Wawasan Teknologi Digital Jadi Bekal Rekrutmen Karyawan Baru
Kandidat tenaga kerja yang punya keterampilan, berwawasan, ataupun berpengalaman pada bidang industri teknologi digital semakin menjadi incaran. Fenomena ini sejalan dengan era industri digital.
Oleh
Mediana
·5 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Suasana kantor Tokopedia di Jakarta, Rabu (15/8/2018). Usaha rintisan asal Indonesia yang mulai beroperasi sejak 2009 tersebut saat ini mempekerjakan sekitar 2500 karyawan.
Pasar perekrutan tenaga kerja diperkirakan berangsur-angsur pulih pada 2022, seiring dengan upaya pemerintah memperluas jangkauan vaksinasi Covid-19. Lowongan pekerjaan yang mensyaratkan keterampilan (hardskill) di bidang teknologi digital akan semakin banyak dibuka, baik oleh perusahaan yang berlatar belakang sektor tradisional maupun rintisan bidang teknologi (start up).
Meski demikian, perusahaan-perusahaan ini juga tidak menutup diri terhadap kandidat lain yang punya keilmuan, wawasan, atau pengalaman terkait industri teknologi digital.
Laporan Survei Gaji dan Tren Rekrutmen 2022 yang dirilis konsultan ketenagakerjaan Robert Walters Indonesia baru-baru ini mencontohkan, di sektor industri perbankan dan keuangan sedang bermunculan bank digital. Fenomena lainnya, perusahaan rintisan di bidang teknologi finansial, terutama peminjaman dan asuransi, akan terus bergerak berekspansi dan turut berkompetisi dengan institusi keuangan tradisional.
Dua fenomena ini mendorong pencarian kandidat tenaga kerja yang punya jaringan yang baik dan berpengalaman bekerja dengan regulator, punya pengetahuan terkait penjualan dan pengembangan bisnis produk digital. Selain itu juga diperlukan pengetahuan manajemen risiko kepatuhan serta audit internal.
Fenomena perusahaan rintisan bidang teknologi digital yang melakukan pencatatan saham di bursa saham pada tahun depan, akan mendorong pencarian kandidat tenaga kerja di bidang hukum sekaligus pemahaman lanskap industri digital. Perusahaan rintisan bidang teknologi yang berskala lebih kecil pun juga semakin butuh kandidat yang memiliki keterampilan ataupun wawasan hukum.
Transformasi digital akan semakin gencar terjadi tahun 2022. Transformasi ini mendorong perubahan tata kelola bisnis, termasuk cara perusahaan menyikapi tekanan konsumen terhadap pentingnya perlindungan data pribadi,
“Keberadaan mereka (perusahaan rintisan bidang teknologi digital) berhadapan langsung dengan perusahaan berlatar belakang sektor tradisional yang tengah bertransformasi digital. Transformasi digital akan semakin gencar terjadi tahun 2022. Transformasi ini mendorong perubahan tata kelola bisnis, termasuk cara perusahaan menyikapi tekanan konsumen terhadap pentingnya perlindungan data pribadi,” ujar Country Manager Robert Walters Indonesia Eric Mary dalam wawancara virtual, akhir pekan lalu, di Jakarta.
Fenomena itu diperkirakan akan semakin banyak mendorong pencarian kandidat tenaga kerja profesional yang punya berpengalaman, terampil, dan berwawasan data privasi. Firma-firma hukum swasta, sesuai laporan Robert Walters, terpicu melatih stafnya agar kapabilitas mereka terkait isu teknologi, media, and telekomunikasi semakin meningkat.
Eric menekankan, kandidat yang punya hardskill analisa mahadata, kode pemrograman, dan mampu melakukan pengembangan, pemeliharaan, pengujian, dan evaluasi pada perangkat lunak komputer atau software engineering akan selalu dicari. Pencarian kandidat seperti itu, pada 2022 khususnya, diperkirakan akan banyak berasal dari sektor kesehatan, pendidikan, dan manufaktur.
“Selama pembatasan sosial karena pandemi Covid-19, perusahaan rintisan bidang teknologi kesehatan dan edukasi dapat momentumnya. Perusahaan sektor manufaktur juga sama. Semakin mengarah ke otomasi, semakin butuh tenaga kerja yang punya hardskill kode pemrograman, software engineering, dan analisa mahadata,” kata Eric.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Suasana di kantor LinkAja di kawasan Sudirman Central Bussines District (SCBD), Jakarta, Kamis (11/4/2019). LinkAja LinkAja adalah penggabungan pengelolaan uang elektronik berbasis server yang dikeluarkan sejumlah perusahaan BUMN. Uang elektronik berbasis server berpeluang besar untuk dikembangkan sejalan dengan penetrasi telepon seluler pintar di Indonesia.
Berdasarkan data LinkedIn Premium Insight bulan Juni dan September 2021 yang diolah oleh RevoU, perusahaan rintisan di bidang teknologi pendidikan, pada triwulan III-2021, terdapat 10 perusahaan rintisan bidang teknologi di Indonesia yang memiliki pertumbuhan karyawan tertinggi.
Mereka adalah Zenius (21,67 persen), Halodoc (9,72 persen), Shopee (9,61 persen), Dana (8,16 persen), Tiket (7,31 persen), Ruangguru (6,6 persen), Alodokter (6,03 persen), Zalora Indonesia (5,67 persen), LinkAja (5,29 persen), dan Tokopedia (5,20 persen).
Content Marketing Executive RevoU, Vilory Ivy, saat dihubungi Minggu (19/12/2021), di Jakarta, mengatakan, kesepuluh perusahaan rintisan bidang teknologi tersebut berlatar belakang sektor edukasi, kesehatan, perdagangan secara elektronik atau e-dagang, finansial, dan perjalanan/pariwisata.
Pertumbuhan jumlah karyawan baru tersebut diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti suntikan pendanaan, peluncuran produk baru, dan perluasan pasar.
Pertumbuhan jumlah karyawan baru tersebut diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti suntikan pendanaan, peluncuran produk baru, dan perluasan pasar. Sebagai contoh, Shopee membuka kantor baru di Solo yang peresmiannya dilakukan oleh pemerintah kota setempat pada 12 Oktober 2021.
Langkah ini membuka kesempatan perekrutan karyawan baru sampai sekitar 2.000 tenaga kerja. Solo juga merupakan salah satu dari tiga kota tempat kampus UMKM Shopee Ekspor berada. Saat ini, Shopee diperkirakan memiliki karyawan sekitar 30.000 orang.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo meresmikan Gerakan Akselerasi Generasi Digital yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Pada kesempatan terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan, Forum Ekonomi Dunia (WEF) melalui laporan Pekerjaan Masa Depan tahun 2021 memperkirakan 10 jenis pekerjaan yang permintaannya semakin naik. Jenis pekerjaan tersebut antara lain meliputi analisa data, spesialis mahadata, spesialis transformasi digital, serta spesialis kecerdasan buatan dan mesin pembelajaran. Keterampilan dan kompetensi kandidat di bidang-bidang itu semakin dituntut berkelas internasional.
Pemerintah melakukan terobosan untuk membantu mempercepat penyediaan talenta digital untuk kebutuhan transformasi digital yang tengah terjadi di Indonesia. Salah satunya, Kemkominfo menginisiasi program Beasiswa Talenta Digital (DTS).
Pada tahun 2021, program DTS menggandeng mitra universitas, perusahaan rintisan bidang teknologi, dan perusahaan teknologi global. Program pelatihan khusus keterampilan teknologi digital tingkat menengah ini telah diikuti 100.000 peserta pada tahun 2021.
Pada tahun 2021, program DTS menggandeng mitra universitas, perusahaan rintisan bidang teknologi, dan perusahaan teknologi global. Program pelatihan khusus keterampilan teknologi digital tingkat menengah ini telah diikuti 100.000 peserta pada tahun 2021.
Proses rekrutmen tahun 2022 masih akan dibayang-bayangi isu tingginya keluar-masuk karyawan yang terjadi selama 2021. Berdasarkan pengamatan Eric, sejumlah tenaga kerja profesional di Indonesia merasa butuh permulaan baru untuk pekerjaan dan karir mereka. Hal ini masuk akal, karena selama pandemi Covid-19, sejumlah industri menghadapi situasi tak menentu yang berdampak ke tata kelola bisnis internal perusahaan.
“Kami rasa, situasi tersebut mesti jadi pembelajaran bagi perusahaan. Kami menyarankan agar proses rekrutmen berlangsung cepat, tetapi perusahaan mesti punya program pelatihan berkelanjutan bagi pekerja. Kandidat tenaga kerja, terutama generasi milenial dan Z, cenderung menyukai perusahaan yang memiliki program seperti itu, selain punya visi-misi jangka panjang yang tegas,” imbuh dia.