Google Sediakan Beasiswa Pelatihan Teknologi Digital 2 Juta Dollar AS
Google melalui organisasi filantropinya Google.org mengumumkan memberikan beasiswa pelatihan teknologi digital kepada tenaga kerja di Indonesia. Total dana beasiswa yang disediakan sebesar dua juta dollar AS.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Google.org menyediakan beasiswa kompetensi teknologi informasi dengan total nilai 2 juta dollar AS atau sekitar Rp 28,4 miliar. Realisasi penyaluran beasiswa ini di Indonesia. Beasiswa tersebut akan dikelola oleh organisasi global yang khusus bergerak di bidang pelatihan teknologi digital, INCO Academy.
Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf, di sela-sela acara Google for Indonesia, Kamis (2/11/2021), di Jakarta, mengatakan, target penerima beasiswa adalah 10.000 orang pencari kerja. Google telah memiliki Google Information Technology Support Certificate atau sertifikat karier level profesional di Coursera, perusahaan teknologi yang menyediakan aneka layanan kursus atau pendidikan kompetensi.
Sebagai penerima dana hibah 2 juta dollar AS, INCO Academy akan bermitra dengan Yayasan Plan International Indonesia. Keduanya membentuk program INCO Academy-Work in Tech yang bisa diakses di Coursera. INCO Academy dan Yayasan Plan International Indonesia juga akan membantu peserta pelatihan hingga tuntas menyelesaikan kursus. Google.org juga akan membantu dengan cara memfasilitasi mereka terhubung dengan karyawan Google.
Menurut Randy, Google Information Technology Support Certificate bisa dipakai oleh tenaga kerja yang baru memulai karier sebagai analis, teknisi, administrator data, insinyur jaringan, dan spesialis teknologi informasi. Dia berharap, kompetensi-kompetensi teknologi informasi seperti itu bisa membantu mereka bersaing di era industri digital.
Dia menambahkan, riset McKinsey pernah memprediksi bahwa Indonesia akan kekurangan 9 juta tenaga kerja terampil di bidang teknologi digital sampai 2030. Hal ini sudah dirasakan oleh sejumlah anak muda yang kini susah memperoleh pekerjaan.
Google Information Technology Support Certificate bisa dipakai oleh tenaga kerja yang baru memulai karir sebagai analis, teknisi, administrator data, insinyur jaringan, dan spesialis teknologi informasi.
”Apabila kita ingin membangun ekonomi yang lebih inklusif dan terbuka bagi generasi muda, kami rasa sekarang merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi mengatasi kesenjangan keterampilan teknologi digital,” tuturnya.
Terkait pelatihan kompetensi teknologi informasi lainnya, Randy mengatakan bahwa Google akan membuka kembali program Bangkit untuk angkatan ketiga. Program ini hasil kemitraan Google dengan GoTo, Traveloka, dan 15 universitas.
Dia menyebutkan, sudah ada 490 lulusan program Bangkit angkatan-angkatan sebelumnya yang kini telah memperoleh pekerjaan. Jika ditotal, sudah ada lebih dari 2.500 orang mahasiswa mengikuti program pelatihan itu.
Kelas program Bangkit angkatan ketiga akan dimulai pada Februari 2022. Randy mengatakan terdapat 3.000 kuota. Mahasiswa yang mendaftar dan ikut pelatihan akan mendapat hingga 20 satuan kredit semester dan berpeluang menjadi satu dari 15 tim yang akan menerima pendanaan inkubasi untuk proyek akhir mereka.
President Google Asia Pacific Scott Beaumont yang hadir bersamaan, mengatakan, transformasi digital di Indonesia terus berjalan. Google ambil bagian dalam transformasi digital itu yang salah satunya melalui program Bangkit. Program ini juga mendapat dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Mahasiswa yang mendaftar dan ikut pelatihan akan mendapat hingga 20 satuan kredit semester dan berpeluang menjadi satu dari 15 tim yang akan menerima pendanaan inkubasi untuk proyek akhir mereka.
”Sebelum pandemi Covid-19, saya sempat berkunjung ke Yogyakarta dan menemukan anak-anak muda yang bergairah mempelajari serta berkecimpung di ilmu komputer ataupun kode pemrograman. Bagi mahasiswa yang tertarik memiliki kompetensi teknologi informasi bisa segera mendaftar di program Bangkit angkatan ketiga sejak sekarang,” ujarnya.
Infrastruktur digital
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi Covid-19 telah mentransformasikan perekonomian kepada kegiatan ekonomi yang mengandalkan infrastruktur digital. Para pelaku usaha dapat menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas produknya, mengakses permodalan, dan menembus pasar lebih besar.
Dia meyakini, transformasi digital merupakan kunci bagi pelaku usaha, terutama UMKM. Agar mereka memiliki potensi terus tumbuh lebih baik dari situasi pandemi atau pemulihan, pemerintah perlu berkolaborasi dengan swasta. Menurut dia, pemerintah telah berinvestasi ke infrastruktur digital dan telah ditingkatkan, tetapi tidak akan memadai jika swasta tidak turut terlibat.
”Saya menyambut baik program Google untuk memgembangkan talenta digital dan peningkatan konektivitas internet di Indonesia melalui Google Cloud Jakarta Region dan kabel bawah laut. Kami juga mengapresiasi Google yang ikut memberikan bantuan pendanaan kepada UMKM dengan menggandeng KIVA, sebuah organisasi nirlaba internasional, bekerja sama dengan berbagai mitra lokal termasuk Koperasi Mitra Dhuafa,” kata Sri Mulyani.