Harga Anjlok? Ini Waktu Tepat Belajar ”Cuan” dari Kripto
Merosotnya harga kripto akhir-akhir ini justru menjadi peluang bagi mereka yang hendak belajar berinvestasi di dunia ”Cryptocurrency”. Harga rendah membuat peluang ”cuan” lebih besar.
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·5 menit baca
Merosotnya harga mata uang kripto akhir-akhir ini justru menjadi peluang bagi mereka yang hendak belajar berinvestasi di dunia ”Cryptocurrency”. Harga yang rendah membuat peluang investasi bisa lebih besar dengan risiko yang mengecil. Harapannya, tentu supaya bisa konsisten cuan.
”Saat harga turun seperti saat ini justru menjadi waktu yang tepat untuk belajar digital asset,” kata Belvin Tannadi (27), penulis buku Ilmu Crypto, saat peluncuran buku itu di Toko Buku Gramedia Manhattan, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (23/1/2022). Saat harga turun, investasi yang dibutuhkan pun tidak terlalu besar.
Kripto bisa menjadi pendapatan ekstra bagi siapa saja, terutama generasi milenial dan generasi Z yang lebih melek teknologi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Belvin meyakini aset digital adalah aset masa depan yang masih akan hidup terus 100 tahun lagi. ”Maka, saya menulis buku Ilmu Crypto supaya generasi milenial dan generasi Z lebih melek investasi,” kata Belvin yang menulis buku itu bersama rekannya, Friendy.
Buku Ilmu Crypto merupakan buku kedua yang ditulis pemuda asal Binjai, Sumatera Utara, itu. Sebelumnya, akhir 2019, ia mengeluarkan buku Ilmu Saham yang hingga kini terjual 20.000 kopi dan sudah dicetak ulang lima kali.
Untuk belajar aset digital, lanjut Belvin, dibutuhkan riset dan pengamatan yang jeli. Selain menimba ilmu dari berbagai sumber, seperti komunitas baik dunia maya maupun bertemu langsung dengan ahlinya, seseorang juga mesti belajar dari buku ataupun aneka media lainnya. Meski demikian, yang terpenting adalah melakukan praktik investasi digital itu sendiri agar investor benar-benar merasakan dan mengetahui sistem kerja kripto.
Belvin menyarankan, pertama kali masuk ke dunia kripto, agar menggunakan dana dalam jumlah kecil, maksimal Rp 10 juta. Jangan menggunakan dana dalam jumlah besar terlebih dahulu. Hal itu dilakukan untuk menjaga psikologis investor pemula yang biasanya belum siap dengan fluktuasi harga yang mungkin terjadi di pasar.
”Meskipun Anda punya dana miliaran, tetap gunakan dana kecil dulu untuk belajar,” saran Belvin. Selain itu, pastikan dana yang digunakan adalah ”dana dingin”, artinya dana yang aman untuk investasi, bukan pinjaman atau akan digunakan untuk kebutuhan lain.
Pertama kali masuk ke dunia kripto, gunakanlah dana dalam jumlah kecil, maksimal Rp 10 juta. (Belvin Tannadi)
Ia juga menyarankan hanya 10 persen dana yang digunakan untuk trading. Misalnya, dana yang dimasukkan ke kripto Rp 5 juta, hanya 500.000 yang digunakan untuk jual-beli. Sedangkan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat membeli atau menjual kripto, investor perlu menganalisis pergerakan harga di masa lampau untuk memperhitungkan kemungkinan atau potensi arah pergerakan harga di masa datang.
Prinsip dasarnya, menurut Belvin, harga yang terlihat dalam grafik sudah mencerminkan semua faktor yang memengaruhi pasar (market price discount everything). Pasar juga tidak bergerak secara acak, tetapi membentuk pola pergerakan harga tertentu yang menunjukkan bahwa pola pergerakan harga akan berhenti dan berubah arah (price moves in trend).
Psikologis investor
Selain itu, ada keyakinan kuat pelaku pasar di masa kini akan memberikan reaksi yang sama dengan pelaku pasar di masa lalu dalam menyikapi berbagai informasi yang memengaruhi pasar. Dengan begitu, pergerakan harga yang dahulu pernah terjadi bisa saja terulang kembali di masa kini (history repeat itself).
Investasi disarankan baru ditambah (top up) jika nilai aset sudah menjadi Rp 7 juta-Rp 8 juta atau naik 40-60 persen. Artinya, investor sudah berhasil menaikkan aset kriptonya. ”Top up juga jangan langsung banyak, Rp 5 juta dulu, jangan langsung Rp 50 juta. Aspek psikologis dipupuk dulu,” kata Belvin.
”Ketika harga turun, investor bisa stres, tidak bisa cuan. Tapi, percayalah, beberapa tahun kemudian, saat profit bisa melebihi loss, investor bisa tertawa. Ada fase (merugi) yang sudah terlewati,” lanjut Belvin.
Belvin meyakini, meski saat ini nilai kripto merosot, akan ada masa nilainya bakal kembali naik ke posisi semula. Waktunya tidak tentu, bisa dalam waktu enam bulan atau bisa juga dua tahun. Sedangkan pembelian yang cuan dilakukan saat grafik harga kripto berada di awal kenaikan (uptrend) dan untuk bisa memantaunya, perlu selalu dilihat pergerakan harga beberapa hari sekali.
Adapun untuk mengunduh platform perdagangan kripto, investor perlu memperhatikan legalitasnya agar aman. Periksa apakah sudah ada izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, badan yang bertugas melakukan pengawasan dan pengaturan terkait perdagangan berjangka.
Selain itu juga perlu diperhatikan izin dari Otoritas Jasa Keuangan. ”Jangan hanya titip-titip saham tetapi tidak mengerti bagaimana kinerjanya,” kata Belvin.
Perlu juga ditanyakan kepada mereka yang sudah menggunakan platform tersebut apakah platform bekerja dengan baik. Di dalam bukunya, ia menuliskan setidaknya ada delapan perusahaan perdagangan kripto yang mendapat izin Bappebti.
Buku setebal 260 halaman itu penuh dengan warna dan huruf yang besar-besar, gambar grafik, bahasa yang sederhana, serta tips-tips singkat sehingga memudahkan siapa pun belajar tentang kripto. Siapa pun, karena Belvin telah memberikan contoh. Ia menjadi pelaku saham dan kripto dari belajar secara otodidak. Sementara studi formalnya justru tentang sastra China.
Belvin telah memberikan contoh. Ia menjadi pelaku saham dan kripto dari belajar secara otodidak. Sementara studi formalnya justru tentang sastra China.
Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada Belvin saat peluncuran buku itu, kebanyakan peserta memang haus akan ilmu kripto. Mereka—ibu-ibu, karyawan, mahasiswa—kebanyakan merupakan investor baru yang beberapa bulan lalu menekuni dunia saham, kripto, atau bahkan baru akan memulainya.
Managing Editor for Management & Business Publication PT Elex Media Komputindo Whindy Yoevestian mengatakan, buku Ilmu Crypto itu merupakan buku kedua Belvin setelah sebelumnya menuliskan buku Ilmu Saham. Penjualan buku pertamanya menembus 15.000-20.000 eksemplar sehingga perlu cetak ulang berkali-kali. Padahal, menurut dia, jarang ada buku bisnis yang ditulis penulis dalam negeri menembus angka 20.000 kopi dan menjadi best seller. Bahkan, beberapa toko buku kehabisan stok dan pembeli pun harus memesannya.