PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mengakuisisi saham PT Sigma Tata Sedaya. Langkah itu diharapkan membuat Telkom lebih fokus meningkatkan kapabilitas dan nilai bisnis pusat data yang lebih optimal di masa mendatang.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Petugas melakukan perawatan kabel serat optik untuk jaringan internet di Perumahan Pondok Karya, Jakarta, Senin (22/2/2021). PT Telkom Indonesia melakukan perawatan dan perbaikan jaringan internet pascabanjir di sejumlah wilayah yang terdampak agar semua layanan dapat kembali normal.
JAKARTA, KOMPAS — Bisnis pusat data (data center) semakin banyak diminati. Terbaru, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mengakuisisi saham PT Sigma Tata Sedaya, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan data, konsultasi komputer, dan manajemen fasilitas komputer lainnya.
Akuisisi dilakukan dengan cara menyetor uang tunai dan nontunai (inbreng). Uang tunai yang diserahkan mencapai Rp 1,25 triliun, sementara setoran nontunai atau inbreng bernilai total Rp 856 miliar. Adapun aset yang disetorkan adalah aset berupa tanah seluas 65.178 meter persegi senilai Rp 158 miliar. Selain itu, ada pula bangunan dan perangkat hyperscaledata center yang sedang dibangun seluas 27.665 meter persegi bernilai Rp 697 miliar.
”Pada tanggal 27 Desember 2021 telah dilakukan transaksi afiliasi berupa pengambilalihan saham STS (PT Sigma Tata Sedaya) dengan cara penyetoran uang tunai dan penyetoran modal dalam bentuk lain (inbreng) oleh Telkom dalam rangka konsolidasi data center di Telkom Group,” demikian keterangan dari Direktur Strategi Portofolio Telkom Budi Setyawan Wijaya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/12/2021).
Dengan langkah tersebut, Telkom diharapkan dapat lebih fokus dalam meningkatkan kapabilitas dan nilai bisnis pusat data yang lebih optimal di masa mendatang.
SUMBER RISET VERTIV, PERUSAHAAN PENYEDIA INFRASTRUKTUR PUSAT DATA
Proyeksi kebutuhan dan tren pusat data (data center).
STS merupakan anak perusahaan dari PT Sigma Cipta Caraka dengan total kepemilikan saham 100 persen. PT Sigma Cipta Caraka merupakan anak perusahaan dari PT Multimedia Nusantara dengan total kepemilikan saham 99,99 persen. PT Multimedia Nusantara adalah anak perusahaan dari Telkom dengan total kepemilikan saham sebanyak 99,99 persen.
Transaksi afiliasi ini merupakan suatu transaksi antara perusahaan terbuka (Telkom) dan perusahaan terkendali (STS) yang seluruh sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh Telkom serta dikecualikan dari prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 42 Tahun 2020 dan tidak wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Ayat 1 POJK 42/2020.
Sebelumnya, emiten yang bergerak di bidang aktivitas arsitektur dan konstruksi bangunan, PT Aesler Grup Internasional Tbk, juga menyatakan akan membangun pusat data berkapasitas total 88 megawatt. Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Utama Aesler Jang Rony Juwono mengatakan, pusat data itu merupakan rangkaian data center hijau di seluruh Indonesia yang dinamakan AESLER-GREENIX.
AESLER-GREENIX Mark 1 yang akan dibangun di Batam ini akan memiliki kapasitas 16 megawatt yang terdiri atas 2.500 rak. Efisiensi penggunaan dayanya sebesar 1,4 sehingga memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai pusat data hijau. Selanjutnya, akan dibangun AESLER-GREENIX Mark 2 dengan kapasitas 16 megawatt dan AESLER-GREENIX Mark 3 berkapasitas 56 megawatt.
Kelompok usaha besar lain, seperti Lippo Group, masuk ke bisnis data center melalui anak usahanya, PT Multipolar Tbk.
Adapun kelompok usaha besar lain, seperti Lippo Group, masuk ke bisnis pusat data melalui anak usahanya, PT Multipolar Tbk, yang berganti nama menjadi MPC. Sinarmas Group merambah bisnis pusat data melalui anak usahanya yang bergerak pada bidang properti, yaitu PT Bumi Serpong Damai Tbk. Adapun dua emiten lain, yakni PT DCI Indonesia Tbk dan PT Indointernet Tbk, sudah terlebih dahulu mengembangkan bisnis pusat data.