Mind Id Targetkan Pengurangan Emisi Karbon Sebesar 15,8 Persen pada 2030
Perusahaan ”holding” badan usaha milik negara bidang industri pertambangan, Mind Id, menargetkan bisa mengurangi emisi karbon dari pemakaian energi ataupun proses industri sebesar 15,8 persen per 2030.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Mining Industry Indonesia atau Mind Id, badan usaha milik negara induk industri pertambangan, berkomitmen bisa menurunkan emisi dari pemakaian energi serta proses industri dan penggunaan produk sebesar 15,8 persen pada 2030. Komitmen ini akan ditempuh melalui rencana kerja dekarbonisasi yang sudah disusun setiap perusahaan anggota.
Mind Id beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), PT Timah Tbk, dan PT Antam Tbk.
Direktur Hubungan Kelembagaan Mind Id Dany Amrul Ichdan, saat temu media di Bogor, Selasa (14/12/2021) malam, mengatakan, dalam Nationally Determined Contributions pencegahan pemanasan global dan perubahan iklim, Indonesia akan secara sukarela dan mandiri, tanpa syarat apa pun, berkomitmen untuk menurunkan 29 persen emisi karbon.
Badan usaha milik negara (BUMN) berupaya mendukung kebijakan itu, yang secara khusus Mind Id, komitmen pengurangan emisi karbon dari pemakaian energi serta proses produksi dan penggunaan produk sebesar 15,8 persen.
Berdasarkan baseline kinerja tahun 2019, emisi karbon yang berpotensi dihasilkan oleh Mind Id mencapai sekitar 2,9 juta ton CO2 ekuivalen. Pada 2030, proyeksi emisi karbon yang berpotensi dihasilkan dari hasil kinerja seperti biasa mencapai 8,7 juta ton CO2 ekuivalen.
Mulai tahun 2021, Dany mengatakan, Mind Id sudah mengidentifikasi sekitar delapan inisiatif perusahaan anggota untuk penurunan emisi karbon yang, jika ditotal pengurangan emisinya, diperkirakan 0,63 juta ton CO2 ekuivalen per 2030. Sebagai contoh, PT Antam Tbk dan PT Timah Tbk mengeluarkan inisiatif mengalihkan bahan bakar dari minyak diesel ke gas alam cair untuk pengurangan emisi karbon sekitar 121.700 ton CO2 ekuivalen per tahun. Contoh lain, PT Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk sedang melakukan reklamasi di lahan bekas tambang atau carbon offset. Implementasi program ini diharapkan mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 470.807 ton CO2 ekuivalen per tahun.
Dany mengatakan, di luar kegiatan itu, perusahaan anggota Mind Id telah memiliki upaya-upaya berkelanjutan yang masuk agenda perusahaan. Sebagai contoh, sejak tiga tahun terakhir (2018-2021), PT Antam Tbk mengubah metode penambangan dari model fishbone dan upperhole secara seri menjadi fishbone dan upperhole secara pararel di tambang emas bawah tanah Pongkor.
Contoh lain, di PT Bukit Asam Tbk dilakukan penggantian sistem penanganan batubara yang dapat menghemat konsumsi bahan bakar solar sebesar 2.207.016 liter per tahun atau Rp 17,8 miliar per tahun. Jika sebelumnya menggunakan metode konvensional dengan dump truck dan ekskavator, kini menggunakan sistem Bucket Wheel Excavator (BWS). Sistem ini telah diterapkan sejak 2019.
”Perusahaan lainnya yang sudah punya agenda kerja internal dekarbonisasi biasanya akan dimasukkan dalam upaya membangun bisnis yang berdekatan atau build adjacent business. Sebutlah agenda PT Bukit Asam Tbk mengembangkan fasilitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS),” ujar Dany.
Mind Id telah menerapkan pengukuran environmental, social, and governance (ESG) atau standar operasional untuk mengukur keberlanjutan lingkungan dan dampak sosial dari investasi suatu perusahaan. Pengukuran ESG menggunakan parameter yang sudah disusun oleh The International Council on Mining and Metals, seperti konservasi keragaman hayati, tanggung jawab produksi, dan performa sosial.
Hasil ESG dari perusahaan-perusahaan anggota Mind Id berbeda. Misalnya, penerapan bisnis beretika PT Antam Tbk dinilai sebagian terpenuhi.
Vice President Sustainability MIND ID Binahidra Logiardi mengatakan, semua perusahaan tambang yang tergabung dalam The International Council on Mining and Metals memiliki target dekarbonisasi. Upaya-upaya dekarbonisasi sekarang menjadi investasi perusahaan.
”Program aksi tanggung jawab korporasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan di masyarakat juga jadi bagian yang diukur di ESG,” katanya.