Tak Terpengaruh Pandemi, Pusat Perbelanjaan Terus Bertambah
Pembukaan properti komersial baru, baik berbentuk gerai ritel maupun pusat perbelanjaan/mal, tetap terjadi sepanjang 2021 dan 2022. Indonesia masih dipandang sebagai pasar menarik di sektor ini.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembukaan pusat perbelanjaan ataupun gerai dan toko ritel baru tetap terjadi sepanjang 2021 dan 2022. Pemulihan mobilitas masyarakat, rencana bisnis jangka panjang, dan pembukaan kawasan industri baru menjadi faktor yang memengaruhi pembukaan properti komersial baru itu.
Berdasarkan laporan MarketBeat Cushman & Wakefield yang dirilis Senin (14/2/2022) di Jakarta, pasar ritel Jakarta mencatat penambahan satu pusat ritel baru di Jakarta Selatan, yaitu AEON Mall Tanjung Barat pada 2021. Pembukaan ini menambah sekitar 40.000 meter persegi ruang ritel ke pasar. Pembukaan AEON Mall Tanjung Barat berbarengan dengan proyek Southgate Residence yang juga berlokasi di Jakarta Selatan.
Dengan penambahan dua proyek baru itu, total pasokan baru pusat ritel Jakarta sepanjang 2021 mencapai 70.000 meter persegi. Dua pusat ritel baru seluas 73.000 meter persegi diperkirakan akan memasuki pasar ritel Jakarta pada 2022.
”Renovasi total dan transformasi Sarinah sebagai pusat ritel tertua di Jakarta diperkirakan selesai pada triwulan pertama 2022. Dengan demikian, Jakarta akan memiliki total pasokan pusat ritel seluas 4,7 juta meter persegi pada akhir 2022,” tulis Cushman & Wakefield dalam laporannya.
Tingkat hunian pusat ritel di Jakarta mencapai 76,7 persen, meningkat tipis 0,2 persen sejak triwulan III-2021. Di tengah kondisi pandemi yang tidak menentu, Cushman & Wakefield menyebut Indonesia masih dipandang sebagai pasar potensial bagi merek-merek makanan dan minuman skala internasional. Selama triwulan IV-2021, misalnya, dua merek makanan dan minuman internasional, Subway dan Paris Baguette, hadir di Cilandak Town Square dan ASHTA District 8.
Rata-rata harga sewa dan biaya pelayanan (service charges) tidak berubah sejak pembatasan sosial berskala besar pertama diberlakukan di Jakarta. Mengingat kondisi pandemi yang tidak stabil saat ini, tidak ada pemilik mal yang berencana menaikkan tarif sewa mereka dalam waktu dekat.
Sementara di wilayah Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Debotabek), laporan MarketBeat Cushman & Wakefield menyampaikan, pada awal semester II-2021, kawasan ini memiliki dua pusat ritel baru. Keduanya adalah perluasan Margo City di Depok dan Citywalk Elvee di Tangerang. Penyelesaian dua pusat ritel baru ini membuat total pasokan ruang ritel di Debotabek bertambah menjadi 2,68 juta meter persegi.
Beberapa pusat ritel besar yang sebelumnya dijadwalkan dibuka pada 2021 bergeser menjadi pada paruh pertama 2022, di antaranya Paradise Walk Serpong, Greenwalk Mall Bekasi, Garden Grove Orange County, dan Omotesando Bintaro. Jika pusat-pusat ritel ini selesai dalam waktu yang diharapkan, ruang ritel kumulatif di wilayah Debotabek akan mencapai 2,76 juta meter persegi pada akhir 2022.
Tutum Rahanta dari Dewan Penasihat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) saat dihubungi, Senin, berpendapat, perencanaan ekspansi bisnis ritel biasanya bersifat jangka panjang. Penundaan ekspansi, seperti pembukaan tempat baru, cenderung membuat mereka rugi. Selain itu, meski sekarang masih dalam situasi pandemi Covid-19, masyarakat dan pengusaha sudah mampu beradaptasi dengan tetap patuh protokol kesehatan.
Dari sisi pusat perbelanjaan, menurut Tutum, pengelola pusat perbelanjaan yang sudah merencanakan pembukaan mal baru 2-3 tahun sebelum pandemi Covid-19 cenderung tetap merealisasikan rencananya itu. Namun, pembangunan pusat perbelanjaan baru berjalan lebih lambat karena pandemi.
”Kalau penyelesaian pembangunannya bersamaan dengan pandemi kelar dan tidak ada kompetitor bangun, pengelola pusat perbelanjaan bersangkutan yang akan untung,” ujar Tutum.
Di luar pusat perbelanjaan, tambah Tutum, salah satu jenama minimarket telah mengumumkan tetap menjalankan rencana membuka gerai baru pada 2022. Hal itu disebabkan barang konsumsi yang dijual di minimarket selalu dibutuhkan. Penyebab lainnya, pembukaan gerai baru menyasar ke daerah yang peluang penetrasi minimarketnya masih tinggi.
Fenomena lain yang patut dicermati adalah peritel supermarket yang membuka gerai baru selama pandemi dengan memanfaatkan lokasi di dalam dan di luar pusat perbelanjaan yang sebelumnya diisi peritel lain. “Kalau kasusnya seperti itu tergantung performa bisnis peritel. Ditambah lagi, pengelola pusat perbelanjaan menawarkan skema take over lokasi yang menarik,” kata Tutum.
Bisnis makanan dan minuman tetap diminati konsumen selama pandemi. Akan tetapi, Tutum mengamati ada sejumlah restoran, baik di dalam maupun di luar pusat perbelanjaan, memutuskan tutup. Lokasi yang ditinggalkan tersebut diisi oleh pengusaha makanan dan minuman yang kreatif dalam urusan produksi sampai pemasaran ataupun pebisnis baru di bidang kuliner. Fenomena ini terjadi di dalam dan di luar Jabodetabek.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, saat dihubungi secara terpisah, berpendapat, fenomena pembukaan baru properti komersial berkorelasi dengan penjualan riil. Sesuai data Bank Indonesia pada Januari 2022, indeks penjualan riil tercatat sebesar 211 atau tumbuh 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
”Ada perbaikan kinerja komoditas, seperti makanan dan minuman, serta pakaian jadi, sehingga berdampak positif ke permintaan properti komersial selama tahun 2022,” ucap Bhima.
Faktor lain yang memengaruhi, lanjut Bhima, adalah pertumbuhan ekonomi dan pergeseran baru kawasan industri, misalnya di Jawa Tengah. Ini mendorong lahirnya properti residensial baru ataupun tempat komersial baru. ”Apalagi di kawasan industri baru itu diisi dengan konsumen yang latar demografinya bagus, seperti kelas produktif dan usia muda,” ujarnya.