Hilirisasi batubara akhirnya dimulai dengan pembangunan perusahaan pengolah batubara menjadi dimetil eter (DME). DME bisa dimanfaatkan sebagai pengganti elpiji.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
BPMI Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya pembangunan perusahaan pengolah batubara menjadi dimetil eter di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022).
MUARA ENIM, KOMPAS – Pembangunan perusahaan gasifikasi batubara menjadi dimetil eter di Indonesia dimulai. Hilirisasi batubara ini akan mengurangi subsidi impor elpiji dan menciptakan lapangan kerja baru.
Dimulainya pembangunan (groundbreaking) perusahaan gasifikasi batubara menjadi dimetil eter (DME) di Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, diresmikan Presiden Joko Widodo, Senin (24/1/2022). Hadir dalam acara ini, antara lain, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, Kepala BPKP Yusuf Ateh, Gubernur Sumsel Herman Deru, dan Bupati Muara Enim Nasrun Umar.
Presiden Joko Widodo berharap hilirisasi batubara ini juga bisa dilakukan di daerah-daerah lain. Sebab, kapasitas produksi DME dari perusahaan konsorsium Air Product asal Amerika Serikat, PT Bukit Asam, dan PT Pertamina ini 1,4 juta metrik ton DME per tahun atau setara 1 juta ton elpiji. Ini diprediksi menyediakan bahan bakar pengganti elpiji pada 6 juta keluarga di wilayah Sumsel dan sekitarnya.
Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya pembangunan perusahaan gasifikasi batubara menjadi dimetil eter di Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022).
Kebutuhan elpiji di Indonesia per tahun mencapai 7,7 juta ton. Saat ini, sebanyak 6,4 juta ton elpiji masih impor.
Presiden Jokowi menyebutkan, untuk impor elpiji, APBN yang diperlukan mencapai sekitar Rp 80 triliun. Selain itu, masih ada kebutuhan subsidi elpiji untuk sampai ke masyarakat yang nilainya berkisar Rp 60 triliun-Rp 70 triliun.
Oleh karena itu, gasifikasi yang dilakukan konsorsium ini diperkirakan bisa mengurangi alokasi subsidi di APBN sekitar Rp 7 triliun. Jika semua impor elpiji bisa dihentikan dan digantikan DME, efisiensi APBN bahkan bisa mencapai Rp 60 triliun-Rp 70 triliun.
Gasifikasi batubara menjadi DME ini sebenarnya sudah diminta Presiden untuk dilakukan sejak enam tahun lalu. ”Ada yang nyaman dengan impor. Rutinitas terus, impor, impor, impor. Tidak berpikir negara dirugikan, rakyat dirugikan karena tidak terbuka lapangan kerja,” tuturnya. Pengurangan impor juga akan memperbaiki neraca perdagangan nasional. Selain itu, lapangan kerja pun akan tercipta.
Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya pembangunan perusahaan pengolahan batubara menjadi dimetil eter di Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022).
Dalam laporannya, Bahlil menjelaskan, pengerjaan konstruksi yang dilakukan Air Product akan menyediakan 12.000-13.000 lapangan kerja. Adapun di hilir akan tercipta 11.000-12.000 lapangan kerja lainnya. Saat produksi sudah berlangsung, sekitar 3.000 lapangan kerja langsung juga akan terbuka. Dengan potensi lapangan kerja tidak langsung, Bahlil memperkirakan, jumlahnya bisa tiga sampai empat kali lipatnya.
Proses negosiasi untuk mendorong gasifikasi batubara ini, menurut Bahlil, dilakukan sejak 2020. Tanda tangan nota kesepahaman kerja sama investasi Air Product senilai 15 miliar dollar AS dilakukan akhir November 2021 di Dubai, Uni Emirat Arab.
Setelah kerja sama dengan PT Bukit Asam dan PT Pertamina, lanjut Bahlil, realisasi investasi Rp 33 triliun. Pengerjaan pembangunan yang seharusnya 36 bulan diperpendek menjadi 30 bulan.
”Investasi ini full dari Amerika, bukan Korea, Jepang, atau China. Jadi, negara ini tidak hanya fokus investasi dari satu negara,” lanjutnya.
BPMI Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi yang akan dibangun menjadi perusahaan pengolah batubara menjadi dimetil eter di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022).
Chairman, President, CEO Air Product & Chemical Seifi Ghasemi dalam sambutannya secara daring menyampaikan kegembiraannya atas kesempatan berpartisipasi dalam proyek ini. Dia juga menyampaikan komitmen perusahaannya untuk melanjutkan investasi di Indonesia.
Presiden Jokowi sebelum menekan tuas buldozer penanda dimulainya groundbreaking menyampaikan harapan supaya proyek serupa bisa terjadi di wilayah-wilayah lain.