PT Net Visi Media, pengelola stasiun televisi NET TV, berencana menawarkan saham kepada publik awal tahun depan. Perusahaan akan menawarkan sebanyak 765,3 juta saham dengan nilai nominal Rp 100.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Calon-calon perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia sudah memulai tahapan dalam menawarkan saham perdananya. Salah satu calon emiten yang akan menawarkan saham kepada publik awal tahun depan adalah PT Net Visi Media Tbk yang merupakan pengelola stasiun televisi NET TV.
Perusahaan televisi ini menawarkan saham perdana kepada publik sebanyak-banyaknya 765.306.100 saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah itu setara dengan 4,37 persen dari modal yang ditempatkan dan disetorkan penuh dalam perusahaan setelah penawaran umum. NET TV akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 Januari 2022.
Data dari laman e-ipo menyebutkan, harga saham ditawarkan berada di kisaran Rp 190-Rp 196 per saham. Dengan demikian, total dana yang akan didapatkan dari penawaran saham tersebut maksimal Rp 149,99 miliar.
Selain itu, NET TV akan menerbitkan saham baru sebanyak 5.935.988.956 saham dalam rangka pelaksanaan konversi atas seluruh saham yang dimiliki oleh PT Indika Inti Holdiko. Langkah ini dilakukan berdasarkan perjanjian pemegang saham perusahaan tersebut.
Para pemegang saham telah menyetujui untuk konversi total pinjaman menjadi 1.803.335.894 saham dan mandatory convertible bonds yang telah diterbitkan kepada PT Semangat Bambu Runcing sebanyak 2.066.326.531 saham dan PT First Global Utama sebanyak 2.066.326.531 saham, dan PT First Global Utama sebanyak 2.066.326.531 saham.
”Setelah penawaran umum perdana saham ini, perseroan berkomitmen untuk membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan maksimum sebesar 25 persen dari laba bersih perseroan,” tulis manajemen dalam prospektus tersebut, Selasa (28/12/2021).
Pembagian dividen itu nantinya akan mempertimbangkan keuntungan dan tingkat kesehatan perusahaan pada tahun buku yang bersangkutan. Besaran dividen juga akan ditentukan oleh banyak faktor, tergantung dari hasil kegiatan usaha dan arus kas serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal, serta rencana investasi di masa yang akan datang.
Rekrut pemrogram
Sementara itu, emiten yang baru saja masuk bursa, PT Wira Global Solusi Tbk, akan menggunakan 70 persen dari dana publik yang diperoleh untuk merekrut ratusan pemrogram (programmer) baru dalam dua tahun mendatang. WGS merupakan perusahaan venture builder atau inkubator untuk perusahaan-perusahaan rintisan.
Sementara 30 persen dari dana hasil penawaran saham akan digunakan untuk dana cadangan dan modal kerja. Pendanaan yang diperoleh WGS dari publik sebesar Rp 29,19 miliar dari pelepasan 208.500.000 saham biasa atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan tersebut.
Pada tahun 2022 dan 2023 diperlukan banyak pemrogram untuk memenuhi kebutuhan juga untuk mempercepat riset dan pengembangan.
CEO WGS Hub Edwin Pramana dalam keterangannya menyebutkan, pada tahun 2022 dan 2023 diperlukan banyak pemrogram untuk memenuhi kebutuhan juga untuk mempercepat riset dan pengembangan. Adapun hasil riset dan pengembangan terebut dapat dijual atau dikonversi menjadi saham pada perusahaan rintisan tersebut.