Kebangkitan Pariwisata untuk Bangkitkan Ekonomi Masyarakat
Kebangkitan sektor pariwisata sangat dibutuhkan karena mendukung perekonomian negara. Tahun ini, pariwisata akan dibangkitkan dengan memfokuskan pada upaya pembukaan lapangan kerja.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Tahun ini, sekalipun masih dalam situasi pandemi, sektor pariwisata ditargetkan sudah bisa kembali bangkit dan tumbuh. Harapan besar ada pariwisata karena sektor ini juga berkontribusi signifikan pada kondisi perekonomian negara.
”Pariwisata harus kembali bangkit untuk menggiatkan aktivitas ekonomi dan penciptaan lapangan kerja,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno saat berkunjung ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (14/1/2022).
Tahun ini, Sandiaga mengatakan, target jumlah wisatawan mancanegara ditetapkan 1,8 juta hingga 3,6 juta, sedangkan jumlah wisatawan domestik ditetapkan 250 juta hingga 280 juta.
Sektor pariwisata berkontribusi pada 4,8 persen perekonomian negara yang bermakna memberikan lapangan kerja bagi 14,9 juta orang.
Kebangkitan pariwisata di tahun ini diharapkan bisa meningkatkan tenaga kerja di sektor pariwisata sebanyak 400.000 orang dan menambah 700.000 orang bekerja di sektor ekonomi kreatif.
Sandiaga juga mendukung inovasi dari pengelola destinasi yang ikut membantu membangkitkan ekonomi warga dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam pariwisata.
Pembinaan UMKM, keterlibatan masyarakat dalam sektor pariwisata, sudah memberikan sinyal perbaikan ekonomi bagi masyarakat yang memang sangat dibutuhkan khususnya oleh warga di kawasan Borobudur. (Sandiaga Uno)
Apresiasi terhadap upaya melibatkan masyarakat tersebut, antara lain, diberikan untuk Balai Konservasi Borobudur (BKB) dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Rabu Boko yang nantinya akan menyediakan sandal khusus bagi pengunjung Candi Borobudur. Sandal ini nantinya akan diproduksi oleh lebih dari 1.000 orang, warga dari UMKM di sekitar Candi Borobudur.
”Pembinaan UMKM, keterlibatan masyarakat dalam sektor pariwisata, sudah memberikan sinyal perbaikan ekonomi bagi masyarakat yang memang sangat dibutuhkan khususnya oleh warga di kawasan Borobudur,” ujarnya.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwid Kasiyati mengatakan, masih diperlukan sejumlah persiapan sebelum nantinya bangunan Candi Borobudur dibuka kembali bagi pengunjung.
Namun, saat akses kembali dibuka, jumlah pengunjung yang naik ke bangunan candi tetap dibatasi dan mereka diwajibkan naik dengan menggunakan sandal khusus yang disebut upanat.
Didampingi pemandu
Saat berjalan-jalan ke candi, setiap wisatawan juga wajib didampingi pemandu wisata. Terkait hal ini, Wiwid mengatakan, para pemandu wisata di Borobudur sudah dilatih dan sudah diberi tambahan pengetahuan tentang outstanding universal value (OVU).
BKB saat ini juga sudah menyiapkan aplikasi yang berisi pengetahuan tentang Candi Borobudur, termasuk di dalamnya mengupas, memperlihatkan tentang relief Karmawibhangga, yang selama ini ditutup.
”Dengan adanya mekanisme pembatasan pengunjung, kami berharap aplikasi ini bisa menghapus kekecewaan masyarakat yang tidak bisa naik ke bangunan candi,” ujarnya.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Aryono Hendro Malyanto mengatakan, saat ini jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur mulai meningkat. Jika rata-rata jumlah wisatawan di hari biasa pada Desember 2021 hanya berkisar 1.000-2.000 orang, saat ini rata-rata jumlah wisatawan di hari biasa sudah sekitar 3.000 orang per hari.
Peningkatan jumlah kunjungan secara signifikan terutama juga terjadi di akhir pekan. Jika biasanya rata-rata jumlah kunjungan di hari Sabtu dan Minggu hanya berkisar 4.000-6.000 orang per hari, di Januari ini, meningkat menjadi 6.000-7.000 orang per hari dan bahkan sempat menembus angka 8.000 orang di hari libur Tahun Baru, 1 Januari 2022.
Dengan adanya mekanisme pembatasan pengunjung, kami berharap aplikasi ini bisa menghapus kekecewaan masyarakat yang tidak bisa naik ke bangunan candi. (Wiwid Kasiyati)
Peningkatan jumlah pengunjung ini, menurut dia, menimbulkan optimisme baru bahwa sektor pariwisata sudah kembali bangkit. Meski demikian, Aryono mengatakan, hingga saat ini, pihaknya tidak menetapkan target jumlah kunjungan.
”Saat ini, yang menjadi fokus perhatian kami adalah bagaimana memberikan kenyamanan, dan menjamin keamanan pengunjung dari berbagai bahaya penularan penyakit,” ujarnya.