Survei Bank Indonesia menunjukkan tren penguatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia ke depan. Pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2021 diyakini lebih tinggi dibandingkan beberapa triwulan sebelumnya.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Optimisme masyarakat akan pemulihan ekonomi semakin kuat di pengujung tahun 2021. Peningkatan keyakinan konsumen turut mengakselerasi pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan IV-2021.
Hasil Survei Konsumen yang digelar Bank Indonesia (BI) menunjukkan, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia memperlihatkan tren penguatan. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2021 yang mencapai 118,5 atau lebih tinggi dari posisi Oktober 2021 yang tercatat 113,4.
Survei konsumen dilakukan kepada sekitar 4.600 rumah tangga di 18 kota besar di Indonesia. Indeks dalam survei ini menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika level indeks berada di bawah 100, artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.
Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dian Ayu Yustina, berpendapat, beberapa indikator dini pada September 2021 telah menunjukkan adanya perbaikan. Hal ini membuat Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2021 akan mencapai 5,04 persen secara tahunan.
Sejumlah indikator yang menunjukkan perbaikan antara lain Mandiri Spending Index dan PMI Manufaktur Indonesia yang peningkatannya telah melebihi tingkat pada 2020. ”Ini sejalan dengan peningkatan IKK yang melanjutkan tren penguatan di zona optimis menjelang pengujung tahun ini,” ujarnya, Minggu (12/12/2021).
IKK November 2021 meningkat pada seluruh kategori pengeluaran dan kelompok usia responden. Peningkatan IKK di periode ini utamanya didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang mencapai 99,2 atau meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 91,8.
Peningkatan tersebut sejalan dengan perbaikan aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat yang ditopanh oleh meningkatnya pergerakan seiring berlanjutnya pelonggaran pembatasan mobilitas.
Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada 6 bulan ke depan juga terpantau menguat, tecermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 137,8 atau lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 134,9.
”Seiring dengan meningkatnya keyakinan dan optimisme konsumen, pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan IV-2021 diperkirakan akan terakselerasi secara signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,” ujar Dian.
Pada triwulan III-2021, seiring merebaknya varian baru Covid-19 yang diikuti oleh implementasi PPKM Level 3-4 yang cukup ketat, aktivitas konsumsi dan investasi tertekan. Pertumbuhan ekonomi pada periode itu mencapai 3,51 persen atau melambat dibandingkan triwulan II-2021yang tercatat tumbuh 7,07 persen secara tahunan.
”Dampak dari PKKM tersebut hanya akan terbatas pada triwulan III-2021, seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 yang sudah dikendalikan dengan sangat baik,” ujarnya.
Ia pun menilai neraca perdagangan Indonesia yang terus menunjukkan tren surplus juga menjadi penanda bahwa kondisi eksternal Indonesia cukup baik. Hal itu diperkirakan akan mampu menahan gejolak pasar yang timbul karena dampak dari normalisasi kebijakan moneter di negara- negara maju, khususnya Amerika Serikat.
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin mengatakan, secara agregat, ekonomi nasional di sepanjang 2021 menunjukkan kinerja positif dan jauh lebih baik dibanding kondisi periode sama tahun 2020.
”Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 2021 cukup tangguh. Hal ini terbilang sangat baik mengingat pada 2021 kasus Covid-19 jauh meningkat dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.
Ia menyampaikan, kinerja sektor perdagangan juga tumbuh 4,3 persen dari sebelumnya yang minus 3,7 persen. Sektor manufaktur dan konstruksi juga tumbuh positif pada tahun ini setelah sempat tumbuh negatif pada tahun lalu.
Sementara itu, sektor transportasi yang tahun lalu terdampak dalam oleh pandemi, yakni terkontraksi 16,6 persen, juga tumbuh positif 1,6 persen pada tahun ini. ”Ini menunjukkan bahwa APBN menjadi penggerak pemulihan ekonomi terkuat di masa pandemi tahun lalu, di tahun ini mulai beralih ke sektor swasta seiring dengan pemulihan ekonomi,” katanya.