin: Ekonomi Syariah untuk Semua Kalangan
Potensi wakaf uang bisa mencapai Rp 180 triliun per tahun. ”Dan wakaf itu tidak dibagikan, tapi terus akumulasi, dikembangkan. Jadi, dia akan menjadi dana sangat besar sekali kalau terus kita kembangkan, kita investasikan, hasilnya yang diberikan kepada masyarakat. Itu adalah dana umat yang sangat besar, sekarang belum tergali. Ingin kita gali itu menjadi potensi dana abadi umat yang sangat besar,” tutur Wapres.
Terkait industri halal, potensi pasarnya juga tergolong sangat besar. Namun, selama ini, Indonesia masih sekadar menjadi negara konsumen terbesar di dunia, bukan produsen. ”Jadi, produsennya justru ada negara-negara nonmuslim, Brasil, Australia, bahkan juga China, Korea. Oleh karena itu, kita, Presiden sudah mencanangkan 2024 Indonesia harus menjadi produsen halal terbesar di dunia,” kata Wapres Amin.
Pengusaha syariah
Menyangkut fokus di industri keuangan, pemerintah terus membenahi keuangan syariah. Pemerintah telah memerger tiga bank syariah himbara. Selain itu, lembaga-lembaga keuangan dikembangkan sampai ke tingkat mikro, bahkan ultramikro seperti bank wakaf mikro, baitul mal watamwil, dan koperasi syariah.
Menurut Wapres, usaha, bisnis, dan pengusaha syariah juga terus dikembangkan. ”Karena semua instrumen yang ada itu tidak mungkin bisa termanfaatkan secara optimal manakala tidak ada pengusaha. Kuncinya itu pengusaha. Rohnya itu ada di pengusaha,” ujar Wapres Amin.
Hipmi dinilai memiliki peran strategis untuk turut menciptakan dan menginkubasi pengusaha-pengusaha syariah di sejumlah daerah. Wapres juga mendorong agar jumlah pengusaha nasional yang syariah terus diperbesar. ”Saya minta ada inkubasi-inkubasi dimunculkan. Ada tiga program yang ingin kita lakukan, pertama, menginkubasi, menyemai yang belum ada,” kata Wapres.
Wapres juga mendorong agar pengusaha-pengusaha yang sudah eksis tidak menjadi pengusaha yang stunting. ”Jadi, pengusaha stunting itu pengusaha yang tidak gede-gede gitu, kerdil. Banyak pengusaha stunting kita ini, supaya didorong. Dan pemerintah menjadikan penanggulangan stunting itu program prioritas, bukan hanya pertumbuhan anak, pengusaha juga jangan jadi stunting. Terus kembangkan,” tutur Wapres.
Kehadiran pengusaha muda yang berdaya juang tinggi seperti Hipmi dinilai akan mendorong ekonomi Indonesia kembali bangkit. Kuncinya terletak pada kemauan dan kejelian mengubah berbagai tantangan yang ada menjadi peluang-peluang baru. Potensi besar ekonomi dan keuangan syariah akan menjadi lentera yang menerangi pembangunan ekonomi di masa yang akan datang.
Literasi masyarakat mengenai ekonomi dan keuangan syariah juga harus terus diakselerasi sehingga mendorong naiknya indeks ekonomi syariah yang masih tercatat baru 20,01 persen pada 2021. ”Ini sudah ada kenaikan dari 16, sekarang sudah 20,01 persen di 2021 dan supaya terus diakselerasi lagi,” ujar Wapres.
Secara keseluruhan, pangsa sektor unggulan halal value chain menopang 25 persen lebih dari ekonomi nasional. Peringkat pertama yaitu sektor pertanian dengan kontribusi mencapai 51 persen. Selanjutnya, sektor makanan halal sekitar 27 persen, pariwisata ramah muslim 16 persen, dan fesyen muslim hampir 6 persen. Data ini berasal dari Lexy 2021, Bank Indonesia.
Sementara itu, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Hipmi Mardani H Maming dalam sambutannya menuturkan, selama kiprahnya dalam 50 tahun terakhir, Hipmi banyak melahirkan program. Program dimaksud seperti Hipmi go to Campus, Hipmi go to School, dan Hipmi go to Pesantren.
”(Program) Hipmi go to Pesantren ini menyambung dengan acara hari ini, dalam Hipmi Syariah Conference, yang diadakan di tahun 2022. Di mana nanti, Hipmi go to Pesantren bisa bekerja sama. Anak-anak Hipmi yang ada di pesantren-pesantren untuk mempersiapkan bangsa ini jangan sampai (mengalami) ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain,” kata Mardani.
Rasio wirausaha
Pada kesempatan tersebut Mardani menuturkan, jumlah wirausaha di Indonesia relatif masih kecil, yakni baru 3,4 persen dari total populasi penduduk. Rasio wirausaha di Indonesia ini lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai 5 persen dan Singapura 7 persen.
”Padahal, untuk menjadi suatu negara maju, kita butuh 12-14 persen. Kalau 3,4 persen dari jumlah penduduk 270 juta, kita baru punya 10 juta (wirausaha). Kita masih kekurangan 30-40 juta untuk mencapai 12-14 persen sehingga harus ada semangat, gerakan, dan regulasi yang akan kita bangun bersama-sama,” ujarnya.
Terkait hal tersebut, Mardani menuturkan, pihaknya memohon kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin agar tanggal 10 Juni dijadikan Hari Entrepreneur (wirausaha). Hal ini ditujukan untuk menjadi penyemangat bagi anak muda seluruh Indonesia. Tahun ini 3,4 persen, nanti di 2023 berapa persen, di 2024 nanti berapa persen. Sehingga jelas terukur kinerjanya dan juga perhitungan persentase jumlah entrepreneur muda yang ada di Indonesia,” katanya.
Menurut Mardani, Hipmi dalam hal ini sangat berperan, termasuk dalam menyambut era bonus demografi. Tahun 2030-2045 menjadi masa emas Indonesia ketika banyak angka usia muda produktif. ”Kalau dia tidak mendapat lapangan kerja yang dipersiapkan oleh pemerintah, bukan menjadi bonus demografi, tapi akan menjadi bencana demografi. Inilah yang menjadi PR kita bersama, bagaimana menggelorakan anak muda Indonesia untuk berani menjadi entrepreneur, bukan hanya menjadi–mohon maaf–PNS, TNI, atau Polri,” katanya.
Apabila semua anak muda lulusan SMA dan lulus kuliah bercita-cita atau berpikir menjadi aparatur sipil negara, menurut Mardani, lama-lama negara ini akan bangkrut. ”Melalui organisasi Hipmi inilah, dan juga melalui Hipmi go to Pesantren, dan gerakan Hipmi Syariah, kita mendeklarasikan bagaimana mempersiapkan pengusaha-pengusaha muda Muslim yang ada di Indonesia,” katanya.
Mardani menuturkan, organisasi Hipmi pun dapat bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama dan saling bersinergi membangun bangsa ini lebih maju ke depan.
Ketua Hipmi Sharia Conference tahun 2022 Ibnu Riyanto dalam laporannya menuturkan, syariah secara istilah diartikan sebagai sistem atau aturan yang menghubungkan antara manusia dan Allah ataupun antarsesama manusia. Salah satu elemen yang diatur dalam syariah Islam adalah tentang konsep bermuamalah. ”Makna mendalam dari peraturan adalah menciptakan keteraturan. Dan, keteraturan itu adalah masalah kehidupan,” katanya.
Ibnu menuturkan, semangat Hipmi syariah adalah hadir untuk mengajak segenap pengusaha untuk terbuka dan menerima syariah sebagai salah satu pendekatan berekonomi. Hal ini karena syariah bertujuan memudahkan kehidupan manusia.
Indonesia merupakan negeri dengan penduduk Muslim yang besar. Pangsa pasar halal yang begitu besar jangan sampai diambil oleh negara lain. ”Wis wayahe (Jawa: sudah saatnya), pengusaha muda untuk mengambil peranan ini. Maka dari itu, saya mengajak teman-teman Hipmi, baik yang Muslim maupun non-Muslim, untuk berkonsentrasi penuh dalam memanfaatkan market yang luar biasa besar ini,” kata Ibnu.