Bank Jabar Banten berencana menambah modal melalui skema penawaran umum terbatas dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dulu. Dana akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka ekspansi kredit.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau sering disebut Bank BJB merencanakan menambah modal. Penambahan modal ini dilakukan dengan skema penawaran umum terbatas dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue.
”Kami menyampaikan materi keterbukaan informasi terkait dengan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD),” kata Direktur Utama BJB, Yuddi Renaldi, kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterbukaan informasinya, Jumat (14/1/2022).
Dalam prospektus disebutkan, BJB akan menawarkan sebanyaknya 925.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Akan tetapi, berapa kisaran harga pelaksanaan penerbitan saham baru tersebut belum disebutkan di dalam prospektus.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki 3.756.415.785 saham bjb dan memiliki hak untuk memperoleh saham baru. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah berkomitmen dan menyatakan akan melaksanakan seluruh haknya sesuai porsi kepemilikan saham di bjb.
”Pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD akan mengalami delusi maksimum 8,59 persen,” demikian penjelasan dalam prospektus tersebut. Adapun dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka ekspansi kredit.
Restoran tawarkan saham
Sementara itu, emiten di sektor restoran akan bertambah lagi. Salah satunya, PT Champ Resto Indonesia Tbk yang berencana melepaskan sebagian sahamnya kepada publik. Champ Resto Indonesia adalah pengelola berbagai brand restoran seperti BMK (Baso Malang Karapitan), Raa Cha Suki & BBQ, Monsieur Spoon (French Bakery Cafe), Gokana Ramen & Teppan, Platinum Resto dan Cafe, Chopstix, dan BMK (Baso Mie Kopi).
Dari keterangan di laman e-IPO disebutkan bahwa saham Champ akan ditawarkan pada kisaran Rp 800-Rp 950 per saham sehingga dana yang berpotensi dapat diraup dari bursa sebanyaknya Rp 633 miliar.
Dana yang dihasilkan dari penawaran publik tersebut, sebanyak 44 persen di antaranya akan digunakan untuk membayar utang kepada bank dan pemegang saham. Sementara 14 persen lainnya untuk belanja modal dan merenovasi restoran baru serta sisanya untuk modal kerja.