Orang tidak mau kembali ke dunia kerja sebelum ada perbaikan di beberapa hal itu. Pada posisi ini, calon pekerja mempunyai posisi yang lebih tinggi.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
Pembahasan tentang orang-orang yang memilih keluar dari pekerjaan di tengah situasi sulit seperti sekarang ini masih berlangsung. Di Indonesia mungkin isu ini tidak terlalu jelas tetapi di Amerika Serikat masalah ini sangat gamblang. Ada kenyataan bahwa orang memilih keluar dari pekerjaan dan sampai sekarang belum mau kembali masuk ke dunia kerja.
Pada November tahun lalu ada 4,5 juta tenaga kerja di Amerika Serikat yang memilih keluar dari pekerjaan. Jumlah yang sangat besar dalam sejarah negeri itu. Padahal ada juga pembukaan lowongan baru sebesar 10,6 juta pekerja. Sementara menurut laporan dari Goldman Sachs terbaru, 2,5 juta orang menghilang dari dunia kerja. Rinciannya, 800.000 orang memilih pensiun dini dan sisanya akan kembali lagi ke dunia kerja. Namun, mengapa mereka masih tidak mau bergegas masuk ke dunia kerja?
Fenomena ini menjadi kajian banyak kalangan. Akan tetapi, alasan pastinya juga belum ditemukan. Secara umum pandemi memang mengubah pikiran banyak kalangan. Mereka memilih mengundurkan diri dari dunia kerja karena tidak ada atau kurang ada jaminan keamanan kesehatan. Di samping itu ada beberapa alasan, ada yang ingin memulai usaha baru, menghabiskan uang tabungan, gaya hidup yang berubah, menikmati hasil investasi di properti dan sebagian besar sebenarnya menunggu situasi berubah.
Salah satu yang menarik yang dibahas Al Jazeera dan CNN beberapa waktu lalu adalah kenyataan banyak orang menunggu perubahan di perusahaan. Seorang ekonom Pemerintah Amerika Serikat mengatakan, sebenarnya yang kemudian diinginkan para pencari kerja adalah perbaikan besar-besaran di pasar kerja. Sementara analis di Al Jazeera menyebut kemunculan norma baru di dalam dunia kerja akan menarik orang untuk kembali ke dunia kerja.
Perbincangan kemudian masuk ke persoalan gaji, bonus kerja, dan juga perbaikan tempat kerja. Orang tidak mau kembali ke dunia kerja sebelum ada perbaikan di beberapa hal itu. Pada posisi ini maka calon pekerja mempunyai posisi yang lebih tinggi. Mereka akan menunggu tawaran-tawaran yang lebih baik dibandingkan pada masa lalu. Perusahaan memang harus melakukan perubahan karena jumlah mereka sangat besar dan bisa menjadi kelompok penekan.
Pembahasan yang lebih mendalam mengenai masalah ini ternyata juga terkait dengan norma baru di dalam dunia kerja. Tekanan baru ini bisa mudah tetapi bisa juga merumitkan bagi beberapa kalangan. Perusahaan harus mengakomodasi permintaan mereka agar mendapat talenta yang bagus di tengah kesulitan ekonomi dan sikap orang yang memilih untuk belum mau kembali ke dunia kerja.
Oleh karena itu, seorang ekonomi dari Universitas Michigan, Betsey Stevenson, yang diwawancarai Al Jazeera mengatakan, pengunduran diri besar-besaran ini sebagai kesempatan bagi pekerja untuk mencari pekerjaan dengan fasilitas yang mereka inginkan. Beberapa keinginan itu antara lain bekerja dari luar kantor, keseimbangan kerja-hidup yang baik, dan waktu yang lebih fleksibel.
Namun, semakin banyak orang meninggalkan pekerjaan mereka untuk sesuatu yang lebih baik, sebenarnya mereka juga menciptakan lowongan bagi orang lain yang juga ingin menaikkan kualitas hidup mereka. Orang dengan talenta tertentu akan berusaha mencari pekerjaan yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, maka gaji masih menjadi alasan pindah. Oleh karena itu, perusahaan harus bersiap dengan menyediakan anggaran lebih untuk merekrut orang di berbagai lapis pekerjaan.
Meski demikian, soal gaji tidak cukup. Banyak permintaan baru yang akan muncul pascapengunduran diri besar-besaran ini. Apalagi apabila di luar masalah ini perusahaan tengah mencari talenta yang tergolong langka, mereka harus membuat penawaran yang menarik. Ketika berbicara tentang upaya untuk memenangkan perang untuk mencari talenta, Stevenson mengatakan bahwa pekerjaan harus selalu menjadi ”sekumpulan fasilitas” yang dapat dilihat sebagai positif atau negatif bergantung pada preferensi individu pekerja.
”Apakah paket fasilitas yang ditawarkan untuk menarik calon pekerja yang saya inginkan,” tanya Stevenson. Perusahaan harus memikirkan berbagai fasilitas baru dan unik agar calon pekerja tertarik bergabung. Kemungkinan daya tarik baru ini akan menjadikan sejumlah pekerja mau kembali ke pasar kerja. Pada saat tabungan atau investasi mereka stagnan mungkin saja mereka akan mulai memilih berbagai pekerjaan dan juga fasilitas yang cocok.
Oleh karena itu, perusahaan yang akan menarik calon pekerja adalah mereka yang bisa melakukan perubahan besar-besaran di dalam dunia kerja sejak dari menarik mereka masuk kemudian menjaganya agar mereka bertahan. Pandangan yang perlu diubah adalah kenyataan bahwa perbedaan antara kantor dan rumah sudah makin abu-abu.
Karyawan akan memilih perusahaan yang mampu membangun kultur baru yang bisa mengoneksikan antara kantor dan rumah serta peduli dengan orang-orang di kedua tempat itu. Ada yang memperingatkan, perusahaan yang terlalu lama melakukan perubahan cara pandang ini tidak akan selamat. Dunia kerja sudah berubah tetapi mereka masih jalan di tempat dan juga tidak mendengarkan perubahan keinginan dari karyawan.
Oleh karena sikap yang menarik sejak perekrutan semisal dengan memberi air minum, makan siang, atau uang transportasi saat wawancara sudah cukup untuk mengimpresi talenta di awal perkenalan dengan perusahaan. Perusahaan yang masih sombong seolah dicari pekerja mungkin akan menderita paling parah. Calon karyawan tidak akan mau mendekat dengan perusahaan seperti ini. Akibatnya calon karyawan yang masuk bermutu rendah. Norma kerja telah berubah.