Musibah kebakaran di Gedung Cyber 1 Jakarta Selatan menyebabkan pasokan listrik server pusat pengelolaan segala perlengkapan registrasi identitas (central equipment identity register/CEIR) belum normal.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
KOMPAS/SATRIO PANGARSO WISANGGENI
Petugas Damkar Pos Mampang Jakarta Selatan, Indra Asmara (42) dan Hafiz Ilham (38), di depan Gedung Cyber 1, Mampang, Jakarta Selatan, pasca-kebakaran yang menelan dua orang korban jiwa, Kamis (2/12/2021). Proses pemadaman api berlangsung sejak pukul 12.34 hingga pukul 15.26.
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan musibah kebakaran di Gedung Cyber 1, Jakarta Selatan, Kamis (2/12/2021), turut menyebabkan pusat data/server yang menjadi pusat pengelolaan segala perlengkapan registrasi identitas (central equipment identity register/CEIR) terganggu. Hal ini, sampai sekarang, mengganjal ke proses identifikasi dan verifikasi nomor identitas telepon seluler atau IMEI.
Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi, Jumat (3/12/2021), di Jakarta, menyebutkan, terdapat sejumlah jenis aktivitas terkait identifikasi dan verifikasi IMEI yang terganggu.
Pertama, proses registrasi IMEI pada perangkat ponsel, komputer genggam, dan sabak bawaan penumpang dan barang kiriman yang dilakukan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. Kedua, proses registrasi IMEI pada perangkat gawai milik tamu negara yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri.
Kemudian jenis ketiga, yaitu proses registrasi IMEI milik wisatawan asing. Keempat, penggantian kartu nomor telepon seluler yang biasa dilakukan oleh operator telekomunikasi seluler.
”Proses registrasi tanda pendaftaran produksi gawai di Kementerian Perindustrian dan proses aktivitas perangkat gawai baru di seluruh gerai penjualan elektronik juga turut terganggu,” ujar Dedy.
Dia menjelaskan, kebakaran di Gedung Cyber 1, Jakarta Selatan, tidak berdampak fisik ke server CEIR. Seluruh data CEIR juga masih tersimpan aman. Selama ini, penempatan server CEIR di sana dilakukan setelah melalui pertimbangan antara operator telekomunikasi seluler sebagai penyedia server CEIR dan Kemenperin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Karena kebakaran gedung, aliran listrik menuju server CEIR harus dimatikan. Dedy menceritakan, hingga sekarang, pengelola gedung masih melakukan pemeriksaan untuk memastikan ketersediaan dan keamanan aliran listrik yang tersedia.
”Pengelola gedung akan segera menyalakan kembali pasokan listrik segera setelah ada kepastian keamanan. Kami terus memantau proses pengerjaan pemulihan,” ujarnya.
Petugas membersihkan air dari lobi Gedung Cyber 1, Kuningan Barat, Mampang, Jakarta Selatan, pasca-kebakaran dan kepungan asap di lantai 2, Kamis (2/12/2021) siang.
Standar
Ketua Indonesia Data Center Provider (IDPRO) Hendra Suryakusuma, secara terpisah, menjelaskan, pembangunan fasilitas pusat data memiliki standar arsitektur, mekanikal, sistem pendingin, serta keamanan fisik dan siber. Kejadian yang masih kerap terjadi di Indonesia yaitu banyak gedung fasilitas pusat data tidak didesain sejak awal untuk kebutuhan pusat data. Misalnya, gedung perkantoran biasa ditransformasikan menjadi gedung fasilitas pusat data.
Dari sisi pemilihan lokasi, pembangunan fasilitas pusat data harus berada di tempat bukan patahan gempa, aman dari banjir, dan tidak bersebelahan dengan prasarana yang mudah terbakar.
”Peralatan pemadam kebakaran di fasilitas pusat data harus memakai fire pression yang mengeluarkan gas menarik oksigen sehingga tidak mencederai perangkat server. Standar-standar seperti itu sudah sesuai kaidah dan biasanya dinilai oleh The Uptime Institute. Kalau mengikuti kaidah, kasus force majeur bisa diminimalkan,” ujar Hendra.
Lebih jauh, setiap fasilitas pusat data, pengelola, dan pemilik data biasanya mempunyai fasilitas pusat data pemulihan. Dengan demikian, ketika fasilitas utama terganggu, data bisa langsung dialihkan fasilitas pemulihan.
Hendra menambahkan, setiap fasilitas pusat data biasanya memiliki asuransi, begitu pula dengan aset server. Ketika terjadi musibah atau kecelakaan, hal terpenting adalah keamanan aset data yang tersimpan di dalam server.
”Nilai aset data berbeda-beda. Kalau data transaksi keuangan, nilai asetnya besar. Belum lagi aset data layanan publik,” tuturnya.