Sejumlah perusahaan asuransi mengubah nama dan merek guna menandai transformasi dan memperbaiki layanan. PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, misalnya, mengubah nama menjadi PT Perta Life Insurance.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan asuransi beramai-ramai melakukan rebranding atau mengubah citra, antara lain dengan mengenalkan nama atau merek baru. Langkah itu diniatkan sebagai awal transformasi bisnis, ditunjukkan dengan memulai penggunaan layanan aplikasi digital, penetapan target bisnis baru, dan penambahan nilai-nilai etos kerja baru.
Langkah tersebut, antara lain, ditempuh oleh PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri yang berubah menjadi PT Perta Life Insurance. ”Jika sebelumnya kami dikenal dengan Tugu Mandiri, kini Perta Life,” ujar Direktur Utama Perta Life Hanindio W Hadi dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).
Perubahan nama itu ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada 24 November 2021. Menurut Hanindio, perubahan nama dilakukan untuk memulai transformasi bisnis dengan nilai-nilai etos kerja dan semangat baru. Transformasi bisnis Perta Life salah satunya ditempuh dengan melengkapi diri dengan layanan digital.
Direktur Pemasaran Perta Life Haris Anwar mengatakan, dengan perubahan baru itu, pihaknya tidak hanya ingin mengubah etos kerja di internal, tetapi juga bisa mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan. Pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20 persen.
Industri Asuransi Didorong Kembali Fokus ke Bisnis Proteksi
Saat ini 78 persen pendapatan premi perusahaan berasal dari pasar pasti, sisanya dipenuhi dari pasar nonpasti atau ritel. Sampai November 2021, pendapatan premi perusahaan mencapai Rp 445,32 miliar. Catatan itu menurun dibandingkan sepanjang 2020 yang sebesar Rp 470,10 miliar antara lain karena dampak pandemi Covid-19 yang membuat nasabah mengurangi preminya.
Tahun lalu, ada sejumlah perusahaan asuransi yang berganti nama. Perusahaan itu antara lain PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) yang berganti nama menjadi PT Zurich Asuransi Indonesia pada November 2021. Selain itu, ada PT MNC Life Assurance yang rebranding aplikasi digitalnya dari Hario menjadi MotionInsure.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan, transformasi dilakukan perusahaan asuransi jiwa. Pihaknya mendorong inovasi digital untuk meningkatkan layanan.
Sementara itu, sekitar 20 orang yang tergabung dalam Komunitas Nasabah Korban Asuransi berunjuk rasa di depan kantor Prudential, Jakarta, Senin. Mereka menuntut Prudential memberikan uang yang hilang atau tergerus pada produk unitlink. Komunitas itu menaungi sekitar 300 nasabah tiga perusahaan, yakni PT AXA Mandiri Financial Services, PT Prudential Life Assurance, dan PT AIA Financial.
Koordinator Komunitas Nasabah Korban Asuransi Maria Trihartati mengatakan, pihaknya berkumpul untuk menagih hak. Junaedi (55), nasabah Prudential asal Palembang, menuturkan, dengan menabung Rp 10,75 juta per bulan, ia diiming-imingi memperoleh imbal hasil Rp 1,37 miliar pada tahun keenam. Namun, jumlah yang bisa ia ambil hanya Rp 307 juta.
Dalam pernyataan bersama AIA, AXA Mandiri, dan Prudential Indonesia, Chief Marketing and Communication Prudential Luskito Hambali mengatakan, nasabah selalu menjadi prioritas utama. Dalam hal penanganan dan penyelesaian keluhan nasabah, AIA, AXA Mandiri, dan Prudential Indonesia berkomitmen menangani dan menyelesaikan keluhan sesuai prosedur, termasuk melakukan mediasi dan membuka ruang diskusi untuk mencapai titik temu.