Sejumlah Pedagang Daging Sapi di Jabodetabek Mogok Berjualan
Hingga Minggu siang, sejumlah pedagang di pasar tradisional di Jakarta masih berjualan dan berencana mogok, Senin (28/2/2022). Menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, tak semua pedagang mogok. Sebagian tetap berjualan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pedagang daging sapi di Jakarta dan sekitarnya berencana mogok dagang selama lima hari mulai Senin (28/2/2022). Hal itu dipicu tingginya harga daging sapi yang mencapai sekitar Rp 140.000 per kilogram sehingga mereka kesulitan menjualnya. Adapun sebagian pedagang dilaporkan akan tetap berdagang.
Dari pantauan di sejumlah pasar, seperti di Pasar Palmerah dan Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (27/2/2022) pagi hingga siang, pedagang umumnya masih berjualan. Daging dijual dengan harga Rp 140.000 per kilogram (kg). Namun, mereka kesulitan menjualnya karena banyak pembeli hanya mau membeli jika harga berkisar Rp 125.000-Rp130.000 per kg.
”Daripada susah jual, mending berhenti dulu sementara lima hari mulai besok. Saya mending pulang dulu ke Pandeglang (Banten). Mudah-mudahan setelah ada mogok, masyarakat tahu kalau harga daging sapi ini memang sedang naik (bukan akal-akalan),” kata Udin (57), pedagang di Pasar Palmerah.
Adam (26), pedagang di Pasar Bendungan Hilir, mengatakan, kenaikan harga daging sapi sudah terjadi di tingkat pemotong, yakni sejak Januari 2022. Kenaikan itu bertahap, dari Rp 90.000 per kg dan kini menjadi Rp 107.000 per kg. Sementara banyak pembeli tak mau membeli daging dengan harga terbaru. Kalaupun ada, hanya sedikit karena terpaksa.
Menurut Adam, para pedagang sudah mengadakan rapat pada Rabu (23/2/2022) hingga keluar edaran dari Asosiasi Pedagang Daging Indonesia DKI Jakarta untuk mogok berjualan lima hari mulai Senin. ”Sudah pasti, sih (mogok). Memang sempat dengar informasi juga mogok batal, tetapi sampai siang ini masih bakal tetap mogok,” ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun, Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) telah memastikan aksi mogok pedagang daging sapi Senin besok batal. Namun, saat dikonfirmasi, hingga Minggu sore, Ketua Umum Jappdi Asnawi belum memberi respons. Pesan singkat Kompas hanya tertanda dibaca dan panggilan telepon tak diangkat.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, memang tak semua pedagang daging mogok berjualan. Dalam tiga hari terakhir, menurut dia, sudah ada yang berhenti berjualan karena kesulitan menjual daging dengan harga tinggi.
”Jadi, sudah beberapa hari ini sebagian sudah tidak jualan. Tapi sebagian lagi tetap jualan. Jadi, besok (Senin) tetap ada yang berdagang. Namun, jumlahnya lebih banyak yang tidak berdagang, 65-70 persen. (Situasi) Ini hanya di Jabodetabek,” kata Mansuri.
Ia berharap ada intervensi lebih lanjut dari pemerintah. ”Kami harap pemerintah dapat mengumpulkan semua stakeholder. Asosiasi daging, pedagang pasar, Ikappi, feedloter (perusahaan penggemukan sapi), dan rumah potong hewan. Pertemuan untuk membahas bagaimana solusinya,” lanjutnya.
Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional , harga daging sapi kelas I per Jumat (25/2/2022) mencapai Rp 129.250 per kg. Adapun harga daging sapi di DKI Jakarta mengalami kenaikan dari Rp 133.750 per kg pada 1 Januari 2022 menjadi Rp 145.000 per kg pada 25 Januari 2022.
Sementara itu, dalam siaran pers Bank Indonesia, Jumat, disebutkan, dari Survei Pemantauan Harga pada pekan keempat Februari 2022, daging sapi menyumbang inflasi 0,01 persen secara bulanan. Komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada periode yang sama adalah bawang merah, yakni 0,06 persen.
Saat dikonfirmasi terkait upaya Kementerian Perdagangan dalam stabilisasi harga daging sapi, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, hingga Minggu sore, belum memberi respons.
Kementan jamin aman
Kementerian Pertanian memastikan ketersediaan daging sapi/kerbau hingga Mei 2022 aman dan cukup. Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah, dari hasil pendataan dan verifikasi secara faktual, data sok daging sapi/kerbau Februari-Mei 2022 mencapai 240.948,5 ton, sedangkan kebutuhan 238.211,8 ton. Dengan demikian, ada surplus 2.736,7 ton.
Ia menyebutkan, komposisi ketersediaan daging tersebut terdiri dari produksi sapi/kerbau lokal sebanyak 564.360 ekor atau setara daging 101.596,0 ton, sapi bakalan impor siap potong sebanyak 174.264 ekor atau setara daging 33.404,7 ton, dan daging sapi/kerbau beku impor sebanyak 105.947,8 ton.
Menurut dia, sudah ada koordinasi dengan para asosiasi pedagang dan pemotong. ”Data dari sumber-sumber produksi sudah kami sampaikan. Kami siap membantu menghubungkan pemotong, pedagang, BUMN, dan BUMD dengan sumber sapi/kerbau lokal by name by address untuk melakukan pembelian sapi/kerbau lokal,” kata Nasrullah dalam keterangannya, Jumat lalu.
Ia pun meminta masyarakat tidak khawatir dan termakan isu yang tidak benar. Ketersediaan daging sapi/kerbau untuk kebutuhan menjelang bulan Ramadhan hingga Idul Fitri pada Mei 2022 aman dan mencukupi.
”Melihat data stok daging yang ada, mestinya saat ini tidak ada kenaikan harga daging sapi, Jika hal itu terjadi, kami mohon Satgas Pangan dapat menelusuri lebih jauh para pelaku yang bermain di dalamnya,” ujar Nasrullah.