Tahun 2022 Jadi Momentum Emas Dunia Usaha dan Investasi
Optimisme terkait pemulihan ekonomi dinilai semakin terbangun di tengah masyarakat dan dunia usaha. Terkendalinya angka penularan virus Covid-19 di Tanah Air jadi momentum mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Momentum terkendalinya angka penularan virus Covid-19 akan dimanfaatkan pemangku kebijakan di Tanah Air untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Optimisme masyarakat dan dunia usaha akan dikelola untuk peningkatan investasi dan pembukaan lapangan pekerjaan.
Hal tersebut mengemuka dalam hari pertama pembukaan The 9th US-Indonesia Investment Summit yang diselenggarakan Initiative Indonesia secara virtual pada Senin (13/12/2021).
Program yang diinisiasi bersama antara Kamar Dagang Amerika di Indonesia (AmCham Indonesia) dan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce) ini akan dilangsungkan selama tiga hari.
Selain delegasi AmCham Indonesia dan Kamar Dagang AS, turut hadir dalam acara ini, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid.
Tahun 2022 merupakan momen emas untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Airlangga Hartarto)
Di hadapan peserta The 9th US-Indonesia Investment Summit, secara virtual Airlangga menyatakan bahwa tahun 2022 merupakan momen emas untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pernyataan ini didasari oleh indikator effective reproduction number yang berada di bawah 1 yang berarti pandemi Covid-19 dapat dikendalikan. Optimisme pemulihan ekonomi, lanjut Airlangga, terbangun di tengah masyarakat dan kalangan dunia usaha.
Hal tersebut terlihat dari berbagai indikator yang mengalami kenaikan, di antaranya kredit yang mulai meningkat, indeks keyakinan konsumen (IKK) yang berada di level 113,4 pada Oktober 2021, purchasing managers index (PMI) manufaktur yang mencapai 57,2 pada Oktober 2021, dan dunia usaha yang mulai melakukan perekrutan kembali yang tecermin dari turunnya tingkat pengangguran.
”Walaupun masih ada tantangan terkait Covid-19 dan variannya, termasuk varian Omicron, hal itu dapat dimitigasi,” kata Airlangga.
Ketahanan ekonomi
Airlangga menegaskan, di tengah tekanan keuangan global, ekonomi Indonesia memiliki ketahanan kuat. Hal ini terbukti dari nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2021 yang mencapai rekor, yakni 22,03 miliar dollar AS. Ekspor ini turut menopang keseimbangan eksternal, yakni neraca transaksi berjalan, serta keseimbangan internal ,yakni memperkecil defisit anggaran.
”Pemerintah akan mengoptimalkan kepercayaan yang muncul dari dunia usaha, masyarakat, serta investor dalam rangka peningkatan kegiatan usaha, investasi, dan upaya penciptaan lapangan kerja,” kata Airlangga.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, posisi Indonesia saat ini sudah cukup bagus dalam menghadapi pandemi Covid-19. Situasi ini dianggap bisa membuka kembali atau memperlebar peluang investasi di berbagai sektor di Tanah Air.
”Kecepatan tingkat vaksinasi kami terjadi di Agustus, September, dan Oktober 2021. Itu sebenarnya setelah gelombang kedua Covid-19 terjadi pada Juni 2021. Sistem imun masyarakat terbangun karena infeksi. Lalu, tambahan vaksinaasi membuat imunitas semakin kuat,” kata Budi.
Investasi kesehatan
Di tahun 2022, pemerintah akan melakukan reformasi fundamental pada sistem kesehatan. Reformasi ini salah satunya dilakukan melalui transformasi layanan rujukan dengan meningkatkan akses serta mutu rumah sakit Indonesia.
Melalui upaya tersebut, pemerintah akan mendorong sektor swasta terlibat dalam penyediaan fasilitas kesehatan rujukan atau sekunder, termasuk dari investor asing.
Di tahun 2022, pemerintah akan melakukan reformasi fundamental pada sistem kesehatan. (Budi Gunadi Sadikin)
”Kami akan membuka peluang bagi investor dan rumah sakit asing untuk masuk. Kami juga akan menyederhanakan regulasi bagi rumah sakit asing dan tenaga kesehatan asing untuk masuk dan bekerja di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, peningkatan permintaan domestik akan mendorong ekonomi Indonesia. Ekonomi Indonesia diproyeksikan akan mulai pulih pada 2022, antara lain, didukung oleh peningkatan permintaan domestik secara bertahap serta dampak positif ekonomi global yang semakin kuat.
Peluang lain di tahun 2022 muncul dari sektor ekspor. Pada tahun ini ekspor dalam negeri telah melesat seiring pemulihan ekonomi global. Arsjad menerangkan, pemulihan ekonomi di beberapa mitra dagang utama Indonesia, seperti China dan AS, akan mendorong permintaan barang ekspor dari Indonesia.
”Jadi, peluang untuk penguatan ekspor harus menjadi program kita bersama karena peluang itu harus diciptakan, tidak bisa datang begitu saja,” ujarnya.
Senior Vice President for Asia, Kamar Dagang AS, Charles Freeman mengatakan, pertemuan ini memberikan kesempatan bagi para pelaku usaha yang berbasis di AS untuk terlibat langsung dengan Pemerintah Indonesia, lebih memahami dinamika Indonesia. Hal ini penting bagi dunia usaha di AS karena Indonesia merupakan salah satu pasar paling penting sekaligus menantang di dunia.
”Inisiatif ini sebelumnya telah berhasil meningkatkan kesadaran akan manfaat kegiatan ekonomi AS bagi pembangunan Indonesia dan mengadvokasi pembaruan aturan strategis,” ujarnya.
The 9th US-Indonesia Investment Summit mengangkat tema ”Moving On: Getting Past Covid”. Berbagai topik akan diulas, mulai dari perekonomian dan stabilitas regional Indonesia, pembaruan industri kesehatan, kerja sama serta sinergi bisnis menyambut penyelenggaraan Presidensi Business 20 (B20) Indonesia, hingga peluang investasi di berbagai sektor di Indonesia.