Jelang Akhir Tahun, Waskita ”Right Issue” Rp 11,9 Triliun
PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengharapkan dana Rp 11,9 triliun dari penerbitan saham baru. Dana itu akan digunakan untuk modal kerja dalam meyelesaikan tujuh ruas tol yang belum selesai serta untuk membayar utang.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengharapkan dana segar sebesar Rp 11,9 triliun dari penerbitan saham baru atau right issue. Waskita berencana menerbitkan saham baru sebanyak 19,29 miliar unit dengan harga nominal Rp 100. Harga pelaksanaan right issue tersebut sebesar Rp 620 per saham.
Sebagai pemegang saham, pemerintah akan melaksanakan haknya dan memberikan penyertaan modal negara (PMN) kepada Waskita Rp 7,9 triliun. Dana itu akan digunakan untuk modal kerja dalam meyelesaikan tujuh ruas tol yang belum selesai serta untuk membayar utang.
PT Waskita Toll Road (WTR) akan mendapatkan modal kerja konstruksi dari dana tersebut untuk menyelesaikan ruas jalan tol. ”Sisanya akan digunakan untuk modal kerja proyek lainnya,” demikian pernyataan tertulis manajemen Waskita, Jumat (17/12/2021).
Ruas tol yang akan dibiayai antara lain adalah Tol Kayuagung-Palembang-Betung tahap kedua senilai Rp 3,03 triliun dan ruas Tol Cimanggis-Cibitung senilai Rp 620 miliar. Selain itu, ada ruas Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu senilai Rp 1,13 triliun.
Waskita telah mendapatkan penyataan efektif rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 16 Desember 2021. Tanggal terakhir pencatatan (recording date) akan jatuh pada 28 Desember 2021.
PMN diberikan pemerintah karena pertimbangan Waskita perlu memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional dan menyelesaikan proyek strategis nasional di bidang jalan tol.
Analis Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Joshua Michael, dalam risetnya mengatakan, pemulihan kinerja Waskita masih akan terus berlangsung. ”Kami mengharapkan kerugian bersih berkurang secara signifikan di tahun 2022,” kata Joshua.
Joshua juga mencermati, anak usaha Waskita, yaitu Waskita Beton Precast Tbk (WBP), mendukung kinerja induknya. Untuk menciptakan efisiensi operasional, WBP juga akan melakukan divestasi tiga pabriknya yang berlokasi di Klaten, Cibitung, dan Karawang, dengan total perolehan sekitar Rp 709 miliar. Hasil divestasi dapat digunakan untuk pembayaran utang.
Dalam jangka pendek hingga menengah, profil kontrak baru WBP akan mirip dengan induknya, yakni 70-80 persen dari kontrak baru pada 2022 akan bersumber dari proyek-proyek Waskita Karya. Pada 9 bulan pertama tahun 2021, kontrak baru WSBP mencapai Rp 1,1 triliun atau 44 persen dari target 2021 yang sebesar Rp 2,5 triliun. ”Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kami yang sebesar Rp 1,5 triliun. WBP menargetkan kontrak baru Rp 3-Rp 3,5 triliun di 2022,” kata Joshua.
Metrodata
Emiten distributor peralatan teknologi PT Metrodata Electronics Tbk menargetkan pendapatan yang terus bertumbuh pada tahun ini dan tahun depan.
”Khusus tahun 2021, target awal pendapatan kami bertumbuh sebesar 8 persen dan laba 10 persen, tetapi diperkirakan pendapatan akan tumbuh sampai 25 persen dengan pertumbuhan laba bersih 40 persen,” kata Presiden Direktur Metrodata Electronics Susanto Djaja dalam paparan publiknya. Sementara untuk 2022, Metrodata menargetkan pertumbuhan dari pendapatan 15 persen dan pertumbuhan laba 20 persen. Salah satu faktornya adalah perekonomian yang stabil.
Sampai dengan kuartal ketiga, Metrodata membukukan penjualan sebesar Rp 12,1 triliun atau naik 20,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih sebesar Rp 351,4 miliar atau meningkat 31,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pandemi telah membuat kebutuhan digitalisasi semakin meningkat.