Pemerintah Menargetkan Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen pada Kuartal I-2022
Pemerintah menilai pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 sebagai modal untuk terus mendorong pemulihan ekonomi pada 2022.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 yang tercatat 3,69 persen menunjukkan optimisme. Pemerintah menyambut hal ini dengan tetap mempersiapkan program-program penanganan Covid-19 senilai Rp 455,62 triliun.
”Diharapkan, perekonomian Indonesia ke depan bisa tumbuh 4,7 sampai 5,6 persen,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers seusai rapat terbatas terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara virtual, Senin (7/2/2022).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal keempat tahun 2021 mencapai 5,02 persen secara tahunan (yoy). Adapun secara kumulatif, tingkat pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 mencapai 3,69 persen (yoy).
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat ini ditopang konsumsi rumah tangga. Hal ini selalu menjadi komponen yang mendominasi pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, Airlangga menilai hal tersebut menunjukkan optimisme masyarakat.
Pada kuartal pertama 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terkontraksi 0,7 persen. Adapun pada kuartal pertama 2022, diharapkan pertumbuhan bisa didorong di atas 5 persen. Harapan juga cukup besar pada kuartal kedua dengan adanya masa puasa Ramadhan yang diikuti hari raya Idul Fitri.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus tetap berkonsentrasi untuk penanganan Covid-19, alokasi untuk program penanganan Covid-19 tahun 2022 mencapai Rp 455,62 triliun. Dari alokasi ini, Rp 122,5 triliun untuk penanganan kesehatan, Rp 154,8 triliun untuk perlindungan masyarakat, dan Rp 178,3 triliun untuk pemulihan ekonomi nasional.
Dalam program penanganan kesehatan, menurut Airlangga, termasuk pula penanganan pasien Rp 32,96 triliun dan penanganan pasien di masa gelombang Delta yang di-carry over sebanyak Rp 35,6 triliun.
Beberapa ajang yang dinilai akan mengungkit pertumbuhan ekonomi antara lain G-20 dan MotoGP. Sepanjang Februari, akan ada tujuh belas event G-20, baik virtual dan hibrida, yang dilangsungkan.
Adapun untuk mempersiapkan MotoGP, cakupan vaksinasi terus didorong. Selain itu, pemantauan tetap dilakukan untuk mencegah potensi meluasnya galur Omicron ke luar Jawa. Karena itu, kata Airlangga, manajemen, terutama telemedicine dan ketersediaan obat di daerah, juga dipersiapkan.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arief Budiman melalui keterangan tertulis menilai pertumbuhan ekonomi pada 2021 tersebut menjadi modal kuat untuk mendorong pemulihan ekonomi pada 2022.
Laju pertumbuhan positif diyakini bisa terus berlanjut tahun ini kendati muncul gelombang penularan galur Omicron. Sebab, vaksinasi cukup masif ditandai dengan cakupan vaksinasi dosis kedua mencapai 62,94 persen pada 6 Februari 2022 dan dosis penguat terus dilakukan.
Baca juga :
Bersiap Menghadapi Dinamika Ekonomi Global 2022
Namun, menurut Arief, pemulihan ekonomi yang disertai meningkatnya harga komoditas di pasar internasional juga akan mendorong inflasi nasional. Hal ini perlu diwaspadai supaya tidak terjadi gejolak harga bahan kebutuhan pokok di masyarakat.