Bandara Kertajati Menjadi Pusat Logistik dan Pemeliharaan Pesawat
Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati didorong untuk dikembangkan menjadi pusat logistik atau angkutan kargo dan pemeliharaan pesawat. Momentum tren angkutan logistik terjadi selama masa pandemi Covid-19.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati didorong untuk dikembangkan menjadi pusat logistik atau angkutan kargo dan dijadikan tempat pemeliharaan pesawat. Pengembangan Bandara Kertajati sebagai pusat logistik dinilai tepat dilakukan tahun ini, sejalan dengan tren positif kargo lewat udara sepanjang tahun 2021.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin kepada Kompas di Jakarta, Senin (10/1/2022), mengatakan, perseroan sangat mendukung arahan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, untuk menjadikan Bandara Kertajati sebagai pusat logistik dan pemeliharaan pesawat.
Seperti diketahui, Bandara Kertajati dimiliki PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang mayoritas sahamnya dikuasai Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar 83,20 persen, lalu PT Angkasa Pura II (14,62 persen), Koperasi Jabar (1,54 persen), dan PT Jasa Sarana (0,64 persen). Adapun Angkasa Pura II bertindak sebagai operator bandara.
Pengembangan Bandara Kertajati ini terungkap setelah sehari sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau bandara tersebut dan sempat bertemu pihak BIJB, Angkasa Pura II, PT GMF AeroAsia Tbk, dan AirNav Indonesia. Bandara Kertajati memiliki luas gedung terminal kargo 4.480 meter persegi.
”Ini saat yang tepat mengembangkan Bandara Kertajati sebagai pusat logistik. Sektor angkutan penumpang pesawat masih dalam tahap pemulihan, tetapi sektor angkutan kargo udara sudah menunjukkan hasil positif. Sebagai contoh, sepanjang tahun 2021, pergerakan angkutan kargo di 20 bandara yang dikelola AP II secara kumulatif total mencapai 945.547 ton atau naik cukup signifikan 24,6 persen dibandingkan dengan tahun 2020,” papar Awaluddin.
Menurut Awaluddin, peningkatan volume angkutan kargo ini terutama dipengaruhi oleh menggeliatnya sektor e-dagang. Bandara Kertajati harus dapat menangkap peluang ini. Tahun 2022, volume angkutan kargo diperkirakan akan semakin tumbuh didorong kian bergeliatnya sektor e-dagang.
Angkasa Pura II memperkirakan volume angkutan kargo di 20 bandara yang dikelola perseroan pada tahun 2022 dapat mencapai 1 juta ton. Bandara Kertajati dan bandara-bandara Angkasa Pura II harus memastikan pelayanan bandara dapat mengakomodasi kebutuhan seiring dengan tumbuhnya volume angkutan kargo tersebut.
Awaluddin menambahkan, BIJB memiliki rencana untuk membangun kawasan kargo e-commerce hub di Bandara Kertajati sebagai fasilitas mendukung e-dagang, khususnya terkait pengiriman barang atau kargo.
Adapun Budi Karya Sumadi berpendapat pentingnya menggencarkan sosialisasi barang-barang apa saja yang bisa dikirim lewat Bandara Kertajati dan juga keunggulan biaya yang lebih efisien. Bandara Kertajati tengah disiapkan menjadi pusat kegiatan logistik dan pemeliharaan pesawat, selain menjadi tempat embarkasi dan debarkasi haji dan umrah.
Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir Mei 2018, kehadiran Bandara Kertajati diyakini dapat memacu pertumbuhan ekonomi Jabar. Bahkan, Presiden sempat mengatakan, bandara ini bakal memberi dampak ekonomi ke Majalengka dan Jawa Barat. Dalam dua tahun hingga empat tahun ke depan akan terlihat pertumbuhan ekonominya.
Seperti diberitakan, pembangunan BIJB Kertajati tidak lepas dari kolaborasi sejumlah pemangku kepentingan. Kementerian Perhubungan membangun landas pacu sepanjang 2.500 meter dan apron. Adapun Pemprov Jabar melalui badan usaha milik daerah dan PT BIJB membangun terminal dan bertanggung jawab dalam pengembangan kawasan perekonomian bandara.
Dari kebutuhan dana pembangunan terminal sebesar Rp 2,6 triliun, sebanyak Rp 796 miliar datang dari Pemprov Jabar, Rp 12,5 miliar dari PT Jasa Sarana, dan investasi langsung Rp 891,5 miliar. Sisanya Rp 906 miliar berasal dari pinjaman bank. Adapun dana yang digelontorkan pemerintah pusat Rp 875 miliar.
Direktur Utama PT BIJB Muhamad Singgih menambahkan, e-commerce hub di Bandara Kertajati memiliki luas 68,4 hektar. Lahan seluas itu akan dimanfaatkan untuk pembangunan e-commerce hub yang berkapasitas 500.000 ton per tahun.
”Saat ini sudah ada rancangan pengembangan untuk membangun e-commerce hub ini. Bandara Kertajati sebagai pusat logistik akan mendukung kawasan ’Rebana Metropolitan’ sebagai motor pertumbuhan ekonomi di wilayah timur laut Jawa Barat,” tegas Singgih.
Pengembangan
Budi Karya meminta agar pengembangan maintenance, repair and overhaul (MRO) yang dilakukan di Bandara Kertajati mengedepankan terobosan, inovasi, dan teknologi terkini. Bandara ini juga sedang mengeksplorasi berbagai peluang, termasuk kerja sama dengan PT GMF AeroAsia Tbk, guna menghadirkan layanan MRO yang inovatif, optimal, dan sesuai standar global. Pengembangan MRO diusulkan agar dapat dilakukan di atas apron yang telah ada.
Pengelola Bandara Kertajati diminta untuk berkomunikasi dengan para perusahaan kargo internasional, misalnya dari Dubai, Hong Kong, dan negara lainnya agar pergerakan angkutan kargo terus meningkat.
”Perlu dilakukan presentasi ke Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk memperkenalkan Bandara Kertajati kepada calon investor yang memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya mampu didarati pesawat berbadan lebar. Kita juga perlu memetakan potensi investasi di sekitar bandara ini,” tutur Budi Karya.
Salah satu rencana pengembangan MRO yang mengedepankan inovasi dan teknologi terkini adalah dengan membangun inflatable structure hangar di apron Bandara Kertajati. GMF AeroAsia memperkirakan, pengoperasian inflatable structure hangar dapat dilakukan dalam waktu lima bulan ke depan, jika sudah mendapatkan persetujuan pemerintah.
Direktur Utama GMF AeroAsia Andi Fahrurrozi mengatakan, ”GMF AeroAsia sendiri berminat membangun suatu kawasan pusat pemeliharaan pesawat di Bandara Kertajati, yang terdiri dari learning services, component shop, engine shop, hangar/airframe maintenance, pusat logistik, dan manufaktur.”
Melalui RMO Center atau kawasan terintegrasi/pusat pemeliharaan pesawat, Indonesia mendapat sejumlah manfaat, yakni menjaga serta meningkatkan aspek keselamatan transportasi udara, percepatan pemulihan ekonomi, menarik minat investor, menambah devisa, memperluas lapangan kerja.
Singgih menuturkan, dengan dukungan dari berbagai pihak, Bandara Kertajati bisa meraih potensi pasar pemeliharaan pesawat yang besar. Sebab, sekitar 46 persen dari pesawat Indonesia masih melakukan pemeliharaan pesawat di luar negeri.