InJourney diluncurkan Presiden Joko Widodo di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis (13/1/2022). Sejumlah perusahaan BUMN tercakup di dalamnya antara lain pada pilar penerbangan, bandara, destinasi wisata, hingga ritel.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney, holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, pemerintah berupaya membenahi tata kelola perusahaan-perusahaan di dalamnya. Kendati masih dipengaruhi situasi pandemi Covid-19, ada optimisme untuk memulihkan sektor tersebut.
Presiden Joko Widodo meluncurkan InJourney di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis (13/1/2022). Holding BUMN itu mencakup PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
Direktur Marketing InJourney Maya Watono, dalam wawancara virtual dengan media, Jumat (14/1/2022), mengatakan, InJourney bertujuan membangun ekosistem pariwisata yang terintegrasi dan multisektor. Setiap pilar yang ada dalam InJourney akan dirapikan, baik dalam pengembangan maupun pemasaran.
InJourney akan mengintegrasikan semua aset dalam perusahaan-perusahaan BUMN tersebut agar dapat mendukung pariwisata Tanah Air. Misalnya terkait wisata Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dipersiapkan adanya layanan penerbangan serta koneksinya dengan ekosistem pariwisata yang sudah terbangun. Pada akhirnya, optimisme kebangkitan pariwisata akan terus tumbuh.
"Targetnya (pascapandemi), 17 juta (kunjungan) wisatawan mancanegara, 330 juta wisatawan nusantara, dan kembali mengontribusikan pariwisata sebesar 4,5 persen GDP (produk domestik bruto), serta 13 juta lapangan pekerjaan. Ini butuh effort cukup besar karena kontribusi pariwisata terhadap GDP saat pandemi turun (hingga) di bawah 4 persen," kata Maya.
Pada 2022, adanya perhelatan MotoGP di Mandalika, NTB, pada Maret serta G20 pada November, menjadi semacam pelatihan dalam menyambut kembali kunjungan wisatawan mancanegara. Hal itu diharapkan menjadi pijakan bangkitnya pariwisata, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Sebelumnya, saat peresmian InJourney, Presiden menuturkan bahwa penataan BUMN kepariwisataan ialah keharusan. Pasalnya, selama ini banyak perusahaan BUMN yang bergerak di sektor pariwisata hingga "beranak cucu", dari hulu ke hilir, tetapi berjalan sendiri-sendiri, sehingga menjadi lemah.
Pembentukan holding BUMN Pariwisata dan Pendukung harus membuat perusahaan-perusahaan di dalamnya menjadi gesit, lincah, dan profesional. "Harus membuat tata kelola menjadi efisien, simpel, dan sederhana. Kunci bergerak lebih maju adalah perbaikan manajemen dan tata kelola," ujar Presiden, seperti ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis.
Pembentukan holding BUMN Pariwisata dan Pendukung harus membuat perusahaan-perusahaan di dalamnya menjadi gesit, lincah, dan profesional.
Menteri BUMN Erick Thohir, dalam acara itu, mengemukakan, bandara nantinya tak sekadar bandara, tetapi menjadi aerocity atau pusat aktivitas perekonomian di sekitar bandara. InJourney juga dapat bergabung dengan ekosistem lainnya di BUMN, termasuk perbankan. Dengan aplikasi Livin', hal itu akan terintegrasi.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada Januari-November 2021 tercatat ada 1,48 juta kunjungan wisman atau anjlok 61,82 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. Jumlah tersebut juga masih jauh dari Januari-November 2019 yang sebanyak 14,7 juta kunjungan wisman.
Domestik
Maya menuturkan, saat ini menjadi momentum untuk pengembangan pariwisata domestik, melalui pembenahan di berbagai aspek, termasuk infrastruktur. Di Labuan Bajo misalnya, fasilitas hiburan masih belum seperti Bali, sehingga perlu terus dikembangkan.
Konektivitas menjadi hal penting untuk dibenahi. "Tantangannya cukup besar. Lalu bagaimana perputaran turis domestik ini dari satu daerah ke daerah lainnya, termasuk di destinasi-destinasi superprioritas. (Dukungan) logistik dan ping-pong (dari satu destinasi ke destinasi lain) nya seperti apa," ucap Maya.
Dihubungi terpisah, Dekan Fakultas Interdisiplin Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Titi Susilowati Prabowo menuturkan, pariwisata domestik memang menjadi andalan setiap ada krisis kunjungan wisman. Saat pandemi, ada tren warga berlibur ke destinasi-destinasi yang relatif sepi.
Kendati demikian, protokol kesehatan tetap dikontrol. "Itu menjadi garansi dan harus dijalankan. Sumber daya manusia pada sektor pariwisata juga penting sehingga ada pemahaman baik mengenai prokes. Persoalan higienitas, kebersihan, kesehatan, menjadi pertimbangan banyak turis saat ini," ucapnya.
Fakultas Interdisiplin UKSW sendiri memiliki program studi Sarjana Terapan Destinasi Pariwisata. Fakultas itu menyiapkan SDM-SDM dengan keahlian di bidang perencanaan, pengembangan, serta pemasaran pariwisata.
Titi mengatakan, pengembangan pariwisata memang tidak dapat dilepaskan dari investasi oleh para investor. Namun, pengembangan komunitas atau warga setempat juga tak boleh diabaikan. "Di tempat-tempat yang remote (terpencil), mereka sulit berkompetisi dengan pendatang. Menurut saya ini perlu dukungan dan keberpihakan," ucapnya.
Presiden, saat peluncuran InJourney, juga meminta lebih banyak pelibatan masyarakat. "Kemajuan sektor pariwisata agar dirasakan dampaknya oleh masyarakat sekitar. Berikan ruang dan kesempatan kepada masyarakat untuk menjadi bagian dari kemajuan pariwisata di daerahnya," kata Joko Widodo.