Pemerintah Tetapkan Empat Bandara sebagai Pintu Masuk Perjalanan Wisata
Pemerintah menetapkan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Hang Nadim, Bandara Raja Haji Fisabilillah, dan Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu masuk pelaku perjalanan luar negeri dengan tujuan wisata.
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menetapkan Bandara I Gusti Ngurah Rai (Bali), Bandara Hang Nadim (Batam), dan Bandara Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), dan Bandara Soekarno-Hatta (Cengkareng) sebagai pintu masuk pelaku perjalanan luar negeri dengan tujuan wisata, baik bagi warga negara Indonesia maupun warga negara asing. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, pemerintah akan melakukan pengawasan terpadu di empat bandara tersebut.
Penegasan tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati dalam telekonferensi di Jakarta, Senin (7/2/2022) malam, terkait penerbitan Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan Nomor 12 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Luar Negeri dengan Transportasi Udara pada Masa Pandemi Covid-19. SE ini merupakan revisi atas SE Kementerian Perhubungan Nomor 11 Tahun 2022 sebagaimana ditetapkan pada 6 Februari 2022.
Adita menjelaskan, ”Surat edaran terbaru ini dibutuhkan untuk menjadi rujukan bagi para operator bandara, maskapai, ataupun stakeholders penerbangan lainnya dalam rangka operasional di lapangan untuk penanganan pelaku perjalanan luar negeri.”
Menurut Adita, semua hal yang terkait dengan protokol kesehatan dirujuk sepenuhnya dari surat edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 4 Tahun 2022 tentang protokol kesehatan pelaku perjalanan luar negeri di masa pandemi Covid-19. Sesuai SE, terdapat syarat perjalanan berupa hasil negatif tes PCR yang berlaku 2 x 24 jam, vaksinasi lengkap, dan juga syarat-syarat kesehatan lainnya.
Yang perlu ditegaskan, kata Adita, pelaku perjalanan luar negeri untuk tujuan wisata dapat melalui pintu masuk Bandara Soekarno-Hatta, I Gusti Ngurah Rai, Hang Nadim, dan Raja Haji Fisabilillah.
”Jadi, ada empat bandara yang bisa menjadi pintu kedatangan internasional bagi tujuan wisata. Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara akan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan ini. Tentu, ini dilakukan bersama tim gabungan, seperti Satgas Bandara yang terdiri dari TNI/Polri, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Ditjen Keimigrasian, ataupun otoritas bandara, untuk mengawasi implementasi di lapangan, baik operator bandara, maskapai, maupun penumpang itu sendiri,” kata Adita.
Tujuan utama pengawasan ini adalah memutus mata rantai penularan, khususnya dari para pendatang atau pelaku perjalanan luar negeri yang masuk melalui pintu internasional bandara.
Beberapa hari lalu, merujuk SE Nomor 11 Tahun 2022, Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto mengatakan, pembatasan pintu masuk (entry point) diberlakukan bagi WNI dan WNA pelaku perjalanan luar negeri dengan tujuan wisata, hanya dapat melalui Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai (Bali), Bandar Udara Hang Nadim (Batam), dan Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang). Sementara WNI dan WNA pelaku perjalanan luar negeri dengan tujuan selain wisata dapat melalui bandara yang ditetapkan sebagai pintu masuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pintu masuk, tempat karantina, dan kewajiban tes cepat PCR bagi WNI pelaku perjalanan luar negeri.
Novie juga mengatakan, ”Persyaratan bagi WNA pelaku perjalanan dengan tujuan wisata wajib menunjukkan kartu atau sertifikat vaksinasi Covid-19, baik fisik maupun digital, dan hasil negatif tes PCR. Selain itu, wajib melampirkan visa kunjungan singkat atau izin masuk lainnya sesuai peraturan perundangan yang berlaku.”
Mereka juga diminta menunjukkan bukti kepemilikan asuransi kesehatan dengan nilai pertanggungan minimal 25.000 dollar AS yang mencakup pembiayaan penanganan Covid-19. Yang terakhir, kata Novie, bukti konfirmasi pemesanan dan pembayaran (booking) tempat akomodasi dari penyedia akomodasi selama menetap di Indonesia.
Tahan banting
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (8/2/2022), mengatakan, angkutan kargo kini ternyata juga menjadi salah satu penopang sektor angkutan udara yang tengah menghadapi tantangan pandemi Covid-19. Angkutan kargo udara menjadi sektor yang tahan banting dan mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama dua tahun ini.
Tahun 2022, AP II terdorong menangkap peluang kegiatan logistik tersebut dengan mentransformasi layanan kargo lewat pengembangan cargo village di Bandar Udara Soekarno-Hatta (Cengkareng) dan Kertajati (Majalengka).
Seluruh bandara yang dikelola AP II, volume angkutan kargo secara kumulatif pada tahun 2021 mencapai 859.330 ton atau meningkat sekitar 20,53 persen dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 712.990 ton. Bandara Soekarno-Hatta menjadi bandara paling banyak melayani angkutan kargo, tahun 2021 tercatat 702.787 ton, atau 81,78 persen dari total volume angkutan kargo di seluruh bandara AP II yang berjumlah 20 bandara.
”Lalu lintas penerbangan di bandara AP II secara umum masih terdampak pandemi. Kita memang masih harus membatasi perjalanan jarak jauh guna bersama-sama mencegah penyebaran Covid-19. Di sisi lain, angkutan khusus kargo tetap mencatatkan kinerja positif karena dipicu tumbuhnya e-commerce,” kata Awaluddin.
Menurut dia, tumbuhnya angkutan kargo ini juga didorong kesiapan bandara-bandara AP II dalam menangkap peluang di sektor kargo. Selain itu, pihaknya juga terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga seluruh bandara AP II siap merespons adanya permintaan kegiatan logistik.
Sejalan tumbuhnya angkutan kargo, sejumlah maskapai penumpang pun mengoperasikan pesawat penumpang untuk khusus mengangkut kargo. Kargo yang diangkut di penerbangan bisa dimuat di kabin atau di lambung pesawat.
Tren positif angkutan kargo ini juga terjadi di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Pada 22 Desember 2021, maskapai khusus kargo, yakni Asia Kargo Airlines yang dulu dikenal dengan Tri MG Airlines, melakukan penerbangan perdana khusus kargo di Bandara Kertajati.
Maskapai tersebut melakukan total 40 penerbangan dengan muatan tonase rata-rata sekitar 500 ton per bulan di Bandara Kertajati. Ke depan, kata Awaluddin, ditargetkan muatan dapat mencapai 1.000 ton per bulan untuk general kargo. Pihak AP II akan mendorong bandara-bandara lainnya untuk dapat memaksimalkan potensi di sektor angkutan kargo, termasuk salah satunya adalah melihat peluang layanan angkutan kargo menggunakan drone atau pesawat tanpa awak.
”Cargo village”
Melihat kinerja positif sepanjang tahun 2021 di tengah pandemi, AP II optimistis angkutan kargo kembali tumbuh pada tahun 2022. Perseroan memproyeksikan angkutan kargo pada tahun 2022 dapat mencapai lebih dari 1 juta ton atau naik sekitar 23 persen dibandingkan tahun 2021. Adapun sebagai upaya membawa pengelolaan kargo menjadi lebih baik, AP II pada tahun ini juga akan membangun kawasan cargo village di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kertajati.
”Guna mencapai target tersebut, tentunya bandara-bandara AP II harus memastikan keandalan layanan dan fasilitas dalam penanganan angkutan kargo, serta memperkuat kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Awaluddin.
Saat ini AP II bersama Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau dikenal dengan Indonesia Investment Authority (INA), yang merupakan sovereign wealth fund asal Tanah Air, tengah mempersiapkan proses tender untuk kemitraan strategis guna pengembangan cargo village di Bandara Soekarno-Hatta.
Cargo village ini menandakan transformasi layanan kargo di Indonesia akan turut meningkatkan daya saing Bandara Soekarno-Hatta di tingkat regional dan global. Cargo village Bandara Soekarno-Hatta dilengkapi dengan state of the art technology, sekaligus menandakan dimulainya era baru dan modern dalam pelayanan kargo udara di Indonesia.
Pengembangan cargo village Bandara Soekarno-Hatta dilakukan di atas lahan seluas 90 hektar atau tiga kali lipat dari terminal kargo. Kapasitas cargo village ini dapat menangani 1,5 juta-2,2 juta ton kargo per tahun. Jumlah ini jauh dari kapasitas terminal kargo yang ada sekarang, yaitu 700.000 ton per tahun. Digitalisasi juga diterapkan di setiap lini cargo village guna mempermudah dan mempercepat berbagai proses.
Kawasan cargo village juga akan dibangun di Bandara Kertajati. Langkah ini sejalan dengan fokus pengembangan Bandara Kertajati untuk menjadi pusat layanan kargo dan sebagai pusat perawatan pesawat.