Dua Wirausaha Sosial Indonesia Terima Hibah DBS Foundation
Wirausaha sosial dapat membuat perubahan sosial yang lebih besar dengan menerapkan strategi ”entrepreneurship” atau bisnis yang tepat.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
Kompas
Dokumentasi DBS Indonesia
JAKARTA, KOMPAS — DBS Foundation di Singapura memberikan dana hibah sebesar 3 juta dollar Singapura untuk 19 wirausaha sosial di kawasan Asia untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan dampak sosial serta lingkungan mereka. Tahun ini ada dua penerima yang berasal dari Indonesia, yaitu Tridi Oasis dan Waste4Change.
Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia, dalam jumpa pers daring, Kamis (14/1/2021), menjelaskan, sejak 2015 sudah ada 14 wirausaha sosial Indonesia yang berhasil menerima DBS Foundation Grant. ”Tidak ada kuota dari Singapura, berapa wirausaha sosial penerima dana dari Indonesia. Kadang ada beberapa, kadang bahkan tidak ada,” ujarnya.
”Sejalan dengan salah satu pilar sustainability kami, yaitu creating social impact, ke depannya kami senantiasa berkomitmen menumbuhkembangkan lebih banyak wirausaha sosial guna turut memperkuat pertumbuhan ekonomi sekaligus menjawab berbagai isu sosial di Indonesia,” kata Mona menambahkan.
Dana hibah tahun 2021 ini adalah prakarsa DBS Foundation Social Enterprise Grant Programme. Pada tahun 2021 ini dikucurkan dana dua kali lipat lebih besar dari nilai yang diberikan setiap tahunnya. Dengan dana hibah DBS Foundation, ke-19 wirausaha sosial penerima hibah tersebut secara bersama-sama akan memberikan dampak pada 24.000 jiwa di seluruh kawasan Asia.
Hal itu dicapai melalui penyediaan akses pada pelayanan kesehatan dan pendidikan berkualitas, serta meningkatkan mata pencarian masyarakat sekitar. Bisnis-bisnis wirausaha sosial tersebut juga akan berusaha mengurangi emisi CO2 sebanyak 160.000 ton, serta mengurangi limbah makanan sebanyak 120.000 ton dan sampah plastik sebanyak 130.000 ton.
ARSIP WASTE4CHANGE
Petugas Waste4Change bertugas mendata sampah di perumahan Vida Bekasi di Narogong Raya, Bekasi. Di kawasan perumahan ini, warga diajak memilah dan mengolah sampah untuk mengurangi pengiriman sampah di TPTS Bantargebang.
Dua penerima hibah dari Indonesia, Tridi Oasis dan Waste4Change, merupakan wirausaha sosial yang berfokus menangani isu lingkungan melalui pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.
”Berkolaborasi dengan DBS membuat kami belajar bagaimana wirausaha sosial dapat membuat perubahan sosial yang lebih besar dengan menerapkan strategi entrepreneurship atau bisnis yang tepat. Dana hibah yang diterima sudah kami rencanakan untuk mendanai studi lingkungan terkait proses daur ulang plastik kemasan berlapis yang lebih ramah lingkungan, serta memperbanyak tim kami untuk pengumpulan plastik kemasan berlapis di Tangerang,” kata Dian Kurniawati, Founder and CEO Tridi Oasis. Dian mendirikan Tridi karena gemas melihat sampah di mana-mana.
Waste4Change menyediakan solusi pengelolaan sampah mulai dari riset, edukasi, pengangkutan, hingga daur ulang untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.
Sementara Waste4Change bertujuan mendorong ekosistem pengelolaan sampah berbasis teknologi yang lebih kolaboratif dan bertanggung jawab dalam mendukung penerapan ekonomi sirkular di Indonesia. Waste4Change menyediakan solusi pengelolaan sampah, mulai dari riset, edukasi, pengangkutan, hingga daur ulang untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.
”Waste4Change bukan pertama kali mengajukan proposal dan ikut dalam kegiatan ini. Sudah sejak beberapa tahun lalu kami ikut, baru sekarang terpilih,” kata Mohamad Bijaksana Junerosano, Founder dan CEO Waste4Change. Keprihatinan atas pengolahan sampah yang kurang maksimal membuat Bijaksana mendirikan Waste4Change.
”Kami berencana bermitra dengan 300 TPS 3R dan Bank Sampah Jabodetabek untuk mengelola lebih banyak sampah. Akan ada peningkatan kapasitas dan asistensi, serta integrasi sistem informasi untuk usaha para mitra. Hal ini bukan hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga dapat meningkatkan pemasukan dari para pelaku industri persampahan,” kata Bijaksana.
Para penerima hibah ini terpilih dari hampir 700 pendaftar dari Singapura, Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, dan Taiwan.