Tahun Ini, Ekspor dari Patimban Bisa 180.000 Unit Mobil
Sejak beroperasi, Pelabuhan Patimban di Subang aktif bergerak menjadi salah satu hub ekspor di Indonesia. Ke depan, pelabuhan ini diharap bisa mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah dan nasional.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
SUBANG, KOMPAS — Kegiatan ekspor dari Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, terus bergeliat. Diperkirakan, jumlah ekspor mobil dari Patimban sepanjang tahun ini lebih tinggi ketimbang yang direncanakan.
Presiden Joko Widodo meninjau pelepasan ekspor mobil dari Pelabuhan Patimban, Selasa (8/3/2022). Presiden bertolak dari helipad Monumen Nasional Jakarta menggunakan helikopter Super Puma TNI AU sekitar pukul 09.40. Hadir dalam acara pelepasan ini Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
”Saya senang setelah beroperasi, ekspor mobil dari Pelabuhan Patimban terus bergerak. Yang sebelumnya direncanakan tahun ini 160.000 unit, setelah progress tiga bulan ini, diperkirakan naik menjadi 180.000 unit mobil,” tutur Presiden.
Produk otomotif Indonesia ini diekspor ke Filipina, Brunei Darussalam, Jepang, dan Vietnam. Presiden Joko Widodo optimistis ekspor kendaraan bisa mencapai sekitar 15.000 kendaraan setiap bulan dari Pelabuhan Patimban.
Kendati pandemi Covid-19, kata Presiden, industri otomotif Indonesia tetap bergerak dan ekspor terus berjalan. Diharapkan, ekspor sektor otomotif akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, lapangan kerja bisa dibuka seluas-luasnya.
Sepanjang 17 Desember 2021 sampai 8 Maret 2022, ekspor kendaraan lengkap utuh (completely built up/CBU) dari Pelabuhan Patimban sudah mencapai 24.000 unit.
Ekspor produk otomotif Indonesia saat ini telah menjangkau 80 negara di empat benua–Amerika, Asia, Australia, dan Afrika. Sepanjang 2021, Kementerian Perindustrian mencatat ekspor produk otomotif Indonesia mencapai 294.000 kendaraan CBU dengan nilai Rp 52,9 triliun, sebanyak 91.000 set mobil berupa komponen lengkap tetapi belum dirakit (completely knocked down/CKD) dengan nilai Rp 1,31 triliun dan 85 juta pieces komponen dengan nilai Rp 29,13 triliun.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam peninjauan 5 Maret 2022 menilai Pelabuhan Patimban beroperasi dengan baik. Dia berharap Patimban akan mendukung kegiatan logistik dan bersama Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub ekspor. Pelabuhan Tanjung Priok disiapkan untuk melayani wilayah barat ke Bekasi dan Pelabuhan Patimban untuk kawasan Bekasi ke wilayah timur Jawa.
Pelabuhan Patimban sebagai salah satu proyek strategis nasional yang dibangun sejak 2018 dan mulai beroperasi akhir 2020 juga masih dikembangkan. Pada 2021 hingga 2024, pembangunan tahap pertama fase kedua dilakukan untuk terminal peti kemas seluas 66 hektar dengan kapasitas kumulatif 3,75 juta TEUs, terminal kendaraan dengan kapasitas kumulatif 600.000 CBU, dan terminal roro seluas 200 meter persegi.
Pembangunan tahap kedua berupa terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif sebesar 5,5 juta TEUs dilakukan tahun 2024-2025. Adapun pembangunan tahap ketiga dilakukan 2026-2027 dengan target terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif 7,5 juta TEUs.
Pelabuhan Patimban juga diharap mampu menggerakkan ekonomi regional, terutama di wilayah metropolitan Rebana. Kawasan ini terdiri atas Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Subang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, dan Sumedang. Tak hanya pelabuhan, kawasan ini juga ditunjang Bandara Kertajati serta Jalan Tol Cipali dan jalur kereta api ke arah Cirebon dan Surabaya.
Karena itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memperkirakan bila pengembangan kawasan berjalan baik, akan tercipta setidaknya 5 juta lapangan pekerjaan selama 20 tahun ke depan (Kompas.id, 7 Januari 2021).