Kartu Prakerja Meningkatkan Kapasitas Peserta untuk Bekerja
Total jumlah penerima manfaat program sudah mencapai 11,4 juta orang. Namun, program Kartu Prakerja tidak dapat serta-merta mengurangi jumlah pengangguran secara signifikan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Program Kartu Prakerja sejak 2020 hingga 2021 telah memberdayakan angkatan kerja yang sempat terdampak pandemi Covid-19. Hingga pengujung tahun ini, jumlah penerima manfaat program sudah mencapai 11,4 juta orang.
Namun, di sisi lain, program ini belum signifikan dalam mengurangi angka pengangguran nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah pengangguran di Indonesia hingga Agustus 2021 mencapai 9,1 juta orang, turun 670.000 orang dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 9,77 juta.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui bahwa program Kartu Prakerja tidak dapat serta-merta mengurangi jumlah pengangguran secara signifikan. Pasalnya, faktor-faktor penyebab pengangguran di Indonesia merupakan hal yang kompleks.
Kartu Prakerja membantu meningkatkan kapasitas pesertanya. Namun, perlu dicatat juga kalau serapan tenaga kerja erat kaitannya dengan hukum supply-demand.
”Kartu Prakerja membantu meningkatkan kapasitas pesertanya. Namun, perlu dicatat juga kalau serapan tenaga kerja erat kaitannya dengan hukum supply-demand (penawaran-permintaan),” kata Airlangga dalam konferensi pers penutupan program Kartu Prakerja 2021, secara virtual, Rabu (15/12/2021).
Rendahnya serapan tenaga kerja sejak tahun lalu hingga pertengahan tahun ini erat kaitannya dengan lesunya dunia usaha setelah dihajar perlambatan konsumsi masyarakat akibat pandemi Covid-19.
Program Kartu Prakerja dimulai pada April 2020 saat pandemi Covid-19 pertama kali melanda Indonesia dan dunia. Pada 2020, terdapat 5,5 juta penerima Kartu Prakerja yang berasal dari gelombang 1-11. Total insentif yang telah disalurkan kepada peserta adalah sebesar Rp 13,36 triliun.
Lalu, pada 2021, jumlah penerima meningkat menjadi 5,9 juta orang yang berasal dari gelombang 12-22. Sebesar 98 persen atau 5,8 juta penerima pada tahun ini telah menyelesaikan pelatihan, dan 96 persen atau 5,7 juta telah menerima insentif. Total insentif yang disalurkan tahun ini sebesar Rp 13,6 triliun.
Secara total, ada 11,4 juta peserta Kartu Prakerja. Meski tidak merinci persentase dari jumlah tersebut yang sudah ikut program, tetapi masih menganggur, Airlangga menyatakan, peningkatan efektivitas program Kartu Prakerja terlihat dari berbagai hasil studi dan survei independen.
Ia memaparkan hasil survei evaluasi dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia pada Agustus 2021 yang menunjukkan jumlah peserta yang bekerja setelah mengikuti program tercatat meningkat 49 persen pada 2020 menjadi 62 persen pada 2021.
Program Kartu Prakerja 2021 akan resmi ditutup hari ini pada Rabu pukul 23.59. Program ini akan berlanjut tahun depan dalam gelombang pendaftaran ke-23 tahun 2022. Menurut rencana, lanjut Airlangga, kuota pendaftaran akan dibuka untuk sekitar 3 juta hingga 4,5 juta peserta. Pendaftaran dapat dilakukan pada situs www.prakerja.go.id.
Untuk penyelenggaraan prakerja tahun depan, pemerintah akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 11 triliun. Airlangga juga menyebut sistem pelaksanaan prakerja pada semester I-2022 masih akan menggunakan sistem semi-bantuan sosial.
Setelah itu, pada enam bulan kedua tahun depan atau semester II-2022, pelatihan akan digelar secara hibrida atau daring dan luring. Skema normal akan diterapkan pada penyelenggaraan Kartu Prakerja, bertujuan untuk peningkatan kompetensi dengan bantuan pelatihan dan insentif yang lebih besar.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio N Kacaribu mengatakan, anggaran Kartu Prakerja pada 2022 yang sebesar Rp 11 triliun itu terhitung 4,3 persen dari pagu anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 252,2 triliun.
Menurut dia, program Kartu Prakerja merupakan inisiatif strategis pemerintah dalam penanganan Covid-19. Program ini tidak hanya menjadi transfer dana dari pemerintah kepada masyarakat, tetapi juga menawarkan keterampilan.
Selain itu, program Kartu Prakerja juga menjadi fondasi dalam memberi kesempatan kerja yang lebih luas, terutama saat kegiatan ekonomi seperti sekarang ini, kepada masyarakat terdampak Covid-19.
”Karena itu, tahun depan program Kartu Prakerja masih terus dilanjutkan. Skema pelaksanaannya bersifat semi-bantuan sosial, tetapi tetap dilakukan dan bersifat reguler akan dimulai dengan mempertimbangkan situasi yang semakin kondusif,” kata Febrio.
Sementara itu, Sekretaris Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Akik Dwi Suharto Rudolfus menilai, program Kartu Prakerja perlu menjadi percontohan instansi pemerintahan dalam hal pemanfaatan teknologi dan platform baru.
”Program Kartu Prakerja menjadi role model bagi instansi pemerintahan lain karena beroperasi dengan menggunakan platform yang baru. Di sini kita melihat ada pola-pola pembelajaran yang melibatkan mitra strategis yang bekerja secara profesional,” ujar Akik.