Sejumlah bank terus menyusun strategi untuk merespons Peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau POJK yang baru tentang bank umum. Beberapa memilih berkonsolidasi dan ada pula yang menambah permodalan.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
ยท2 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) dan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengamati aplikasi Financial Super App Livin' by Mandiri dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri dalam rangka menyambut HUT ke-23 Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Jakarta, 2 Oktober 2021.
JAKARTA, KOMPAS โ Sejumlah bank digital terus menambah modal untuk pengembangan bank. Rencana untuk melakukan penawaran saham baru sudah masuk agenda beberapa bank tersebut pada tahun ini.
PT Bank Amar Indonesia Tbk akan menambah modal melalui right issue untuk memenuhi persyaratan dari Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan pemenuhan modal inti. Bank Amar akan menawarkan 5.785.272.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 dan harga pelaksanaan Rp 173 per saham.
Pada perdagangan Senin (7/2/2022), saham bank Amar kembali naik 8,27 persen menjadi Rp 720 per saham. Sekretaris Perusahaan Bank Amar Gaby Diovani menyampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, akhir pekan lalu, bahwa tanggal terakhir perdagangan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu di pasar reguler pada 11 Februari dan di pasar negosiasi pada 15 Februari.
Dalam ringkasan prospektus yang dipublikasikan pada akhir pekan lalu, pemegang saham pengendali, yaitu Tolaram Group Inc, memiliki hak untuk menyerap sebanyak 1,73 miliar saham baru atau setara dengan 30 persen dalam aksi korporasi tersebut. Tolaram juga akan menjadi pembeli siaga dalam right issue tersebut.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)
Nasabah menggunakan aplikasi mobile banking BCA di Jakarta, Senin (12/7/2021). Industri perbankan digital saat ini terus berkembang. Salah satu anak usaha PT Bank Central Asia Tbk, yaitu PT Bank Digital BCA, berencana melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) dalam kurun waktu satu atau dua tahun ke depan.
Bank Neo
Pemegang saham lama Bank Neo Commerce Tbk juga terus menambah modal untuk memperkuat bank. PT Akulaku Silvrr Indonesia dalam pekan lalu terus menambah kepemilikannya di PT Bank Neo Commerce Tbk.
Sepanjang pekan lalu, Akulaku menambah terus kepemilikannya hingga semakin bertambah menjadi 25,15 persen per 4 Februari lalu. Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia yang disampaikan Direktur Ficomindo Buana Registerar Jimmy Maulana Sidik, tidak disebutkan pada harga berapa Akulaku membeli saham Bank Neo. Ficominco merupakan biro administrasi efek yang mencatat dan mengadministrasi saham Bank Neo.
Semula, right issue ini akan dilakukan pada triwulan I-2022, tetapi manajemen Bank Neo mengundurkan jadwal right issue menjadi triwulan II-2022. Dana yang ditargetkan dikumpulkan pada right issue ini sebesar Rp 5 triliun.