Petani Keluhkan Bawang Impor Saat Panen, Presiden Kontak Menteri Perdagangan
Masuknya bawang putih impor saat panen jadi salah satu yang dikeluhkan petani Temanggung saat berdialog dengan Presiden Jokowi. Presiden langsung mengontak Mendag M Lutfi dan ia berjanji akan mengeceknya.
Oleh
Regina Rukmorini/Nina Susilo
·5 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Program lumbung pangan atau food estate di Jawa Tengah diharapkan bisa meningkatkan produktivitas petani. Pembeli juga perlu disiapkan untuk menyerap hasil petani. Tantangan lainnya, produk impor yang kerap memasuki Indonesia di musim panen. Khusus yang terakhir, Presiden Joko Widodo langsung mengontak Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat sejumlah petani mengeluhkan hal tersebut.
Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (14/12/2021), dilakukan untuk meninjau program lumbung pangan. Di Jawa Tengah, jenis tanaman hortikultura yang dikembangkan.
”Saya berharap produktivitas meningkat dan yang paling penting disiapkan off taker, yang akan beli bawang merah, sehingga kepastian yang membeli ada dan harga tidak dimainkan tengkulak,” kata Presiden Jokowi seusai menanam bawang merah di Desa Bansari, Kabupaten Temanggung, bersama Nyonya Iriana dan para petani.
Dalam kunjungan ini, Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq.
Bibit unggul diharapkan bisa meningkatkan hasil panen dan pendapatan petani. Namun, dalam proyek percontohan ini, Presiden akan memantau hasil panen serta ongkos produksinya. Dengan demikian, diketahui keuntungan petani.
Selasa siang, Presiden juga meninjau lokasi program lumbung pangan di Desa Lamuk, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo. Di tengah guyuran hujan deras, Presiden menanam cabai.
Di Temanggung, program lumbung pangan dilakukan di lahan seluas 339 hektar. Program food estate di Jawa Tengah disiapkan untuk pengembangan hortikultura.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sudah berkunjung ke lahan yang disiapkan pertengahan Oktober lalu. ”Jika program ini berhasil, apa yang dilakukan di Kabupaten Temanggung diharapkan bisa menjadi contoh untuk ditiru dan dikembangkan di daerah lain,” kata Syahrul saat itu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Djoko Budi Nuryanto mengatakan, tahun ini program lumbung pangan akan dilakukan di areal seluas 399 hektar yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Ngadirejo, Kledung, Bulu, Parakan, dan Bansari.
Dengan adanya ketersediaan sumber air, yaitu embung Bansari, areal pertanian terluas, lebih dari 100 hektar, nantinya direncanakan akan berada di Kecamatan Bansari. Jenis tanaman yang ditanam adalah bawang merah, bawang putih, cabai, dan kentang.
Djoko mengatakan, luasan areal untuk program lumbung pangan di Kabupaten Temanggung sebenarnya berpotensi untuk dikembangkan lebih luas lagi. Namun, hingga tahun depan, pihaknya masih akan melihat pelaksanaan program lumbung pangan di areal 339 hektar dan belum menetapkan target untuk perluasan lagi.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rahayu Makmur Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Hendi Nurseto (29) mengatakan, untuk program lumbung pangan, Gapoktan Rahayu Makmur menargetkan menanam 70 hektar tanaman, yang terdiri dari 20 hektar tanaman bawang merah dan 50 hektar sisanya ditanami bawang putih. Saat ini, realisasi tanam baru tercapai sekitar 70 persen atau sekitar 49 hektar.
Jumlah anggota Gapoktan Rahayu Makmur yang terlibat menanam dalam program lumbung pangan mencapai lebih dari 100 petani.
Hendi menyebutkan, banyak petani, termasuk petani dari luar Gapoktan Rahayu Makmur, sebenarnya tertarik untuk terlibat, terutama untuk menanam bawang merah. Namun, banyak petani mundur, urung terlibat, karena jumlah bibit yang disediakan perusahaan pembeli hanya dibatasi untuk 20 hektar.
Menurut dia, salah satu hal yang menarik dan memancing minat petani untuk terlibat dalam program lumbung pangan adalah adanya kejelasan pasar, pihak yang membeli. Pasalnya, selama ini petani lebih sering bergantung pada tengkulak dan dipermainkan kondisi harga yang tidak menentu. Petani bawang, terutama bawang putih, juga acap kali cemas bawang miliknya tidak terbeli saat pemerintah melakukan impor bawang.
Keluhan ini juga disampaikan saat dialog para petani dengan Presiden Jokowi. Petani menyampaikan harapan adanya bantuan gudang penyimpanan pascapanen untuk kelompok tani, green house untuk produksi melon, dan masalah terkait bawang putih. Saat panen, biasanya bawang putih impor masuk. Harga jual bawang putih lokal pun melorot dan petani enggan menanam bawang putih.
Presiden langsung menelepon Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. ”Pak Menteri, ini saya dengan para petani di Temanggung. Keluhan mereka semuanya sama, pada saat panen, bawang putih itu impornya justru masuk, keluhannya selalu itu,” kata Presiden kepada Menteri Perdagangan melalui sambungan telepon. Lutfi mengatakan segera mengirimkan tim untuk mengecek.
Ketersediaan air
Program lumbung pangan ini sekaligus didukung ketersediaan air irigasi. Untuk itu, dalam kunjungan kerja di Temanggung, Presiden Jokowi sekaligus meresmikan empat embung. Keempat embung tersebut adalah Embung Bansari yang berada di Kabupaten Temanggung, Embung Dukun dan Embung Pagergunung di Kabupaten Magelang, serta Embung Tlogoguwo di Kabupaten Purworejo.
Keempat embung ini adalah bagian dari 66 embung yang dibangun pada tahun 2021. Dalam catatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Embung Bansari berkapasitas tampung 8.588 meter kubik dengan luas genangan 0,56 hektar dan dibangun dengan biaya Rp 9,2 miliar. Embung Dukun memiliki kapasitas tampung 16.395 meter kubik dengan luas genangan 0,578 hektar dan dibangun dengan biaya Rp 8,4 miliar.
Kapasitas tampung Embung Pagergunung 7.500 meter kubik dan luas genangannya 0,32 hektar. Embung ini menghabiskan anggaran Rp 4,2 miliar. Adapun Embung Tlogoguwo berkapasitas tampung 15.775 meter kubik dengan luas genangan 0,573 hektar serta dibangun dengan alokasi Rp 11,6 miliar.
Presiden Jokowi berharap keberadaan embung-embung tersebut dapat memberikan manfaat nyata bagi produktivitas pertanian, penyediaan air baku, hingga potensi pariwisata bagi masyarakat sekitar.
”Kita harapkan, dengan telah siapnya embung-embung yang ada, produktivitas pertanian bisa lebih baik dan airnya juga bisa dipakai untuk air baku di rumah-rumah serta untuk pariwisata masyarakat,” ujar Presiden.