Penggabungan atau merger dua perusahaan telekomunkasi, PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I), akan berlaku efektif mulai 4 Januari 2022 mendatang.
Oleh
joice tauris santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penggabungan atau merger dua perusahaan telekomunkasi, PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I), akan berlaku efektif mulai 4 Januari 2022 mendatang. Kedua perusahaan tersebut telah menandatangani perjanjian penggabungan bersyarat pada 16 September 2021 yang diperbarui terakhir pada 24 Desember 2021. Ooredo South East Asia dan CK Hutchison Indonesia nantinya akan menjadi pengendali perusahaan hasil merger.
Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan berlaku mulai 28 Desember 2021, sedangkan izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah didapatkan pada 5 November 2021 lalu.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dari H3I dan Indosat, rancangan penggabungan usaha harus disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dari Indosat dan H3I. RUPSLB akan dilakukan pada 28 Desember 2021.
”Tanggal efektif penggabungan pada 4 Januari 2022, kecuali ditangguhkan oleh Indosat karena persetujuan Menkumham,” demikian keterbukaan informasi dari manajemen Indosat kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (27/12/2021).
Hasil merger antara Indosat dan H3I akan membentuk perusahaan penerima penggabungan usaha. Indosat akan menjadi perusahaan penerima penggabungan usaha dan akan menerbitkan 2,62 miliar saham kepada pemegang saham H3I yang mewakili 32,6 persen kepemilikan saham dalam modal perusahaan hasil merger.
Akibat penggabungan usaha ini, terjadi perubahan pengendali atas Indosat sebagai perusahaan hasil merger. Sebelum penggabungan, pengendali Indosat adalah Ooredoo South East Asia dan pemilik manfaat utama (ultimate beneficial owner) adalah Ooredoo Q.P.S.C. Setelah penyelesaian penggabungan, pengendali Indosat akan menjadi Ooredo South East Asia dan CK Hutchison Indonesia. Pemilik manfaat utama (ultimate beneficial owner) adalah Ooredoo Q.P.S.C dan CK Hutchison Holdings Limited (CKHH).
Tujuan penggabungan usaha ini untuk menciptakan sinergi operasional yang signifikan yang akan memungkinkan investasi yang menguntungkan konsumen dan menghasilkan nilai bagi para pemegang saham perusahaan penerima penggabungan usaha.
Selain itu, pengabungan ini juga akan mengoptimalkan kapasitas jaringan yang tergabung. Belanja modal juga lebih efisien karena didorong oleh penghematan dari ekspansi kapasitas di tempat-tempat yang tumpang-tindih.
Ke depan, hal ini akan berkontribusi positif terhadap EBITDA dan profil laba bersih perusahaan hasil merger. Indosat juga diharapkan untuk menjadi jauh lebih kompetitif di Indonesia karena kapabilitas atau efisiensi jaringan yang meningkat secara signifikan dengan efisiensi serta profil keuangan yang meningkat.
Tim analis dari CGS CIMB Sekuritas Indonesia memproyeksikan perusahaan gabungan ini akan meningkatkan pendapatannya karena ada 3.000 menara yang masa sewanya akan berakhir hingga akhir 2022 sehingga mengurangi biaya. Sementara pendapatan dari data serta jaringan selular diproyeksikan meningkat. Adapun risiko yang dihadapi adalah perubahan peraturan pada industri telekomunikasi.