UMKM dan Ekonomi Kreatif Berperan Pulihkan Ekonomi Bali
Keberadaan para profesional bersama para kreator bertalenta akan menunjukkan kualitas dan daya saing SDM serta menjadi keunggulan yang mendorong maju sebuah negara.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
ISTIMEWA/FEB UNUD
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, menggelar webinar bertema ”Strategi Bisnis UMKM pada Masa Pandemi dan Pascapandemi Covid-19 di Indonesia", Selasa (14/12/2021). Tangkapan layar dari tayangan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Jawa Timur, yang juga Direktur Sekolah Pascasarjana Unair, Badri Munir Sukoco saat webinar.
DENPASAR, KOMPAS — Pandemi Covid-19 berdampak pada tertekannya ekonomi Bali karena industri pariwisata nyaris tidak bergerak. Selain pertanian yang masih bergeliat, usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk ekonomi kreatif, juga berpeluang untuk berperan dalam pemulihan ekonomi Bali.
Demikianlah benang merah dari webinar bertema ”Strategi Bisnis UMKM pada Masa Pandemi dan Pascapandemi Covid-19 di Indonesia”.
Webinar yang diselenggarakan Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Selasa (14/12/2021), menghadirkan dua narasumber, yakni Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Jawa Timur, yang juga Direktur Sekolah Pascasarjana Unair, Badri Munir Sukoco serta wirausaha sekaligus pendiri dan CEO Mangsi, Denpasar, Made Windu Segara Senet.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Udayana Agoes Ganesha Rahyuda mengatakan, kinerja ekonomi Bali selama pandemi Covid-19 mengalami kontraksi dengan pertumbuhan negatif.
Dalam tujuh triwulan terakhir selama pandemi Covid-19, menurut dia, ketika memberikan kata sambutannya, kinerja ekonomi Bali menurun dan Bali termasuk tiga daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang masih rendah selama pandemi Covid-19.
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, menggelar webinar bertema ”Strategi Bisnis UMKM pada Masa Pandemi dan Pascapandemi Covid-19 di Indonesia”, Selasa (14/12/2021). Tangkapan layar dari tayangan Dekan FEB Universitas Udayana Agoes Ganesha Rahyuda saat webinar.
”Pariwisata paling terdampak (pandemi Covid-19),” kata Agoes. Namun, satu sektor mengalami happening, yakni ekonomi kreatif, yang didominasi UMKM.
Perihal kondisi industri ekonomi kreatif di masa pandemi Covid-19, dari catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Mei 2021, dinilai sebagai sektor ekonomi yang sedang berkembang dan berpeluang untuk memberikan nilai tambah ekonomi dan berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB).
Sejalan hal itu, populasi UMKM yang besar di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM mencapai 64 juta lebih unit usaha, berkontribusi besar dalam pergerakan dan perputaran ekonomi.
Menurut Badri, Indonesia diproyeksi menjadi salah satu negara kekuatan ekonomi global. Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia berusia produktif yang besar.
Dikatakan, Indonesia membutuhkan transformasi ekonomi dengan menetapkan fokus dan target sektor industri yang akan mendorong Indonesia menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita penduduk yang tinggi.
Peran perguruan tinggi
ISTIMEWA/FEB UNUD
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, menggelar webinar bertema ”Strategi Bisnis UMKM pada Masa Pandemi dan Pascapandemi Covid-19 di Indonesia”, Selasa (14/12/2021). Tangkapan layar dari tayangan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Jawa Timur, yang juga Direktur Sekolah Pascasarjana Unair, Badri Munir Sukoco saat webinar.
Dalam pemaparannya, Badri menyebutkan, perguruan tinggi dan universitas juga berperan menumbuhkan kelompok kreatif berkompeten atau para profesional. Keberadaan para profesional bersama para kreator bertalenta akan menunjukkan kualitas dan daya saing SDM serta menjadi keunggulan yang mendorong maju sebuah negara. Saat ini, proporsi kalangan kreatif di Indonesia masih di bawah Malaysia, bahkan Thailand dan Vietnam.
Usaha rintisan
”Perguruan tinggi paling tepat untuk memulai usaha rintisan karena kampus adalah komunitas orang muda dan terpilih,” kata Badri dalam webinar yang digelar Prodi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Selasa (14/12/2021).
Adapun dalam webinar internasional yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana pada September 2020, ekonomi kreatif disebut sebagai sektor ekonomi yang sedang berkembang dan menjadi industri yang memberikan peningkatan nilai tambah produk. Bali berpeluang besar mengembangkan sektor ekonomi kreatif dan UMKM karena didukung potensi seni dan budaya.
Perguruan tinggi paling tepat untuk memulai usaha rintisan karena kampus adalah komunitas orang muda dan terpilih (Badri Munir Sukoco).
Sementara itu, wirausaha yang juga pendiri dan CEO Mangsi, Windu Segara, mengatakan, peran manusia vital dalam membangun dan mengembangkan usaha. Windu mengkritisi masih rendahnya minat baca di Indonesia yang berdampak terhadap kemampuan literasinya. ”Bagaimana bisa membangun bisnis yang baik dan mau scale up apabila minat baca masih rendah,” kata Windu dalam webinar.
ISTIMEWA/FEB UNUD
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, menggelar webinar bertema ”Strategi Bisnis UMKM pada Masa Pandemi dan Pascapandemi Covid-19 di Indonesia”, Selasa (14/12/2021). Tangkapan layar dari tayangan pendiri dan CEO Mangsi, Made Windu Segara Senet, saat webinar.
Windu berpendapat, terdapat empat elemen penting dalam memulai bisnis, yakni konsep bisnis, sistem bisnis, SDM, dan modal. Oleh karena itu, menurut Windu, bisnis tanpa didukung SDM maka bisnis tidak akan tumbuh secara optimal.
Lebih lanjut Badri mengatakan, Bali memiliki potensi mengembangkan UMKM sebagai bagian transformasi ekonomi. Dengan potensinya sebagai destinasi, Bali diharapkan mengembangkan perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan serta pusat riset dan inovasi yang mendukung dan melengkapi keberadaan Bali sebagai destinasi. ”Pendidikan juga bentuk turisme jangka panjang,” katanya.