Pembangunan Usaha Relokasi Korban Semeru Berbasis Koperasi
Pembangunan hunian baru untuk relokasi korban erupsi Gunung Semeru disiapkan dengan model bisnis berbasis koperasi modern. Konsep ini diyakini bisa direalisasikan dengan cepat guna memulihkan perekonomian warga.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan hunian baru untuk relokasi warga korban erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur disiapkan dengan model bisnis berbasis koperasi modern. Kawasan ini bakal terintegrasi dari hulu ke hilir dan digagas menjadi desa digital terpadu yang nantinya dapat mengakses berbagai produk pertanian warga perdesaan.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki, yang ditemui di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, saat persiapan keberangkatan menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk menghadiri peluncuran Pusat Layanan Usaha Terpadu, Rabu (26/1/2022), mengatakan, pembangunan hunian baru bagi korban erupsi Gunung Semeru dilakukan secara masif. Lokasinya berada di Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Akhir pekan lalu, jajaran Kementerian Koperasi dan UKM mengunjungi lokasi pembangunan hunian baru bagi warga yang terdampak bencana erupsi Gunung Semeru. Selain menggagas konsep pembangunan usaha bagi warga setempat, kunjungan tersebut sekaligus menyerahkan bantuan dana kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang sekitar Rp 443,79 juta. Penyerahan bantuan disaksikan pula oleh Deputi Bidang Perkoperasian Ahmad Zabadi dan Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo.
Bantuan itu berasal dari seluruh unit Kementerian Koperasi dan UKM yang dihimpun melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM bersama Unit Kegiatan Pegawai, Unit Pengumpul Zakat LPDB-KUMKM, Bank Syariah Indonesia, Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Bina Umat Sejahtera, PPK Badan Layanan Umum, Korpri, serta Dharma Wanita Persatuan Kementerian Koperasi dan UKM.
Teten mengatakan, pihaknya melihat rencana besar pembangunan hunian itu. Ada pusat usaha UMKM, pasar, dan kandang ternak terpadu. Konsep ini dinilai sangat baik. Koordinasi segera dilakukan dengan bupati setempat untuk membahas model bisnisnya. ”Bagaimana model bisnisnya? Nantinya, kawasan ini akan dirancang terintegrasi, bahkan disiapkan menjadi desa digital,” kata Teten.
Pembangunan model bisnis di kawasan relokasi warga terdampak bencana erupsi Semeru dinilai lebih mudah karena dapat dikembangkan secara by design. Sebab, pembangunan desa dari awal ini dilakukan untuk membangun desa modern. Warga sebagai pelaku UMKM nantinya akan bergabung dalam wadah koperasi sehingga pengembangan usahanya akan lebih mudah.
Menteri Koperasi dan UKM berjanji akan berkolaborasi dengan bupati. Konsep bisnisnya bukan hanya di kawasan itu, melainkan juga bisa dikoneksikan dengan produk hortikultura dan agrikultur serta pasar yang lebih besar.
Banyak potensi yang bisa dikembangkan. Tidak hanya produk yang dihasilkan oleh warga terdampak bencana, tetapi juga produk dari seluruh Lumajang. Pembangunan model bisnis di kawasan hunian baru ini diharapkan sudah dapat mulai direalisasikan saat memasuki tahap rekonstruksi.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq sempat menjelaskan berbagai hal mengenai rencana pembangunan hunian baru warga terdampak bencana Gunung Semeru. Nantinya, di atas lahan seluas 79,6 hektar itu akan dibangun perumahan warga sekaligus lokasi produktif yang akan digunakan sebagai tempat usaha bagi pelaku UMKM.
”Sebanyak 2.000 rumah akan dibangun di kawasan hunian baru, tepatnya di Desa Sumber Mujur dan Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo. Luasnya mencapai 8 hektar. Warga yang direlokasi akan mendapatkan rumah baru masing-masing dengan luas tanah dan bangunan sebesar 150 meter,” jelas Thoriqul.
Menurut Thoriq, koperasi akan menghimpun seluruh UMKM di kawasan hunian baru tersebut sekaligus mengolaborasikan semua potensi yang ada dalam satu sistem. Kementerian Koperasi dan UKM perlu mendukung pengembangan usaha warga terdampak bencana erupsi Semeru ini. Bagaimanapun mereka harus memulai dari nol. Tanpa pemerintah dan pihak-pihak swasta, mereka tidak akan dapat kembali berdiri tegak memulai kembali kehidupannya.