Bujuk Rayu Semarak Diskon Belanja Akhir Tahun

Akhir tahun kerap menjadi momen untuk berbelanja. Selain adanya kebutuhan untuk berbagi kasih dan tampil beda menyambut tahun yang baru, beragam tawaran diskon yang bertebaran tentunya membawa daya pikat tersendiri.

Kompas

Diskon Akhir Tahun - Pengunjung berjalan di depan gerai yang menawarkan potongan harga akhir tahun di Mal Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (5/12). Menjelang akhir tahun potongan harga diberikan sejumlah retail di pusat perbelanjaan untuk mensrik minat konsumen. Kompas/Raditya Helabumi

Bangkitnya aktivitas ekonomi pasca digempur pandemi Covid-19 mengajak masyarakat untuk kembali berbelanja. Tidak hanya melalui platform daring (online), yang adaptasinya dipercepat oleh pandemi, masyarakat juga mulai kembali percaya diri untuk berbelanja secara langsung (offline).

Salah satunya, Raja Haposan (28). Menjelang akhir tahun, ia kembali antusias berbelanja di pusat perbelanjaan untuk merayakan Natal. Bagi Raja, membeli pakaian baru sudah menjadi tradisi dalam menyambut hari suci keagamaannya yang selalu berbarengan dengan pergantian tahun.

"Sudah terbiasa menyambut Natal dan tahun yang baru dengan baju baru, tentunya dengan resolusi dan harapan yang baru pula," ujarnya.

Baca juga: Semarak Berbelanja di Akhir Tahun

Tahun ini, ia mencoba berbelanja kebutuhan Natal secara langsung di pusat perbelanjaan. "Mal-mal biasanya punya banyak diskon dan itu yang menjadi daya tarik utama," kata Raja, Rabu (29/12/2021).

Ibu satu anak, Novita (30), juga ingin berbelanja di akhir tahun untuk memenuhi wish-list atau daftar keinginannya membeli sepatu yang lama diidamkan. Momen akhir tahun selalu ia nantikan karena banyak produk sepatu yang dijual dengan harga sangat miring.

Kompas/Wawan H Prabowo

Menjelang Natal dan Tahun Baru 2022, pusat perbelanjaan mulai menawarkan diskon untuk menggaet pelanggan, seperti yang ditemui di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (22/11/2021). Dekorasi Natal dan Tahun Baru yang biasanya disiapkan oleh pusat perbelanjaan di akhir tahun terlihat lebih sederhana jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19. Acara-acara khusus yang biasanya digelar juga ditiadakan untuk menghindari timbulnya kerumunan.

"Biasanya kalau akhir tahun diskonnya enggak tanggung-tanggung, sih. Kadang ada yang sampai 75 persen, kan, lumayan. Belum lagi toko fesyen itu kadang suka ngabisin koleksi lamanya, supaya tahun depan bisa ngeluarin koleksi barunya," kata warga Depok, Jawa Barat ini.

Seperti Raja, ia juga memilih berbelanja sepatu secara langsung di toko agar lebih mudah melihat kondisi barang dan kesesuaian dengan ukuran kakinya.

Tidak semua orang memilih berbelanja secara langsung. Mariana (45), misalnya, tetap lebih memilih berbelanja daring.  "Kemarin itu saya banyak melewatkan pesta diskon. Jadi, bulan ini saatnya ikut (diskon) 12.12. Kebetulan saya juga baru dapat bonus akhir tahun, yang alhamdulillah saya pakai untuk membeli barang yang saya butuhkan dan sebelumnya tertunda," ujar dia.

Memudahkan berbagi

Belanja akhir tahun tak melulu untuk diri sendiri, tetapi juga untuk berbagi dengan orang-orang terkasih. Menjelang akhir tahun ini, Melisa Hakim (32)  sedang rajin-rajinnya membuka berbagai platform e-dagang demi berburu bingkisan (hampers) untuk kolega dan keluarganya.

"Belanja online masih lebih praktis buat karyawan seperti saya yang masih sibuk bekerja di akhir tahun. Saya juga enggak perlu repot-repot janjian ketemu untuk membagikan bingkisan, karena cukup minta alamat, lalu kurir yang bergerak," katanya.

Belanja online masih lebih praktis buat karyawan seperti saya yang masih sibuk bekerja di akhir tahun.

Meski dilakukan  daring dan melalui tangan ketiga, Melisa menilai esensi berbagi dan berkirim hadiah di momen spesial ini tidak lantas hilang. Apalagi, di masa pandemi seperti ini, aktivitas daring semakin termaklumkan.

Keinginan masyarakat berbelanja di akhir tahun juga tergambar dalam survei Inmobi terhadap 60.000 responden di Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Kompas, 28/12/2021).

Menurut hasil survei yang dilakukan pada 12 Agustus-30 September 2021 itu, selama periode festival belanja daring (September hingga Desember), tren berbelanja meningkat pesat saat memasuki bulan Desember dan mencapai puncaknya pada pekan Natal.

Tren berbelanja meningkat pesat saat memasuki bulan Desember dan mencapai puncaknya pada pekan Natal.

Tren ini terlihat pada tiga kategori tipe orang yang berbelanja pada akhir tahun. Pertama, bargain hunters atau orang yang tidak memiliki rencana berbelanja produk tertentu, tetapi menantikan penawaran diskon terbaik. Kedua, category explorers atau orang yang sudah memutuskan kategori produk yang akan dibeli, tetapi belum menentukan merek atau jenis produknya. Terakhir, brand lovers atau orang yang sudah menentukan merek dan produk yang akan mereka beli.

Sebagian besar dari mereka (54 persen) lebih banyak mengandalkan media daring. Kunjungan ke pusat perbelanjaan juga tetap dilirik, tetapi hanya oleh 8 persen responden. Sisanya (38 persen) mempertimbangkan berbelanja lewat media daring dan pusat perbelanjaan.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Tawaran diskon penjualan terpasang pada etalase salah satu gerai di pusat perbelanjaan Central Park, Jakarta Barat, Selasa (21/12/2021). Pelonggaran aktivitas sejak Agustus lalu mulai berdampak pada tren kenaikan jumlah pengunjung pusat perbelanjaan. KOMPAS/RADITYA HELABUMI 21-12-2021

Ruang bagi UMKM

Chief Marketing Officer JD.ID Leo Haryono menilai, masyarakat Indonesia sudah semakin percaya berbelanja di platform e-dagang. Itu terlihat dari bertambahnya pelanggan baru JD.ID dari luar Jabodetabek.

Apa pun promo yang diberikan, konsumen akan memanfaatkannya untuk berbelanja, baik untuk memenuhi kebutuhan maupun demi kesenangan mereka. Di  JD.ID,  terdapat beberapa promo belanja akhir tahun, seperti bagi-bagi kupon potongan harga dan promo "beli satu, gratis satu".

Direktur Eksekutif Lazada Indonesia Ferry Kusnowo menuturkan, pihaknya baru saja menyelesaikan promo festival belanja akhir tahun pada momen 12.12. Ada beberapa capaian yang dianggapnya menarik. Pertama, dibandingkan promo yang sama tahun lalu, jumlah mitra penjual UMKM yang mendapat pesanan meningkat lebih dari 65 persen. Rata-rata jumlah pelanggan yang berbelanja selama masa promo juga naik 70 persen.

Baca juga: Masyarakat Kian Aktif Belanja Daring

"Semakin banyak UMKM mau bertransformasi dengan bergabung ke platform e-dagang. Berbelanja daring juga telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga," ujar dia.

Temuan menarik lainnya, warga yang berbelanja daring mulai menyebar luas. Sebagai contoh, ada pengguna Lazada Indonesia asal Merauke yang membeli barang dari mitra UMKM asal Medan, Sumatera Utara.  "Belanja daring telah mulai menjadi kebiasaan yang menyebar ke seluruh Indonesia," kata dia.

Kompas/Priyombodo

Kesibukan pekerja di warehouse JD.ID di kawasan pergudangan Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/12/2021). Jelang hari belanja online nasional atau harbolnas 12.12, JD.ID memperkirakan akan terjadi lonjakan pembelian sekitar 167 ribu order dibanding hari biasanya sekitar 50 ribu order per hari.

Senada, External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menuturkan, persebaran transaksi jual-beli barang secara daring di Tokopedia tahun ini telah merata. Peningkatan transaksi paling pesat bahkan berasal dari Kalimantan Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua Barat. Khusus di Indonesia bagian barat, dia menyebutkan, ada peningkatan transaksi 1,5 kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Selain kategori produk yang umumnya diburu, pada momen Natal dan Tahun Baru kali ini, transaksi hampers juga naik tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Tokopedia pun menghadirkan promo  relevan, misalnya inisiatif "Tokopedia NYAM!" yang mempermudah masyarakat memperoleh jenis produk makanan-minuman dari mitra UMKM.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno mengatakan, total transaksi e-dagang pada tahun 2020 mencapai Rp 266 triliun, sedangkan tahun 2021 diproyeksikan Rp 406 triliun.

Melalui program stimulus ekonomi Bangga Buatan Indonesia, masyarakat didorong untuk berbelanja produk lokal dan mendukung pemulihan sektor UMKM di akhir tahun, terutama dengan memanfaatkan momen Hari Belanja Online Nasional. Total ada 2.672 mitra UMKM yang mengikuti program itu.

Kompas/Priyombodo

Kesibukan pekerja di warehouse JD.ID di kawasan pergudangan Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/12/2021). Jelang hari belanja online nasional atau harbolnas 12.12, JD.ID memperkirakan akan terjadi lonjakan pembelian sekitar 167 ribu order per hari.

Geliat belanja akhir tahun kali ini pun membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ketika masyarakat memilih untuk mengencangkan ikat pinggang dan menahan berbelanja akibat pandemi, menurut survei 2021 Holiday Shopping Trends Report oleh SurveySensum.

Tak hanya membawa kebahagiaan dan kepuasan bagi diri sendiri dan orang sekitar, geliat berbelanja di momen pergantian tahun kali ini pun diharapkan bisa ikut mengungkit konsumsi dan roda ekonomi yang maju-mundur selama dua tahun terakhir ini.