Januari 2022, Bus Listrik Bakrie Mulai Layani Publik
Bus listrik produksi Bakrie Autoparts untuk Transjakarta direncanakan mulai beroperasi di jalanan Jakarta mulai Januari 2022. Bus yang diberi nama VEKTR itu diklaim telah melalui serangkaian tahapan uji kelayakan jalan.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bakrie and Brothers Tbk yang memproduksi bus listrik melalui anak usahanya, Bakrie Autoparts, memastikan penyerahan sebagian bus listrik pesanan PT Transjakarta yang akan beroperasi mulai Januari 2022. Bus disebut telah melalui berbagai tahapan dan uji kelayakan dan penyerahan itu merupakan tahap pertama dari total 30 unit pesanan Transjakarta.
”Ada 20 bus pada Januari 2022. Ini untuk pertama kalinya perusahaan Indonesia membawa bus listrik ke jalanan,” kata Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk Anindya Novyan Bakrie, dalam paparan publik virtual Jumat (10/12/2021). Bus listrik itu diberi nama VEKTR.
Bakrie and Brothers telah menyiapkan dana untuk belanja modal sebesar Rp 500 miliar tahun 2022. Salah satu bisnis yang akan digarap adalah pengadaan bus listrik. Segmen produksi bus listrik akan menjadi penopang bisnis Bakrie and Brothers ke depan selain untuk mendukung upaya pemerintah mengubah bus Transjakarta menjadi bus listrik pada tahun 2028.
Bakrie menggarap bus listrik dengan bekerja sama dengan perusahaan otomotif China, yakni BYD Automobile. Dalam kerja sama tersebut, Bakrie dan BYD sepakat untuk melakukan empat tahap pengembangan dan produksi bus listrik.
Menurut Anindya, pengembangan bus listrik merupakan salah satu fokus Bakrie dalam mengembangkan sektor energi terbarukan. Bus listrik tersebut sudah memenuhi ketentuan proses homologasi dan pemenuhan seluruh ketentuan legalitas dan teknis untuk diuji coba secara komersial oleh Transjakarta.
Adapun tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang diterapkan pada bus listrik tersebut sudah mencapai 35 persen. Anindya berharap akan semakin banyak konten lokal dalam bus tersebut.
IPO anak usaha Adaro
PT Adaro Energy Tbk melepaskan anak usahanya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, ke bursa melalui penawaran umum saham perdana (IPO). Adaro Minerals akan menawarkan saham perdananya sebanyak 6.048.580.000 saham. Adapun nilai nominal Rp 100 per saham.
Jumlah saham baru yang ditawarkan tersebut setara dengan 15 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran saham kepada publik.
Keterangan dari laman e-ipo.co.id, Adaro Minerals menawarkan saham pada kisaran Rp 100 per saham hingga Rp 125 per saham. Dengan demikian, dana publik yang akan didapatkan oleh Adaro Minerals maksimal diperkirakan mencapai Rp 756 miliar.
Adapun dana hasil penawaran saham ke publik itu akan sebanyak 60 persen akan digunakan untuk memberi pinjaman kepada anak perusahaan, yaitu PT Maruwai Coal, dan sisanya akan digunakan untuk membayar sebagian pokok atas pinjaman dari induk, yaitu Adaro Energy.