Dongkrak Ekonomi Perempuan dan Pelaku ”Start Up”, Bank Jateng Perluas Penyaluran KUR
Penyaluran kredit usaha rakyat akan terus ditingkatkan oleh Bank Jateng guna mendongkrak perekonomian masyarakat. Tahun ini, plafon kredit usaha meningkat menjadi Rp 4,6 triliun dari sebelumnya Rp 4,5 triliun.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemulihan ekonomi masyarakat terus diupayakan berbagai pihak di Jawa Tengah. Tahun ini, Bank Jateng meningkatkan plafon kredit usaha rakyat dan memperluas penyalurannya kepada pelaku usaha rintisan dan perempuan pedagang di pasar tradisional.
Sepanjang 2021, Bank Jateng telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 4,51 triliun. Angka itu meningkat 70,45 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah berhasil diturunkan dari 3,52 persen pada Desember 2020 menjadi 3,17 persen pada Desember 2021. Hal itu di bawah ketentuan rasio kredit bermasalah yang ditentukan otoritas, sebesar 5 persen.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyanto menyebut, keberhasilan penyaluran KUR didukung keberadaan 94 unit layanan mikro Bank Jateng di sejumlah wilayah. Tahun ini, jumlah unit layanan mikro Bank Jateng akan ditambah menjadi lebih kurang 120 unit untuk memaksimalkan penyaluran KUR.
Selain itu, dia mengatakan, Bank Jateng juga mendapatkan kepercayaan pemerintah melalui Penempatan Uang Negara sebesar Rp 2 triliun yang telah disalurkan kepada lebih dari 45.104 nasabah. Adapun, total sisa pinjaman yang belum terbayar oleh debitor lebih dari Rp 7,01 triliun.
”Hasil kajian atas penyaluran kredit tersebut menunjukkan perubahan kegiatan investasi dan konsumsi yang berasal dari kredit Bank Jateng telah menghasilkan dampak ekonomi sebesar 7,9 kali untuk mempercepat kegiatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Supriyanto dalam Paparan Kinerja Tahun 2021 di Kantor Bank Jateng, Kota Semarang, Senin (10/1/2022).
Dukungan bagi pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) juga dilakukan Bank Jateng melalui pameran, pelatihan, dan pendampingan, penyediaan tempat bekerja atau co-working space, serta pemberian bantuan pemasaran. Tak hanya itu, Bank Jateng juga memberikan layanan kredit khusus bagi perempuan pedagang pasar dan pelaku usaha rintisan.
Bagi perempuan pedagang pasar, ada bantuan kredit Rp 1 juta untuk setiap pedagang. Dari bunga 7 persen yang dikenakan, 5 persennya ditanggung Bank Jateng. Dengan demikian, mereka hanya perlu membayar bunga sebesar 2 persen.
Sementara itu, bagi milenial pelaku usaha rintisan, bantuan telah disalurkan kepada 258 orang pada akhir 2021. Total kredit yang disalurkan Rp 5,3 miliar. Ke depan, program subsidi bunga juga akan diberlakukan untuk sasaran tersebut.
”Kita ungkit (perekonomian) kaum milenial yang dinamis dan potensial agar menjadi kekuatan besar dalam perekonomian ke depan,” kata Supriyanto.
Sementara itu, Direktur Bisnis, Dana, Jasa dan UMKM Bank Jateng Irianto Harko Saputro menyebut, plafon kredit usaha tahun ini meningkat menjadi Rp 4,6 triliun dari sebelumnya Rp 4,5 triliun. Selain peningkatan jumlahnya, perluasan sasaran kredit juga akan dilakukan.
”Tahun sebelumnya kami menyasar pelaku UMKM di sektor perdagangan, produksi, dan pertanian. Tahun ini, yang akan kami perluas ke nelayan dan pelaku usaha perikanan,” kata Irianto.
Menurut Direktur Bisnis, Kelembagaan, dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Ony Suharsono, pihaknya juga akan membantu pelaku UMKM dari segi pemasaran produk. Pemasaran itu akan dilakukan lewat BIMart, lokapasar milik Bank Jateng.
”Kami menyediakan aplikasi BIMart untuk memberikan wadah bagi pelaku usaha yang ingin memasarkan produknya secara daring. Tidak hanya kami sediakan pasar, para pelaku usaha yang bergabung di BIMart juga mendapatkan pendampingan, pelatihan, dan dukungan permodalan,” ucapnya.