Penerbitan Nomor Induk Berusaha Lampaui Target, Kerja Pendampingan Belum Selesai
Dalam kurun empat bulan, program percepatan pembuatan nomor induk berusaha (NIB) menggapai 17.654 NIB, jauh di atas target 5.000 NIB. Namun, upaya mendampingi pelaku usaha mikro agar naik kelas belum selesai.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
KOMPAS/STEFANUS OSA
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki (kedua dari kiri) menyerahkan penghargaan kepada para mentor Garda Transfumi di Jakarta, Rabu (24/11/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Program percepatan pembuatan nomor induk berusaha atau NIB usaha mikro menghasilkan 17.654 NIB dalam kurun empat bulan. Capaian itu melebihi target 5.000 NIB, tetapi dinilai masih sedikit dibandingkan dengan jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang mencapai 99,6 persen dari 65 juta pelaku usaha.
Pencapaian itu diperoleh dengan sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik berbasis risiko (online single submission risk based approach/OSS-RBA) yang masih terus dibenahi oleh Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM).
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki saat penyerahan penghargaan ”Apresiasi Garda Transfumi (Transformasi Formal Usaha Mikro)”, di Jakarta, Rabu (24/11/2021), mengatakan, ”Untuk membantu usaha mikro naik kelas, ruangnya masih sangat terbuka. Jumlah sekitar 17.000 NIB itu sudah lumayan walaupun masih sedikit dibandingkan dengan jumlah UMKM secara keseluruhan di Indonesia.”
Pencapaian itu diperoleh dari kerja sama yang dibangun Kementerian Koperasi dan UKM Mercy Corps Indonesia melalui pembentukan Garda Transfumi. Kerja sama diawali dengan pembentukan lebih dari 200 sukarelawan Garda Transfumi di lima wilayah utama, yaitu Jadetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Garda Transfumi berperan mendampingi usaha mikro untuk menyediakan akses kemudahan usaha.
Garda Transfumi membantu mendorong percepatan transformasi informal ke formal usaha mikro dengan memberikan pendampingan dalam pembuatan NIB. Sukarelawan ini membantu mentoring bisnis digital melalui platform MicroMentor Indonesia.
Menurut Teten, langkah itu masih menghadapi tantangan besar. Yang paling penting, usaha mikro bukan sekadar mendapatkan NIB, melainkan bisa memiliki kemudahan akses permodalan dari perbankan atau lembaga keuangan lain. Selain itu, para mentor perlu mendorong agar pelaku usaha mikro dapat membuat rencana bisnis.
”Saat ini kami kesulitan. Banyak usaha mikro yang tidak memiliki rencana bisnis. Padahal, dengan ada rencana bisnis, pemerintah bisa terbantu dalam menyusun kebijakan bagi pelaku usaha mikro,” ujar Teten.
Teten juga menyayangkan tata kelola keuangan pelaku usaha mikro yang masih campur aduk antara keuangan pribadi atau keluarga dan keuangan usaha. Hal ini berakibat buruk karena begitu perbankan menganalisis manajemen keuangan pelaku usaha mikro, tentunya terkendala oleh aturan BI checking. Akibatnya, kucuran kredit ditolak karena pelaku usaha mikro masih terkendala pinjaman lain, seperti angsuran sepeda motor dan pinjaman lain.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya mengatakan, para pendamping Garda Transfumi berperan menjemput bola, mendampingi pelaku usaha mikro informal yang terkendala sulitnya mengajukan perizinan karena gagap teknologi dan informasi atau tidak terjangkau layanan perizinan berusaha.
KOMPAS/STEFANUS OSA
Menteri Kopersi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (24/11/2021), menantang para mentor Garda Transfumi untuk tidak sekedar membantu penerbitan nomor induk berusaha, tetapi juga mengajarkan pembuat rencana bisnis usaha mikro.
”Sebanyak 17.000-an usaha mikro itu sudah memperoleh NIB dari target kita yang sebetulnya hanya 5.000 NIB tahun ini, sesuai dengan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM. Target secara nasional sebetulnya sampai 5 juta (unit usaha). Tetapi, dengan sistem OSS-RBA yang masih perbaikan atau transisi sudah mencapai 3 jutaan,” ujar Eddy.
Apresiasi
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan apresiasi kepada para sukarelawan Garda Transfumi yang telah membantu mendampingi penerbitan perizinan berusaha bagi usaha mikro. BKPM optimistis, jumlah perizinan yang akan diterbitkan akan terus bertambah dan berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.
President Director Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati mengatakan, pihaknya menyambut baik sinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM dalam mendukung UMKM Indonesia untuk terus bertahan dan berkembang melalui transformasi digital di Sigap UMKM melalui Garda Transfumi.
”Melalui program MicroMentor Indonesia bersama Mastercard dan Mercy Corps Indonesia yang telah dimulai sejak 2019 lalu, kami berharap dapat terus mendorong pertumbuhan bisnis UMKM melalui pendampingan digital yang sejalan dengan purpose kami, Building a brighter future for all,” ujarnya.
Lauren mengatakan, sebetulnya target awal yang dilakukan perusahaannya menyasar kepada ibu-ibu rumah tangga. Pada 2014, ibu-ibu rumah tangga ini mulai dibidik agar mencapai tingkat kemandirian atau setidaknya dapat membantu perekonomian keluarga. Namun, sebelum pandemi Covid-19, pihaknya mulai berpartner dengan Mercy Corps Indonesia.
Kompas/Priyombodo
Produk mode dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jakarta dipamerkan di Jak Preneur Goes To Mall yang berlangsung di pusat perbelanjaan Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (12/11/2021).
Saat pandemi melanda Indonesia pada Maret 2020, platform itu sangat berguna dalam mendorong perekonomian masyarakat. Pendampingan yang semula ditargetkan menggapai 50.000 unit usaha pada 2022 ternyata mencapai 52.000 usaha mikro pada Oktober 2021.
Navin Jain, Country Manager Mastercard Indonesia, mengatakan, ”Mastercard sangat senang dapat mendukung rencana Pemulihan Ekonomi Nasional dan berkontribusi terhadap transformasi digital dengan target 30 juta UMKM pada 2024. Sejak 2019, kerja sama Mastercard dengan Mercy Corps Indonesia telah membantu 38.000 UMKM mendapatkan akses kepada para mentor dan ke perangkat-perangkat keamanan siber.”
Dalam peluncuran Transfumi untuk tahun 2022, apresiasi Grada Transfumi diberikan kepada Selly Nurbayan Farida dengan pencapaian mendampingi lebih dari 1.300 usaha mikro di Jawa Barat, disusul Adi Soemarna dengan pencapaian 1.000 usaha mikro di Jawa barat, serta Badrujaman dengan pencapaian lebih dari 600 usaha mikro. Kemudian, penghargaan juga diberikan kepada Siti Nur Mafthuhah selaku koordinator wilayah Jawa Barat yang telah membantu lebih dari 5.000 UMKM dan Ari Prabowo selaku koordinator wilayah Jawa Timur yang telah membantu lebih dari 4.000 UMKM.
Selain itu, penghargaan diberikan kepada Ari Prabowo (Jawa Timur) mewakili 16 Master Mentor yang berkomitmen menjangkau pendamping, disusul Neng Wiwin (Banten) mewakili dua mentor dengan Jangkauan Terluas, Naimatur Robiah (Kalimantan Selatan) mewakili dua Master Mentor Tergigih, Adi Sumarna (Jawa Barat) mewakili dua Mentor Terfavorit, dan Bagoes Akbar (Jawa Barat) mewakili 10 pendamping terbaik dengan Jangkauan UMKM Terluas.