Peluang Menjadi Kreator NFT Besar, tetapi Mesti Konsisten Kerja Keras
Kepopuleran aset digital NFT melejit pada akhir 2021. Investasi virtual ini diperkirakan semakin berkembang pada 2022. Individu awam pun berkesempatan luas menciptakan, bahkan hingga memperjual-belikan NFT.
Oleh
Mediana
·6 menit baca
Aset digital non-fungible tokens atau NFT, untuk pertama kalinya, masuk daftar pencarian terbanyak dalam Google Trends secara global pada 2021 dan melampaui kripto. Laporan industri DappRadar tahun 2021 menunjukkan, ekspansi NFT mengesankan sepanjang tahun 2021 karena berhasil mengumpulkan lebih dari 23 miliar dollar AS dalam perdagangan.
Bukti kepemilikan yang menjadi hak pemegangnya serta integrasi proses melalui komputasi yang cerdas mendisrupsi cara warga memperlakukan seni digital dan barang koleksi. Koleksi, seperti CryptoPunks, Bored Ape Yacht Club (BAYC), dan Art Blocks mendorong ledakan NFT. Hollywood, selebritas olahraga, dan merek besar seperti Coca-Cola, Gucci, Nike, dan Adidas, ikut membuat terobosan dengan mengembangkan NFT dengan tingkat eksklusivitas yang berbeda.
Kekuatan daya tarik nama-nama terkenal itu, kata DappRadar, sangat memengaruhi NFT dan industri rantai blok (blockchain) secara keseluruhan. Selain itu, NFT tiba di rumah melelang seni tradisional terkenal, seperti Christie’s dan Sotheby’s, membuka pintu bagi audiens arus utama yang tidak akan terbiasa dengan istilah tersebut.
Di Indonesia, baru-baru ini, mahasiswa Semester VII Program Studi Animasi Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, Jawa Tengah, Ghozali, mengunggah dan menjajakan hasil swafotonya di platform lokapasar NFT, OpenSea, dan laku dengan harga fantastis. Kabar ini menjadi viral di media sosial dan media massa.
Praktisi NFT dari kolektibel.com Fajar Widi, Sabtu (15/1/2022), di Jakarta, menilainya sebagai fenomena sosial, cenderung mematahkan tiga pilar proyek NFT yang biasa terpakai bersamaan. Ketiga pilar yang dia maksud, yaitu kelangkaan, kegunaan, dan komunitas.
Tak berselang lama setelah kabar transaksi fantastis yang diperoleh Ghozali, komika Tretan Muslim, dalam akun Instagram pribadinya, mengunggah foto dirinya yang dijadikan NFT dan dijajakan di salah satu lokapasar. Menurut Fajar, hal itu amat wajar. Sebab, apa pun sebenarnya bisa dijadikan aset digital NFT. Tidak tertutup kemungkinan, standup comedy dari Indonesia di masa depan dapat menjadi aset digital NFT.
Di sektor olahraga, Kolektibel.com bekerja sama dengan Indonesia Basket League (IBL) mengembangkan IBL NFT. Wujudnya adalah highlights permainan atlet. Sasarannya adalah penggemar basket dan komunitas IBL. Siapa pun yang membeli IBL NFT mendapat keuntungan, seperti kemudahan menonton kompetisi. Dengan metode seperti ini akan tercipta perputaran ekonomi yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap kehidupan atlet.
Seniman RE Hartanto, saat dihubungi pada hari yang sama dari Jakarta, menceritakan, tanpa ada fenomena Ghozali itu, di kalangan perupa tradisional, pemahaman tentang NFT, seni kripto (crypto art), dan pasar NFT makin hari makin kuat. Mereka memahami tren itu, tetapi para perupa tradisional terbelah dua. Ada yang segera menyambut tren crypto art dan menyiapkan karya yang spesifik untuk dijual di pasar NFT, tapi ada juga yang ragu dan lambat membuat perubahan, termasuk dirinya.
Sejumlah perupa NFT di Indonesia, yang kebanyakan bekerja lepas, sekarang sangat selektif memilih klien. Dari cerita Hartanto, apabila klien tidak memiliki profil bagus dan tidak membantu, baik di daftar riwayat hidup maupun portofolio mereka, mereka tidak mau ambil kerjaannya. Mereka merasa sudah mampu memperoleh banyak pendapatan dari pasar NFT.
”Dia (Ghozali) dengan fenomena nilai penjualan NFT swafoto yang fantastis itu bisa menarik orang semakin banyak terjun ke NFT. Mendorong kemunculan kreator lain dari Indonesia. Tapi, apakah fenomena Ghozali itu sesaat seperti fenomena yang pernah terjadi di ranah luring, seperti booming tanaman hias, saya rasa tidak akan,” kata Fajar.
Sebab, dunia sekarang bergerak menuju teknologi Web 3.0 . Teknologi Web 3.0 merupakan internet generasi ketiga yang ditandai laman dan aplikasi dapat memproses informasi dengan cara seperti manusia cerdas melalui teknologi mesin pembelajaran, mahadata, dan teknologi buku besar terdesentralisasi. NFT yang berjalan di atas blokchain mewakili salah satu dari itu.
Apa pun latar belakang industri bisa terjun ke aset digital, termasuk perusahaan besar seperti terungkap dalam laporan DappRadar. Perusahaan media massa seperti CNN internasional pun telah mengembangkan aset digital NFT melalui ”Vault by CNN”. CNN menggunakan arsip peliputan jurnalistiknya untuk dijadikan aset digital NFT.
Bukan berarti orang awam menjadi tertutup kesempatannya di industri NFT. Hanya, Hartanto yang pernah menjajal industri NFT berpendapat, perolehan transaksi maksimal hanya bisa didapat kalau mengerahkan usaha yang tidak setengah-tengah. Sebagai gambaran, apabila ingin fokus ke crypto art, individu harus mau meluangkan waktu untuk aktif di Twitter atau grup-grup Discord, saling promosi, dan saling dukung antarseniman NFT sehingga betul-betul hadir dan eksis.
Dia menambahkan, dengan boom NFT yang sedang terjadi sekarang ini, peluang untuk mendapatkan sukses itu besar sekali. Akan tetapi, jika seorang individu membuat crypto art cuma sekali-sekali kalau sedang bersemangat saja, lalu minting, listing, tidak aktif di Twitter, tidak aktif di Discord, dan hanya berharap karyanya laku, itu akan susah untuk sukses.
”Crypto art bagi saya cukup menyegarkan, ada banyak karya menarik di sana. Cuma kalau saya harus terjun ke pasar NFT sekarang, terus-terang belum mampu. Saya merasa masih belum bisa mengerahkan 100 persen energi berusaha," imbuh Hartanto.
Fajar menyarankan, bagi awam yang tertarik mengeksplorasi NFT mesti cari lokapasar NFT terlebih dulu. Kemudian, dia harus membuat wallet dan minting (pemindaian karya digital ke blockchain). Sama seperti Hartanto, Fajar juga menyarankan agar setelah itu aktif berpromosi dan nimbrung di komunitas.
”Dunia aset digital NFT selalu penuh kejutan. Selalu ada kemungkinan tiga pilar — kelangkaan, kegunaan, dan komunitas — bisa dipatahkan. Namun, saya percaya, ke depan, aset digital NFT yang menekankan pada pilar kegunaan akan populer karena itu akan memutar ekonomi,” katanya.
Lantas bagaimana soal keamanan siber? Firma riset Chainalysis, mengungkapkan bahwa penipuan di dunia aset kripto telah menghasilkan lebih dari 7,7 miliar dollar AS atau setara Rp 109 triliun sepanjang tahun 2021. Penipuan kripto naik 81 persen dibanding tahun 2020. Bentuk penipuan yang paling umum adalah peretasan akun dan penipuan proyek aset kripto yang melarikan diri dengan uang investor.
Meskipun total pendapatan penipuan meningkat secara signifikan pada 2021, Chainalysis mengatakan, jumlah setoran ke alamat penipuan turun dari 10,7 juta menjadi 4,1 juta. Chainalysis mengasumsikan ada lebih sedikit korban penipuan individu.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, pelaku lokapasar NFT ataupun pedagang aset kripto mengembangkan pelapis keamanan ganda. Sebagai contoh, Google Authenticator yang memiliki sistem keamanannya terenkripsi, tidak tergantung jaringan pihak ketiga, praktis dan kompatibel untuk seluruh sistem operasi ponsel pintar.
Beberapa bisnis cryptocurrency juga mengambil langkah-langkah inovatif untuk memanfaatkan data blockchain untuk melindungi pengguna mereka. Ini dinilai mampu menghentikan penipuan sejak awal sebelum calon korban melakukan setoran.Dari sisi pengguna juga disarankan bertransaksi di platform perdagangan yang punya reputasi.