Percepat Sertifikasi dan Identifikasi Produk Halal Jadi Jurus Pemerintah RI
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia pada 2024, selain mendorong tumbuhnya industri halal, pemerintah juga menyiapkan percepatan sertifikasi serta identifikasi dan pendataan produk halal.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Mewujudkan target Indonesia sebagai pusat industri halal dunia pada 2024, selain mendorong tumbuhnya industri halal, pemerintah juga menyiapkan percepatan sertifikasi halal serta identifikasi dan mendata industri-industri yang sudah menghasilkan produk halal.
Indonesia telah mendorong terbentuknya kawasan industri halal dunia. Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam kunjungannya ke PT Paragon Technology and Innovation di Cikupa, Kota Tangerang, Rabu (29/12/2021), mengatakan, sudah ada delapan kawasan industri halal yang sedang dalam proses perwujudannya.
Namun, untuk mewujudkan target pada 2024, Wapres Amin mengakui kelahiran industri-industri halal, baik di kawasan industri halal maupun di luar kawasan industri halal, perlu terus didorong.
Kelahiran industri-industri halal, baik di kawasan industri halal maupun di luar kawasan industri halal, perlu terus didorong.
Salah satunya dengan mendorong UMKM terus membesar. ”Jangan sampai UMKM kena stunting. Yang sudah membesar supaya lebih besar lagi,” ujarnya.
Pemerintah juga membuka daerah-daerah ekspor baru dengan negara-negara ekspor nontradisional, terutama di negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang peluang pasarnya semakin luas.
Inovasi juga memegang peranan penting dalam keberhasilan produk halal. Halal membuka pasar yang besar, tetapi inovasi memungkinkan usaha terus berkembang pesat.
Selain itu, semua industri tersebut harus didata dalam katalog. ”Sebetulnya ekspor (produk) halal sudah besar, tapi banyak yang tidak terkodifikasi,” tutur Wapres Amin dalam keterangan kepada wartawan seusai kunjungan.
Dia mencontohkan, produk PT Paragon dalam jenama Wardah, misalnya, sudah diekspor ke beberapa negara. Namun, ada yang tidak tercatat sebagai ekspor halal. Perusahaan lain, seperti PT Mayora, yang mengekspor permen dan termasuk produk halal, juga belum masuk dalam katalog.
Langkah kedua untuk mendorong industri halal Indonesia adalah percepatan sertifikasi halal. Di beberapa kawasan, tambah Wapres Amin, pelayanan sertifikasi dipermudah. UMKM bahkan dibebaskan dari biaya dalam pengurusan sertifikasi.
Wapres Amin juga melihat pengembangan industri halal sangat penting. Sebab, halal sudah menjadi gaya hidup. Potensi pasarnya pun besar. Oleh karena itu, negara-negara yang tidak berpenduduk mayoritas Muslim pun mengincar kemampuan menjadi produsen halal terbesar. Saat ini, produsen halal terbesar secara global adalah Brasil, juga bukan negara dengan mayoritas penduduk Muslim.
Pengembangan industri halal sangat penting. Sebab, halal sudah menjadi gaya hidup. Potensi pasarnya pun besar. Oleh karena itu, negara-negara yang tidak berpenduduk mayoritas Muslim pun mengincar kemampuan menjadi produsen halal terbesar. Saat ini, produsen halal terbesar secara global adalah Brasil, juga bukan negara dengan mayoritas penduduk Muslim.
Kembangkan riset
Hadir menyambut kehadiran Wapres, antara lain, CEO Group Paragon Corp Harman Subakat, CEO Paragon Technology and Innovation Salman Subakat, dan Vice President Research and Development Paragon Technology and Innovation dr Sari Chairunnisa, SpKK.
CEO Group Paragon Corp Harman Subakat menjelaskan, untuk terus mengembangkan industri halal, pelaku usaha memang perlu terus mengembangkan riset dan penelitian. Jejaring dengan para ahli lokal ataupun global dibangun untuk meningkatkan kualitas produk. Dalam paparannya kepada Wapres, Harman mengatakan, Paragon bekerja sama dengan lebih dari 300 ahli di 25 negara untuk riset dan penelitian.
”Kita juga perlu berkolaborasi lintas stakeholder untuk membangun ekosistem halal Indonesia sehingga Indonesia bisa semakin siap untuk menjadi pusat industri halal global,” ucap Herman dalam keterangan tertulisnya.
Selain itu, dia sepakat pemerintah perlu mendukung UMKM supaya bisa ”naik kelas” menjadi industri. Regulasi-regulasi supaya UMKM bisa menjalankan usaha dengan baik perlu dipermudah. Kolaborasi lintas stakeholder untuk memberikan pendampingan kepada UMKM juga diperlukan. Penguatan kapasitas juga harus dilakukan. Harapannya, bisnis UMKM bisa berkembang dan bertransformasi menjadi industri.
Kita juga perlu berkolaborasi lintas stakeholder untuk membangun ekosistem halal Indonesia sehingga Indonesia bisa semakin siap untuk menjadi pusat industri halal global.
Paragon sendiri berawal dari industri rumahan. Sekitar 1985, perusahaan ini mengeluarkan produk perawatan rambut berjenama Putri dan tahun 1995 melahirkan produk kosmetik berjenama Wardah. Kini, produk-produknya sudah bertambah dengan jenama MakeOver, Emina, Kahf, dan Labore.
Pasar ekspor juga sudah dirambah sejak 2017. Di Malaysia, pertumbuhan produk Paragon di atas 100 persen dalam dua tahun berturut-turut dan tetap di atas 30 persen di masa pandemi, tahun 2019.
Sayangkan bahan baku impor
Kendati menuai pujian sebagai salah satu pionir produk halal, Wapres Amin menyayangkan produk bahan baku masih diimpor. ”Ini jadi tantangan pemerintah bagaimana mendorong lahirnya industri hulu kosmetik. Bahan-bahan bakunya banyak, tapi bagaimana mendorong industri hulunya itu,” ucapnya.