Kala Kanal Digital Berebut ”Kue” UMKM
Go digital, go national, go global. Kanal digital pemasaran produk usaha mikro, kecil dan menengah menjamur. Banyak ruang tanpa sekat, waktu pun begitu mudah diterobos. Digital pemasaran menjamur, kini rebutan "kue".

Kanal digital pemasaran produk usaha mikro, kecil, dan menengah kini makin menjamur. Tak hanya jejaring lokapasar, ruang pemasaran semakin tak tersekat. Ruang dan waktu seolah tak lagi jadi penghambat. Jaringan internet mendongkrak akses antara produsen dan konsumen.
Dalam bingkai ”Bangga Buatan Indonesia” wajah UMKM dikenal tangguh dan memiliki daya tahan, terutama di tengah badai krisis maupun pandemi saat ini. Kementerian maupun lembaga, pemerintah daerah, maupun pihak swasta kini turut bahu membahu membuka pintu pemasaran produk UMKM.
Kanal terbaru yang dibangun pemerintah, yakni Etalase Digital Produk UMKM Berstandar Nasional Indonesia secara resmi diluncurkan di Jakarta, Selasa (30/11/2021). Beberapa hari sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM juga meluncurkan portal UKM Nasional SMEsta.id (Small and Medium Enterprises Station).
Di samping itu, ada pula proyek KRTA untuk produk mode berbahan wastra atau kain tradisional yang diluncurkan oleh Kemenkop dan UKM melalui Smesco Indonesia bekerja sama dengan Lakon Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Indonesia. Dari proyek ini, Smesco dengan kekuatan laboratoriumnya menjadi ekosistem bagi UMKM agar produknya bisa go global.
Secara terpisah, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun menggalang para pelaku UMKM binaan dalam wadah platform Pasar Digital atau dikenal dengan PaDi UMKM. Platform ini memfasilitasi UMKM di Indonesia untuk berinteraksi secara langsung dengan BUMN. Interaksi tersebut diharapkan memberi peluang bagi UMKM mencetak transaksi dan perluasan pasar, terutama pasar di lingkungan BUMN.
Sementara itu, dengan kewenangan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI), Badan Standardisasi Nasional (BSN) terlibat aktif dalam Etalase Digital Produk UMKM. Pada peluncuran kanal tersebut, BSN juga menyerahkan sertifikat SNI kepada 51 UMKM yang secara otomatis bisa dimasukkan dalam kanal digital pemasaran ini.

Suasana deretan stan milik pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah beraktivitas di rest area atau tempat istirahat kilometer 260 Banjaratma, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (2/12/2021). Seiring dengan gencarnya vaksinasi dan mulai menurunnya tren penularan Covid-19 di Kabupaten Brebes, aktivitas perekonomian di tempat istirahat tersebut mulai bergeliat.
Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan, jumlah UMKM saat ini mendominasi 99,9 persen atau sekitar 65,4 juta pelaku usaha di Indonesia. Peran mereka berkontribusi sebesar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto Nasional, menyerap tenaga kerja hingga 97 persen dan ekspor sebesar 14,37 persen.
Dengan demikian, UMKM memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan serta pemulihan ekonomi nasional.
Sertifikasi
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, produk UMKM yang dapat berdaya saing global memerlukan pengembangan kemasan produk, perizinan usaha, standardisasi dan sertifikasi sehingga produknya mempunyai nilai jual tinggi. ”Peran SNI ini sangat strategis dalam meningkatkan daya saing UMKM,” ujarnya.
Di dalam masa pandemi, ragam inovasi kebijakan untuk mendorong UMKM dapat dipelajari dari berbagai pemerintahan di dunia. Forbes Coaches Council misalnya menyebutkan, salah satu bentuknya adalah dengan mengoptimalkan bantuan pemerintah.
Cara lainnya, menghubungkan produk UKM lokal dengan reseller di aplikasi digital dan membantu UMKM lokal beralih ke penjualan daring. Ada pula investasi dalam program pelatihan dan konsultasi bisnis berbasis teknologi dan energi terbarukan.
Upaya lain yang bisa ditempuh adalah menyederhanakan aturan dan penyediaan situs informasi bisnis terintegrasi serta memberi kesempatan bagi UMKM untuk bermitra dengan Pemerintah Daerah.
”Tatanan normal baru mendorong pola perdagangan online semakin menggeliat. Per September 2021, UMKM onboarding ke dalam ekosistem digital telah mencapai 16,4 juta, tumbuh 105 persen selama pandemi,” kata Teten.

Bros berbahan kulit ditawarkan oleh salah satu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berpameran di Jak Preneur Goes To Mall yang berlangsung di pusat perbelanjaan Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (12/11/2021). Pameran hasil kolaborasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pusat perbelanjaan modern ini dalam rangka mendukung pengembangan kewirausahaan di Jakarta.
Untuk mendorong UMKM masuk ke dalam rantai pasok, Kemenkop dan UKM melaksanakan beragam program, di antaranya, pengalokasian 40 persen pengadaan barang dan jasa pemerintah pusat dan daerah bagi Produk UMKM.
Per November 2021, anggaran yang tersalurkan telah mencapai Rp 341,87 triliun atau 77 persen dari target sebesar Rp 447,28 triliun.
Kemudian, penyediaan 30 persen infrastruktur publik bagi UMKM. Berdasar hasil identifikasi sementara Kemenkop dan UKM, mayoritas infrastruktur publik telah memenuhi alokasi 30 persen tersebut. Namun, pengelolaannya belum dilakukan oleh koperasi.
Baca Juga:Dibutuhkan Kolaborasi agar UMKM Naik Kelas
Sementara itu dari kementerian BUMN, setidaknya ada lima kemitraan dengan UMKM yang telah dikembangkan agar UMKM naik kelas. Di antaranya, untuk sertifikasi produk UMKM, terutama melalui layanan 236 rumah BUMN yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. Kemudian, penyediaan akses pembiayaan baik melalui bank maupun nonbank, sesuai skala dan kebutuhan UMKM.
Selain itu, ada pula pelibatan UMKM dalam rantai pasok BUMN sehingga kerjasamanya akan lebih berkelanjutan. Yang tak kalah penting, kemitraan itu dilakukan dalam bentuk proses kurasi dan perluasan akses pasar produk UMKM sehingga memberi ruang lebih luas untuk memasarkan produk secara daring maupun tatap muka.
Penyediaan akses tempat usaha pun menjadi bentuk kemitraan yang perlu dibangun, termasuk pada infrastruktur publik, seperti bandara udara, stasiun, pelabuhan, dan area peristirahatan jalan tol.

Daya saing
Staf Ahli Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting mengakui, BUMN memiliki peran yang sangat strategis untuk membantu meningkatkan daya saing UMKM di pasar internasional dan nasional. Terlebih, upaya ini didukung oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan swasta.
”Pemenuhan standar menjadi salah satu kebutuhan penting pelaku usaha, utamanya bagi UMKM yang ingin meningkatkan mutu produk dan memperluas akses pasar produknya. Dalam mendukung produk UMKM, Kementerian BUMN juga telah menghadirkan platform digital, yaitu Pasar Digital atau dikenal PaDi UMKM,” kata Loto.
Menurut Loto, dengan adanya Etalase Digital yang diluncurkan BSN, peluang kolaborasi juga dapat dilakukan bersama Kementerian BUMN yang telah memiliki PaDi UMKM. Hal ini diharapkan dapat semakin menumbuhkan ekosistem bagi UMKM untuk meningkatkan akses pasar yang lebih berdaya saing.
Yunita Resmi Sari, Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, mengatakan, Etalase Digital ini akan memperluas akses UMKM, tidak hanya lingkup nasional, tetapi juga regional dan internasional.
”Hal ini sejalan dengan misi Bank Indonesia dalam mendorong pengembangan UMKM untuk go international, go export. Upaya sertifikasi sangat perlu didukung, terlebih ada UMKM kami yang berhasil lolos mendapatkan SNI,” ujarnya.

Perajin sepatu, Sri, menunjukkan sepatu di stannya di Jatim Fair Hybrid 2021 dalaml rangka HUT ke-71 Provinsi Jawa Timur di Convention Hall Grand City, Surabaya, Senin (11/10/2021). Konsep Hybrid yang dilakukan memungkinkan pengunjung menyusuri area pameran secara virtual melalui platform.
Dari sertifikasi ini, setidaknya ada pelajaran penting yang perlu diambil. Pertama, komitmen dari UMKM itu sendiri. Komitmen ini penting untuk terus mengikuti standar, menjalani pendampingan, dan menjaga keberlangsungan dari standar produk yang sudah tersertifikasi ini.
Kedua, komitmen ini juga perlu didukung dengan kompetensi sumber daya manusia UMKM untuk terus menjaga dan memelihara kualitas produknya. Apalagi di tengah situasi pandemi, pendampingan mengalami keterbatasan.
Ketiga, menjadikan standar produk sebagai bagian dari habit pelaku UMKM sehingga produk yang dihasilkan dapat terpelihara dan ditularkan kepada komunitas UMKM lainnya. Dengan mengatasi tantangan ini, produk UMKM dapat diterima di pasar yang lebih luas.

Lucky Widiantara pemilik Lucas and Sons memperlihatkan laman Instagram untuk menawarkan skateboard bambu produksinya di Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/9/2021). Ide membuat skatebooard bambu ini muncul di masa-masa sulit pandemi Covid-19. Skateboard bambu itu dijual Rp 750.000 per unit.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan menegaskan, dengan bergulirnya Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, dapat diketahui amat banyak produk UMKM yang potensial di sejumlah daerah. Program pembinaan dan sertifikasi BSN diyakini akan mampu membantu akselerasi pengembangan potensi UMKM tersebut secara signifikan.
Semakin gencar produk-produk UMKM dipromosikan, semakin besar pula peluang produk UMKM dikenal lebih luas. Kanal-kanal digital pemasaran kini semakin bervariasi seiring perkembangan lokapasar. Tentu pemasaran ini harus ditopang produksi yang berkualitas dan makin berdaya saing.