BRI Ventures Investasi di Perusahaan Sektor Konsumen
BRI Ventures, perusahaan modal ventura milik Bank BRI, bersama Kiqani, pada akhir tahun ini memulai investasi di sektor ”consumer brands” dengan target investasi Rp 500 miliar.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — BRI Ventures, perusahaan modal ventura milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, bersama local fund partners Kiqani, pada akhir tahun ini memulai investasi di sektor consumer brands, khususnya sektor direct to consumer atau D2C dengan target investasi Rp 500 miliar. Inisiatif yang diberi nama Sembrani Kiqani ini telah berinvestasi pada Yield Guild Games Southeast Asia yang merupakan perusahaan gim berbasis rantaiblok.
Di waktu yang akan datang Sembrani Kiqani bakal memberikan pendanaan tahap awal dan bimbingan ke sejumlah perusahaan D2C dan sektor crypto metaverse. Dimulai sejak Juli 2021, Sembrani Kiqani berhasil menghimpun dana dari korporasi, local chain brands, dan family office. Jika ke depannya minat pemain D2C cukup besar, tidak tertutup kemungkinan Sembrani Kiqani akan menambah pendanaan.
”Selama tahun 2020-2021, sektor D2C menunjukkan pertumbuhan yang sangat masif. Di sini kita melihat bahwa Indonesia perlu inisiatif pendanaan yang ditujukan kepada jenama lokal di bidang mode, makanan dan minuman, serta kecantikan yang berkembang pesat saat ini,” CEO BRI Ventures Nicko Widjaja dalam keterangannya, Jumat (24/12/2021).
Dalam menentukan investasi terhadap suatu jenama, Sembrani Kiqani memperhatikan sejumlah aspek, di antaranya pengalaman konsumen, keunikan produk, performa jenama, aspek keberlanjutan produk, serta dampaknya terhadap pasar potensial.
Jika ke depannya minat pemain D2C cukup besar, tidak tertutup kemungkinan Sembrani Kiqani akan menambah pendanaan.
Founder Kiqani Marcel Lukman, yang juga merupakan Presiden Direktur Atmos Indonesia, menyambut gembira kolaborasi antara Kiqani dan BRI Ventures. Menurut dia, BRI Ventures memiliki tujuan dan pandangan yang selaras dengan Kiqani terkait dengan pengembangan sektor D2C ini.
”Kami melihat banyak sekali jenama Indonesia yang kuat, namun kurang memiliki kesempatan untuk jadi juara di negeri sendiri. Itu sebenarnya bisa dilakukan melalui investasi dan kita bantu mentoring,” ucap Marcel.
Marcel menambahkan, mentoring bagi jenama atau usaha yang diberikan investasi menjadi hal yang membuat Sembrani Kiqani berbeda dari yang lain. Oleh karena itu, ke depannya, Sembrani Kiqani tidak hanya akan menyediakan investasi dan jaringan, tetapi juga mentoring untuk eksekusi, pendampingan dan pelatihan terkait dengan keuangan, pengelolaan inventory, pemasaran digital, manajemen, hingga aktivasi media sosial dan kampanye jenama.
Pada kesempatan yang sama, Yukka Harlanda, yang merupakan salah satu Founder Kiqani dan Brodo, menuturkan, beberapa studi melihat pola perilaku konsumsi yang berubah dan hal ini ditandai dengan jenama yang mulai mengadopsi basis digital untuk memperkuat bisnisnya. Fenomena ini didukung dengan infrastruktur digital yang semakin lengkap di Indonesia, mulai dari lokapasar hingga sistem pembayaran.