Mahasiswa berkesempatan untuk magang dan mendapatkan berbagai pengetahuan serta pelatihan di pasar modal. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka memberikan kesempatan mahasiswa untuk belajar di bursa.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mahasiswa berkesempatan untuk magang dan mendapatkan berbagai pengetahuan serta pelatihan di pasar modal. Merdeka Belajar Kampus Merdeka sudah diperluas dengan memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk belajar di bursa.
”Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) tentu akan dilanjutkan dengan skala lebih besar. Setiap semester makin berkembang. Kalau tahun lalu adalah tahun inkubasi, tahun ini adalah tahun akselerasi. Tahun ini programnya akan makin banyak dan makin bervariasi. Tahun lalu ada 50.000 mahasiswa magang dan tahun ini akan naik tiga kali lipat,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim dalam penandatanganan kesepahaman antara Bursa Efek Indonesia (BEI), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya untuk belajar tentang pasar modal, Senin (24/1/2022).
Direktur BEI Laksono Widodo mengatakan, BEI sangat mendukung dan terbuka kepada para mahasiswa yang ingin belajar lebih jauh mengenai industri pasar modal. ”Kami siap menyediakan layanan edukasi, pelatihan, dan perkuliahan maupun penerimaan magang bagi mahasiswa tingkat akhir sebagai bekal ilmu dan nilai tambah yang bernilai bagi mereka,” kata Laksono.
Ketua ISEI Jakarta Inarno Djajadi menyebutkan akan terus mendukung program MBKM sehingga memberikan manfaat bagi mahasiswa. Senada dengan Inarno, Agus Winardono, Direktur Human Capital BRI yang mewakili Himbara, juga mendukung kerja sama tersebut.
Laksono menambahkan, BEI memiliki anak usaha, yaitu The Indonesia Capital Market Institute (TICMI), yang memberikan edukasi sertifikasi dan juga merupakan pusat referensi berbagai macam data mengenai pasar modal. ”TICMI juga dapat digunakan mahasiswa yang membutuhkan data dan sertifikasi untuk peningkatan kapasitas,” kata Laksono lagi.
Sementara itu, Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF) mengungkapkan kinerja pasar modal juga berdampak positif bagi SIPF. Hingga akhir Desember 2021, ada 4.397.984 investor di pasar modal yang telah dilindungi oleh dana perlindungan pemodal. Adapun nilai aset investor yang dilindungi oleh Indonesia SIPF sampai akhir Desember 2021 mencapai Rp 5.426 triliun. Angka ini naik 28,3 persen atau sebesar Rp 1.197 triliun dari tahun sebelumnya.
SIPF yang berada di bawah Otoritas Jasa Keuangan mirip dengan Lembaga Penjamin Simpanan di industri perbankan. Perlindungan Indonesia SIPF di pasar modal mencakup penjaminan aset yang tercatat berupa efek. Selain itu, juga perlindungan atas dana yang ada di rekening nasabah. Sementara penyelesaian transaksi efek di bursa efek dijamin oleh Lembaga Kliring Penjaminan atau KPEI.