Masyarakat Jatim Diminta Berhenti Borong Minyak Goreng
Stok minyak goreng dijamin cukup oleh pemerintah.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta masyarakatnya untuk tidak memborong minyak goreng yang dijual ritel modern. Warga diimbau membeli secara wajar sesuai kebutuhan. Kebijakan minyak goreng satu harga Rp 14.000 per liter berlaku selama enam bulan ke depan dan pemerintah menjamin stoknya cukup.
Permintaan itu disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di sela kunjungannya ke sejumlah ritel modern di Sidoarjo, Kamis (20/1/2022). Kunjungan ke ritel modern ini untuk mengecek langsung stok minyak goreng dan kelancaran distribusinya ke masyarakat untuk memastikan tidak terjadi kelangkaan.
”Tidak usah panik sehingga berupaya memborong sebanyak-banyaknya. Pemerintah menjamin ketersediaan minyak goreng dengan harga terjangkau. Para peritel di Jatim mengatakan stok mereka mencukupi,” ujar Khofifah.
Kementerian Perdagangan RI menetapkan harga minyak goreng turun mulai Rabu (19/1/2022). Harga minyak goreng dibanderol Rp 14.000 per liter untuk penjualan di ritel modern. Harga ini berlaku untuk minyak goreng kemasan sederhana ataupun modern dari semua merek yang beredar di pasaran.
Kebijakan tersebut tidak hanya berlaku pada minyak goreng dengan kemasan 1 liter dan 2 liter. Minyak goreng kemasan jeriken dengan ukuran 5 liter juga turun harga menjadi Rp 14.000 per liter atau Rp 70.000 per jeriken untuk berbagai merek.
Penurunan harga minyak goreng ini memicu reaksi masyarakat. Mereka berbondong-bondong mendatangi ritel modern terdekat. Hal itu memicu antrean panjang di kasir. Namun, sebagian besar peritel membatasi penjualan minyak goreng maksimal dua kemasan per 2 liter per orang. Alasannya stok mereka masih terbatas.
Khofifah mengatakan, standardisasi harga minyak goreng Rp 14.000 per telah diterapkan oleh peritel modern di seluruh wilayah Jatim terutama yang terafiliasi dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Adapun pasar tradisional dan toko kelontong diberi waktu selama sepekan untuk melakukan penyesuaian harga minyak goreng menjadi Rp 14.000 per liter.
”Pembelian minyak goreng ini memang dibatasi agar sebarannya merata. Kami mohon masyarakat mengerti dan membeli hanya sesuai kebutuhan atau keperluan,” kata Khofifah.
Pemprov Jatim sebelumnya telah berupaya melakukan stabilisasi harga minyak goreng dengan menggelontorkan 75.000 liter untuk operasi pasar di sejumlah daerah. Pemerintah menyubsidi harga minyak goreng yang saat itu masih di kisaran Rp 20.000 per liter agar menjadi Rp 12.000 per liter sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
Upaya itu ditempuh untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah kenaikan harga bahan pokok yang tinggi. Selain itu, stabilisasi harga di pasar agar tidak terjadi lonjakan yang besar, serta menjamin ketersediaan barang di masyarakat. Pemprov Jatim akan terus mengawasi dan mengevaluasi efektivitas program satu harga minyak goreng ini di lapangan.
Khofifah berharap dalam waktu dekat harga minyak goreng bisa stabil di kisaran Rp 14.000 per liter sehingga mudah dijangkau masyarakat. Terlebih lagi, bulan Ramadhan sudah dekat, kebutuhan masyarakat akan semakin meningkat.
Kehadiran minyak goreng dengan harga yang terjangkau juga diharapkan menggairahkan kembali usaha pelaku usaha ultra mikro dan mikro kecil di Jatim. Seiring bergairahnya pelaku UMKM, ekonomi rakyat akan kembali berdenyut setelah lama terdampak pandemi Covid-19.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, dalam upaya menjaga daya beli masyarakat pihaknya telah menggelar operasi pasar. Kegiatan yang berlangsung sejak Sabtu pekan lalu tersebut tidak hanya menyediakan minyak goreng dengan harga Rp 14.000 per liter. Sejumlah bahan pokok, seperti beras, gula, telur, dan daging ayam, juga dipasarkan dengan harga rendah.
”Gula, misalnya, dijual Rp 12.500 per kilogram sedangkan beras kemasan 5 kilogram dijual Rp 53.000 per kemasan, sedangkan ayam dijual Rp 38.000 per kg,” kata Muhdlor.
Berdasarkan data Disperindag Sidoarjo, gula pasir di pasar saat ini dijual Rp 14.000 per kg, beras kemasan 5 kg kualitas medium dijual Rp 58.000 per kemasan, dan daging ayam dijual Rp 40.000 per kg. Kenaikan harga sejumlah komoditas ini terjadi sejak awal tahun.
Salah satu warga Sidoarjo, Sumiati (39), senang mendapati harga minyak goreng Rp 14.000 per liter. Dia telah berburu sejak kemarin, tetapi kehabisan stok. Ibu rumah tangga itu baru berhasil mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau pada pagi ini di ritel modern.
”Kemarin dikasih tahu sama tetangga katanya ada minyak goreng promo di sini. Tapi, sewaktu saya datang, pelayan toko bilang barangnya sudah habis. Pagi-pagi tadi saya sengaja nunggu saat toko baru buka,” ucap dia.