Digitalisasi Sektor Keuangan Pacu Pertumbuhan Ekonomi
Pandemi Covid-19 menuntut masyarakat untuk beradaptasi pada layanan digital, termasuk di sektor perbankan. Fenomena itu diyakini terus berkembang sehingga turut mendukung pertumbuhan ekonomi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 menuntut masyarakat untuk beradaptasi pada layanan digital, termasuk di sektor perbankan. Fenomena tersebut pun diyakini terus berkembang sehingga turut mendukung pertumbuhan ekonomi.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan dalam telekonferensi pers Mandiri Investment Forum 2022, Selasa (25/1/2022), mengatakan, pandemi Covid-19 mempercepat proses digitalisasi. Pada 2020-2021, misalnya, proses pembuatan rekening yang dilakukan secara digital terus berkembang.
Aplikasi Livin' by Mandiri pun telah diluncurkan, begitu juga aplikasi Kopra by Mandiri. ”Dalam Kopra, digitalisasi dapat membuat perusahaan-perusahaan mengakses sejumlah layanan, seperti Mandiri Cash Management, global trade, bahkan bisa melacak remmitance (transfer dalam valuta asing). Hal-hal ini jadi fenomena baru dalam berbisnis,” kata Panji.
Panji mengemukakan, digitalisasi membawa dampak besar pada pertumbuhan ekonomi. Dari segala manfaatnya, yang utama ialah efisiensi karena nasabah tidak perlu datang ke kantor cabang, tetapi cukup mengakses melalui gawai. ”Ini tren global yang besar sekali dampaknya. Juga, menjadi mesin pertumbuhan (ekonomi). Namun, yang paling penting, bisa lebih efisien,” ujarnya.
Menurut dia, sejak awal pandemi Covid-19, pengembangan ekonomi digital terus meningkat. Pembatasan mobilitas masyarakat juga menuntut sektor usaha untuk lebih cepat beradaptasi dengan teknologi, termasuk sektor keuangan.
”Saat ini, seperti kita lihat, marak kolaborasi antara fintech, startup, dan juga industri keuangan. Hal tersebut turut memicu fenomena ekosistem digital,” ucap Panji.
Investasi
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menambahkan, perkembangan teknologi potensial bagi perkembangan pasar modal. Di sisi lain, animo investor untuk melihat saham-saham ekonomi digital juga sangat besar. Adapun hal-hal itu juga akan dibahas dalam Tech Day, yang merupakan rangkaian Mandiri Investment Forum (MIF) 2022.
MIF 2022 merupakan upaya Bank Mandiri dalam mendukung pertumbuhan investasi di dalam negeri. Apalagi, pada 2022, pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp 1.200 triliun. Hal itu menjadi tantangan sekaligus pekerjaan rumah bagi seluruh pemangku kepentingan.
MIF 2022 akan digelar pada 7-11 Februari 2022 dengan tema ”Recapturing the Growth Momentum” serta ditargetkan diikuti lebih dari 10.000 peserta, dari dalam dan luar negeri. Termasuk di dalamnya lebih dari 500 investor asing yang akan hadir, baik secara daring maupun luring (hibrida).
Acara tersebut juga akan memanfaatkan momentum Presidensi G-20 Indonesia 2022. ”Investor lokal dan internasional yang mengelola lebih dari 4 triliun dollar AS akan turut menghadiri MIF 2022 secara offline maupun daring,” ujar Panji.
Sebelumnya, target realisasi investasi direncanakan senilai Rp 968,4 triliun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Namun, target itu dinaikkan menjadi Rp 1.100 triliun-Rp 1.200 triliun (Kompas, 9/6/2021).
Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR untuk membahas rencana kerja anggaran tahun 2022, Selasa (8/6/2021), Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, investasi diandalkan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,4-6 persen pada 2022. Hal itu karena konsumsi rumah tangga yang stagnan dan cenderung menurun selama pandemi akibat lemahnya daya beli.