Setelah absen membagikan dividen tahun lalu, BTN membagikan dividen tahun ini sebesar Rp 237 miliar atau setara dengan 10 persen dari laba bersih perusahaan 2021 yang sebesar Rp 2,37 trilun.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS- JAKARTA, KOMPAS-Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN pada Rabu (2/3/2022), memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 237 miliar atau setara dengan 10 persen laba bersih pada 2021 yang sebesar Rp 2,37 triliun. Pembagian dividen itu didasarkan rasio kecukupan modal perseroan sudah mencukupi untuk pertumbuhan bisnis tahun ini sehingga sebagian laba bisa dibagikan sebagai dividen.
Dalam jumpa pers hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BTN, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menjelaskan, dividen yang dibagikan sebesar Rp22,438 per lembar saham. Keputusan ini berbeda dengan RUPST tahun lalu dimana BTN tidak membagikan dividen. Saat itu perseroan memilih untuk memperkuat permodalan.
Adapun tahun ini, Haru menjelaskan, keputusan membagi dividen karena rasio kecukupan modal perusahaan telah mencukupi untuk pertumbuhan bisnis tahun ini.
“Saat ini rasio kecukupan modal BTN berada pada level 19 persen, lebih tinggi dari nilai minimal yang ditetapkan OJK yakni 15,25 persen. Jumlah modal ini mencukupi untuk mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan hingga 10 persen tahun ini,” ujar Haru.
Selain memutuskan membagi dividen, perusahaan juga mengumumkan jajaran baru komisaris. Eko Ery Purwanto mengakhiri masa jabatannya dari posisi komisaris. BTN juga menunjuk tiga komisaris baru yaitu Herry Trisaputra Zuna, Himawan Arief Sugoto, dan Sentot A Sentausa. RUPST juga setuju mengangkat kembali Wakil Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu untuk meneruskan kembali masa jabatannya.
Herry saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Adapun Himawan Arief Sugoto saat ini merupakan Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Sedangkan Sentot A Sentausa merupakan bankir senior yang telah lama malang melintang di perbankan BUMN.
Haru menjelaskan, masuknya Herry dan Himawan merupakan bukti dukungan dari perwakilan pemegang saham yakni pemerintah untuk mendorong sektor perumahan. “Keduanya berasal dari latar belakang kementerian yang dekat dan terkait dengan sektor perumahan,” ujar Haru.
Target bisnis
Pada tahun ini, perseroan juga telah menetapkan beberapa target kinerja keuangan antara lain Kredit dan Pembiayaan ditargetkan tumbuh 9 persen - 11 persen, Dana Pihak Ketiga ditargetkan juga tumbuh 9 persen -11 persen, laba bersih ditargetkan naik pada kisaran 10 persen -13 persen.
Adapun untuk mencapai target pertumbuhan kredit tersebut, perseroan akan mengoptimalkan program perumahan nasional, melalui kontribusi pada program Kredit Perumahan Rakyat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP), KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), dan KPR Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA) dengan potensi realisasi unit sebanyak 169,3 ribu unit.
Perseroan juga akan mendorong kontribusi pendapatan non bunga atau Fee Based Income dengan mengembangkan sumber-sumber baru seperti pengembangan fee treasury di segmen ritel, penjualan produk wealth dan peningkatan transaksi digital banking baik user mobile banking, internet banking dan cash management.