PT Bukaka Teknik Utama Tbk menambah modal anak usahanya, Bukaka Mega Investama, untuk mengembangkan usaha bidang energi. Sementara PT Multipolar Tbk akan menambah modal melalui skema ”right issue”.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah emiten di bursa terus memperbesar usahanya dengan menambah modal. PT Bukaka Teknik Utama Tbk, misalnya, mengembangkan usaha pada bidang energi dengan menambah modal pada anak usahanya, yaitu PT Bukaka Mega Investama, maksimal Rp 1,5 triliun. Penambahan modal akan dilakukan secara bertahap.
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/1/2022), Direktur Utama Bukaka Irsal Kamarudin merinci tambahan modal untuk PT Bukaka Mega Investama (BMI) akan digunakan untuk meningkatkan modal pada PT Kerinci Merangin Hydro yang sedang membangun pembangkit listrik tenaga air di Kerinci, Jambi.
Bukaka Teknik Utama memiliki 99 persen saham PT BMI. ”Bukaka Teknik Utama akan melakukan investasi untuk menambah modal melalui ambil bagian dalam penerbitan saham baru yang dilakukan BMI,” kata Irsal.
Transaksi tersebut merupakan transaksi material mengingat dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan BMI dengan nilai maksimal Rp 1,5 triliun. Nilai itu setara dengan 47,84 persen dari total ekuitas Bukaka Teknik Utama dalam laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2021.
Nilai itu setara dengan 47,84 persen dari total ekuitas Bukaka Teknik Utama.
Anak usaha Grup Lippo, yakni PT Multipolar Tbk, juga akan menambah modal. Skema yang digunakan adalah dengan penawaran umum terbatas (PUT) dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD VII) atau right issue.
Sekretaris perusahaan Multipolar, Nathali Lie, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia menyatakan, Multipolar akan menawarkan saham sebanyak-banyaknya 1.999.619.611 saham kelas C dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Adapun harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham. Dana yang berpotensi didapatkan dalam right issue ini Rp 1 triliun.
Jumlah saham yang ditawarkan dalam rights issue ini setara dengan 12,02 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue. PT Inti Anugerah Pratama (IAP) yang merupakan pemegang saham utama akan melaksanakan seluruh haknya.
Inti Anugerah juga bertindak sebagai pembeli siaga dengan melaksanakan seluruh hak yang akan diperolehnya senilai Rp 520 miliar. Jika ada hak yang tidak diambil atau tersisa, Inti Anugerah akan membeli sisa saham yang tidak diambil, sebanyaknya Rp 139 miliar.